Pengertian Indikator Pembelajaran Menurut Para Ahli

Setiap memasuki bab baru dalam suatu materi pembelajaran, kita pasti akan dihadapkan pada indikator pembelajaran. Darwin Syah mendefisikan indikator pembelajaran sebagai tanda atau ciri siswa sudah mampu memenuhi kompetensi dasar yang ditetapkan. Jadi dalam mengajarkan suatu bab, guru diharapkan melakukan penilaian secara berkesinambungan untuk mengetahui apakah setiap siswa sudah mencapai indikator minimal. Salah satu pertimbangan dalam menentukan indikator tersebut adalah karakteristik dari mata pelajaran.

Pembelajaran bahasa memiliki indikator yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan yang ingin diukur. Seorang siswa yang hanya dituntut untuk mengerjakan soal pilihan ganda tidak akan memiliki pemikiran yang berkembang karena hanya terkotak-kotak pada opsi yang tersedia. Meskipun nilai yang didapatkan sudah memenuhi indikator, namun kemampuan lain tidak ikut terukur. Jadi diperlukan cara pengetesan yang lain contohnya dengan memberikan soal untuk menguji kecakapan siswa dalam menggunakan bahasa lisan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran bahasa diperlukan teknik penilaian yang beragam.

Pengertian Indikator Pembelajaran Menurut Para Ahli

Indikator tidak dibuat secara semabarangan tetapi ada pedoman untuk merancangnya sehingga kompetensi siswa bisa diketahui secara obyektif. Ketidaktepatan dalam merumuskan indikator akan menjadi kendala dalam menilai peserta didik. Setiap indikator pembelajaran harus terus dikembangkan dan direvisi agar sesuai dengan kurikulum terbaru dengan memperhatikan:

  • Tuntutan kompetensi peserta didik.
  • Karakter yang dimiliki siswa dan sekolah.
  • Potensi yang ingin dikembangkan.
  • Kebutuhan murid, lingkungan, dan masyarakat.

Pengajaran di dalam kelas tidak hanya berfokus pada pencapaian indikator tetapi juga seberapa banyak pengalaman belajar yang bisa didapatkan oleh para siswa. Beragam metode pembelajaran bisa diaplikasikan agar siswa tidak merasa jenuh dan lebih mudah dalam memahami materi. Guru tidak lagi menjadi pusat pembelajaran tetapi siswa yang memegang peranan utama dalam proses transfer ilmu. Guru diharapkan lebih bertindak sebagai fasilitator dalam kegiatan kelas. Setiap siswa dituntut untuk memenuhi indikator tersebut dengan cara yang sudah ditentukan oleh pengajar namun materi pembahasan bisa diperoleh dari luar kelas. Indikator pembelajaran yang baik meliputi ranah psikomotorik, kognitif, dan afektif.