Ciri-Ciri Penyakit Empedu

Empedu adalah cairan yang bentuknya seperti lender berwarna kuning kehijauan yang memiliki sifat sedikit alkali. Komponen utama cairan tersebut terdiri dari garam empedu, kolesterol, pigmen empedu, lecithin, lemak dan garam.

Zat lemak yang terdapat dalam kandungan tersebut merupakan zat yang paling penting karena dapat membantu pendorong pencernaan dan penyerapan. Kandung empedu tidak hanya menyimpan empedu namun juga menyimpan cadangan air dan elektrolit sementara dalam jangka waktu tertentu yang sifatnya terkonsentrasi.

Kandung empedu pada manusia terletak dibawah hati. Bentuknya sepeti buah pir panjang berukuran 7-10 cm dengan kapasitas 30-35 ml. Kandung empedu tersebut memiliki 3 lapisan pada struktur dindingnya, yaitu lapisan luar (serurosa), lapian otot tengah berserat dan lapisan terdalam mukosa.

Penyakit empedu yang paling banyak terjadi adalah batu empedu. Hal ini bisa terjadi jika terjadi infeksi kandung empedu. Gejalanya awalnya bisa berupa demam, mual dan muntah-muntah serta rasa nyeri pada saat menarik napas.rasa nyeri tersebut juga bisa terasa di bagian perut sebelah kanan dan terkadang menjalar hingga ke tulang belikat. Jika gejala tersebut diabaikan dan tidak cepat diobati maka akan terjadi pembungkusan kandung empedu yang kemungkinan akan menyebabkan pecahnya kandung empedu. Batu empedu ini akan menyumbat saluran empedu sehingga bukan tak mungkin akan menyebabkan infeksi saluran empedu. Jika dibiarkan hal ini akan memicu terjadinya penyakit kuning.

Pada kebanyakan penderita penyakit batu empedu, kebanyakan dari mereka tidak merasakan gejala apapun pada tahap awal terbentuknya penyakit batu empedu. Batu empedu dalam saluran kantung empedu jika dibiarkan akan terus tumbuh dan membesar. Tidak hanya itu, jumlahnya pun akan semakin banyak sehingga dapat menimbulkan rasa tak enak pada tubuh dan menimbulkan infeksi pada kandung empedu dan salurannya.

Batu empedu ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya:
1.    Faktor usia
2.    Kegemukan
3.    Efek samping dari penggunaan alat kontrasepsi
4.    Pola diet yang salah
5.    Faktor kehamilan
6.    Sering mengkonsumsi obat antibiotik