Makalah tentang Bulan Ramadhan dan Keistimewaannya

Makna Ramadhan

Ramadhan berasal dari kata Al-Ramdhu, artinya ketika matahari sangat terik. Jama’ dari kata Ramadhan adalah Ramadhanat yang bermakna sangat terik. Ramadhan juga berarti membakar sesuatu. Hal tersebut sama dengan makna hadits yang menyatakan bahwa bulan ramadhan merupakan bulan pembakar dosa. Selain itu bulan ramadhan memiliki banyak nama-nama lain, diantaranya : Syahrullahi bulan Allah, Syahrul Shiyam bulan berpuasa, Syahrul Shabri bulan bersabar, Syahrul Najah bulan pembebasan dari api neraka, Syahrul Jud bulan memberi, Syahrul Fath bulan kemenangan dan beberapa lagi nama lainnya.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ramadhan sangat besar maknanya, sehingga rugilah seorang muslim bila tidak menggunakan kesempatan itu sebaik-baiknya. Apalagi ramadhan memiliki keutamaan di dalamnya. Sejalan dengan pendapat seorang penulis Warno Hamid bahwa : “Ramadhan merupakan satu-satunya bulan yang namanya di sebut dalam kitab suci Al-Qur’an dan bulan Ramadhan memiliki keutamaan-keutamaan yang tidak dimiliki oleh bulan lain”.[1]

Bulan ramadhan dikatakan bulan penuh maka, suci, penuh rahmat, penuh ampunan dan berkah. Bahkan ramadhan dijuluki sebagai : Penghulu segala bulan Dias Sayid A Asy- Syuhuur.

Meningkatkan Ibadah Umat Muslim

Dalam bulan ramadhan umat Islam telah melaksanakan ibadah-ibadah wajib pada bulan yang suci ini. Mulai dari puasa hingga zakat, serta menjaga diri dari hal-hal yang di larang agama. Maka diharapkan bulan yang penuh berkah ini dapat meningkatkan ibadah  umat muslim. Termasuk dalam memupuk ketaqwaan kepada Allah Swt. Sehingga terbentuklah manusia berakhlaq mulia yang menyatukan antara hati, lisan dan anggota badan dalam satu kesatuan yang utuh.

Seorang penulis berkata : “Orang yang berakhlak mulia lagi bertakwa ibarat bunga yang senantiasa menebarkan keharuman akhlaknya, ibarat mentari yang tiada bosan memancarkan sinar manfaat bagi manusia atau laksana air hujan yang dengannya kegersangan jiwa terobati”.[2]

Usaha meningkatkan ibadah biasanya dilakukan dari hal-hal kecil dan mudah kemudian hal-hal besar. Seperti menjaga diri dari hal-hal najis atau hadats yang bisa membatalkan pelaksanaan ibadah shalat, hingga melaksanakan ibadah shalat dengan penuh kekhusyu’an, semua usaha yang silakukan umat muslim dalam meningkatkan orang lain. Dan ini menjadi bekal di dunia menuju kehidupan kekal di akhirat.

Keutamaan Bulan Ramadhan

Ramadhan adalah bulan kebaikan dan barokah, Allah memberkatinya dengan keutamaan yang banyak. Sebagaimana yang dapat kami paparkan berikut ini :

Bulan Al-Qur’an

Allah Swt. Menurunkan al qur’an pada bulan ini, yang terdapat dalam firman Allah Swt. yang artinya : “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan  Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan pembeda (antara yang haq dan yang bathil). Karena itu, barang siapa diantara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, ….”.[3] karena Al Qur’an berisi tentang petunjuk yang membimbing umat muslim kepada yang lurus, maka bulan turunnya dipenuhi dengan kebaikan.

Di belengguhnya syetan, ditutupnya pintu-pintu neraka dan dibukanya pintu-pintu surga.

Pada bulan yang penuh berkah ini kejelekan di bumi menjadi sedikit, karena dibelengguh dan diikatnya jin – jin jahat dengan salasil (rantai) dan belengguh. Mereka tidak leluasa merusak dan menggoda manusia karena kaum muslimin sibuk dengan puasa. Juga karena bacaan Al Qur’an serta seluruh ibadah yang dilaksanakan dalam bulan Ramadhan untuk mengatur dan membersihkan jiwa. Maka dari itu dibukalah pintu-pintu syurga (HR. Muslim).[4] Serta ditutup pintu – pintu neraka dan dibelengguhlah syetan (HR. Bukhari dan Muslim).[5]

Malam Lailatul Qadr

Keutamaannya sangat besar, karena malam ini menyaksikan turunnya Al-qur’an Al-qarim. Sebagai pembimbing orang – orang yang berpegang dengannya ke jalan kemulyaan dan mengangkatnya ke derajat yang mulia dan abadi tingginya kedudukan Lailatul Qadr karena malam ini lebih baik dari seribu bulan Allah berfirman, yang artinya :

“Sesungguhnya kami menurunkan Al-Qur’an paa malam Lailatul Qadr. Tahukah engkau apakah malam Lailatul Qadr itu ? Malam Lailatul Qadr itu labih baik dari seribu bulan, pada malam itu turunlah malaikat – malaikat dan Jibril dengan izin Allah Tuhan mereka (untuk membawa) segala urusan, selamatlah malam itu hingga terbit fajar.”[6]

Dianjurkan bagi kaum muslimin agar bersemangat dalam dalam ketaatan kepada Allah swt. Pada malam ini, serta menghidupkan malam ini dengan penuh keimanan dan pengharapan pahala yang besar, jika (telah) berbuat demikian (makan) akan diampuni Allah Swt. Dosa-dosamnya yang telah lalu (HR. Bukhari dan Muslim).[7]

Allah mewajibkan puasa di bulan Ramadhan

Puasa Ramadhan teramsuk ibadah wajib yang merupakan rukun islam ke – 4. Allah memerintahkan atau mewajibkan orang-orang yang beriman untuk berpuasa selama sebulan penuh. Yaitu dibulan Ramadhan.

Hal ini sesuai dengan Sabda Rasulullah Saw. Yang artinya :

“Bulan ramadhan, bulan yang telah diwajibkan oleh Allah Swt. Berpuasa, dan saya mencontohkan kepadamu bangun shalat malamnya. Maka, barang siapa berpuasa dan mengerjakan shalat malam dengan sungguh-sungguh karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka akan keluar dosa-dosanya seperti baru dilahirkan dari rahim ibunya”. (HR. Ibnu Majah dan Baihaqi).[8]

Pintu – pintu langit di buka

Apabila bulan ramadhan tiba, maka pintu-pintu langit dibuka oleh Allah Swt. Mengenai hal itu, sesuai dengan pernyataan Rasulullah dalam sebuah hadits yang artinya :

“Dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw. Bersabda : Jika bulan ramadhan telah tiba, maka dibukalah pintu-pintu langit. Pintu-pintu Jahannam ditutup dan syetan-syetan dibelengguh”. (HR. Bukhari).[9]

Pelaksanaan Ibadah Di Bulan Ramadhan

Dalam bulan  Ramadhan kita diperintahkan untuk memperbanyak ibadah, baik yang wajib maupun yang sunnah. Utamanya ibadah – ibadah yang memang dikhususkan pelaksanaannya hanya dalam bulan Ramadhan. Seperti puasa 30 hari, sholat tarawih, zakat dan juga sahur. Pelaksanaan puasa di bulan ramadhan adalah wajib, tapi bagi yang memenuhi syarat untuk berfidyah, diberi kemudahan untuk menggantinya dengan fidyah. Allah berfirman yang artinya : “Dan orang-orang yang tidak mampu berpuasan hendaknya membanyar fidyah, dengan memberi makan seorang miskin”.[10] Atau boleh juga membayar dengan puasa pada bulan lain diluar ramadhan.

Mengenai shalat tarawih itu sunnat namun alangkah baiknya bila dilaksanakan karena banyak pahala yang akan didapatkan, apalagi jika di laksanakan pada sepertiga malam. Rasulullah Saw. Bersabda : “Tebarkanlah salam, berilah makanan, sambunglah tali rahim dan shalatlah di malam hari saat manusia sedang terlelap tidur, pasti kalian masuk surga dengan penuh kedamaian”(HR. At Tirmidzi).[11] Kemudian zakat wajib dilaksanakan, dikeluarkan sesuai dengan ukuran nisabnya dari orang dengan ketentuan yang berlaku. Sementara sahur juga termasuk sunnat dan mendapatkan hikmad serta berkah dari Allah Swt. Rasulullah Saw, bersabda : “Sesungguhnya makan sahur adalah barokah yang Allah berikan kepada kalian. Maka janganlah kalian tinggalkan” (HR. Nasai dan Ahmad).[12]

Ibadah yang tidak kalah penting lainnya adalah tadarrus Al-Qur’an dan berzikir mengingat Allah Swt. Begitu besar pahalanya bila tadarrus selesai 30 juzz dalam 1 bulan, apalagi jika berkali-kali habis 30 juzz dalam satu bulan. Serta tidak lupa untuk bersedekah, infaq, memberi bantuan pada orang – orang yang membutuhkan, yang berupa apa saja asalkan niat tulus dan ikhlas karena Allah Swt.

Manfaat Dan Pengaruh Ramadhan

Segala sesuatu yang kita lakukan di dunia ini haruslah mengandung mudharat atau manfaat, untuk menjadi tabungan amal sebagai bekal ke akhirat. Manfaat bulan yang suci ini sangat banyak, diantaranya untuk melatih diri kita beribadah agar terasa lebih dekat pada Allah Swt. Dan khususnya untuk memperbaiki diri. Manfaat lainnya adalah melatih diri untuk jujur, jujur pada orang lain, pada diri sendiri dan kepada Allah Swt. Karena segala sesuatu yang kita lakukan di awasi oleh Allah Swt. Rasulullah Saw. Bersabda : “Hendaklah kalian bersikap jujur, sesungguhnya kejujuran membawa kebaikan dan sesungguhnya kebaikan membawa kepada surga. Seseorang selalu jujur dan berupaya jujur hingga Allah Swt. Mencatat dirinya sebagai orang yang jujur”(HR. Muslim).[13]

Dibulan yang merupakan kesempatan besar untuk memperbaiki diri ini, sikap jujur besar pengaruhnya. Sebab orang yang jujur itu lurus lisan, hatinya bersih, khusyu’ dalam beribadah, serta terjaga dari sifat-sifat negatif. Begitupun dengan disiplin dan sabar, disiplin dalam menaati aturan – aturan dan larangan – larangan dalam berpuasa.  Serta sabar dalam menahan diri, emosi, nafsu dan segala godaan –godaan yang bisa membatalkan puasa. Maka seseorang yang jujur, disiplin dan sabar dalam bulan Ramadhan, Insya’ Allah akan begitu pula dalam kehidupan sehari-harinya di luar Ramadhan. Hingga akan terasa pengaruh positif dari ramadhan yang jujur, disiplin dan sabar. Ali bin Abi Thalib ra. Berkata mengenai manzilah sabar : “ Sesungguhnya kedudukan sabar dari iman ibarat kepala bagi badan”, kemudian dengan suara lantang beliau berseru, “Ketahuilah tidak ada keimanan bagi siapa yang tidak memiliki kesabaran”.(HR. Bukhari dan Muslim).[14]

Pengaruh utamanya adalah selama ramadhan kondisi bada di seimbangkan dengan pekerjaan yang tidak terlalu berat, agar ibadah puasa yang kita jalankan tidak terganggu. Sehingga menjadi pelajaran bagi diri agar senantiasa menyeimbangkan akhirat dengan dunia, yaitu tidak melupakan ibadah dengan sibuk mencari nafkah dalam mengejar dunia yang fana’ ini. Adapun manfaatnya adalah sebagai wahana untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah swt. Agar tercipta pribadi yang berakhlak mulia atau Insan muttaqin, sehingga dapat membawa islam kembali memimpin dunia.


[1] Drs. Warno Hamid, Hikmah Ramadhan dan Rahasia Lailatul Qadr (Surabaya, 1999), hal. 11

[2]Aktualisasi Nilai Taqwa Pasca Berlalunya Ramadhan”, Buletin Dakwah Al-Huda (Oktober, 2007), hal. 2

[3] Al Qur’an, surat Al-Baqarah  ayat 185.

[4] Sifat Puasa Nabi, terjemahan. Abdurrahman Mubarok Ata (Bogor, 2004),  hal. 38.

[5] Ibid.

[6] Al-Qur’an, Surat Al-Qadr ayat 1-5

[7] Sifat Puasa Nabi, op.cit.,hal. 171.

[8] Drs. Warno Hamid, op.cit, hal. 13

[9] Ibid., hal. 16.

[10] Al-Qur’an, surat Al Baqarah ayat 184

[11] “Menjemput Berkah Mulia”, Majalah Elfata, Ed., (September, 2007) hal. 34.

[12] Sifat Puasa Nabi, Op.cit., hal. 171

[13] “Puasa Ramadhan dan Makna Penting Kejujuran”, Majalah Suara Muhammadiyah. (September, 2007) hal. 31

[14]Aktualisasi Nilai Taqwa Pasca Berlalunya Ramadhan”, Loc.cit.

 

Salam