Dasar-Dasar Ilmu Tanah

BAB I

PENDAHULUAN

Ketergantungan manusia terhadap tanah telah ditegaskan Allah berfirman: “Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan (QS. Al-A’raf: 25)

Pemakaman fungsi tanah sebagai media tumbuh dimana sejak perdaban manusia mulai beralih dari manusia pengumpulan pangany tidak menetap menjadi manusia pemukiman yang mulai melakukan pemindahan  tanaman pangan/nonpangan ke areal dekat mereka tinggal. Berkembang pemahaman fungsi tanah sebagai penyedia nutrisi bagi tanaman sehingga produksi yang dicapai tanaman tergantung pada kemampunan tanah dalam penyediaan nutrisi ini (kesuburan tanah)

Pandangan revolusioner mengenai tanah dikembangkan oleh Dokuchaev di Rusia pada sekitar 1870, berdasarkan hasil pengamatannya.

1)      Perbedaan-perbedaan berbagai hasil tanah dan dijumpainya sebagai jenis tanah yang sama jika kondisinya relatif sama

2)      Masing-masing jenis tanah mempunyai morfologi yang khas sebagai konsekuensi keterpaduan pengaruh spesifik dari iklim, jasad hidup (tanaman dan ternak) bahan induk, topografi dan umur tanah

3)      Tanah merupakan hasil evolusi alam yang bersifat dinamis sepanjang masa tanah adalah “bahan mineral yang tidak padat (unconsolidated) terletak di permukaan bumi, yang telah  dan akan tetap mengalami perlakuan  dan dipengaruhi oleh faktor-faktor genetik dan lingkungan yang meliputi bahan induk, iklim (termasuk kelembaban dan suhu), organisme (makro dan mikro) dan topografi pada suatu priode waktu tertentu” satu penciri beda utama adalah tanaH ini secara fisik, kimiawi, dna biologis, serta ciri-ciri lainnya

Tanah pada masa kini sebagai media tumbuh tanaman didefenisi sebagai:

“Lapisan permukaan bumi  yang secara  fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan penyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atua nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti NPK Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl, dan lain-lain). Secara biologis berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman”, ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomas dan produksi baik tanaman pangan, obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan.

BAB II

PEMBAHASAN

PROFIL TANAH

Profil tanah secara  vertikal  tanah berdifferensiasi membentuk horizon-horizon (lapisan-lapisan) yang berbeda-beda baik dalam morfologis seperti ketebalan dan warnanya, maupun karakteristik fisik, kimiawi, (1) bahan induk asalnya maupun (2) bahan-bahan eksternal, berupa bahan organik sia-sia biota yang hidup di atasnya dan mineral non bahan induk yang berasal dari letusan gunung api, atau yang terbawa oleh aliran air profil tanah merupakan irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas hingga kebatuan induk tanah (regolit), yang biasanya terdiri dari horizon-horizon O-A-E-B-C-R. empat lapisan teratas yang masih di pengaruhi cuaca disebut slum tanah, horizon O-A disebut lapisan atas dan horizon E-B di sebut lapisan tanah bawah. Kesuburan tanah biasanya mengaku kepada ketersediaan hara pada lapisan setebal  ini, yang biasanya mengacu kepada ketersediaan hara pada lapisan setebal ini, yang biasanya di sebut sebagai lapisan olah.

Kegunaan langsung dari pengamatan profil tanah antara lain:

1)      Kedalaman lapisan oleh atau solum tanah yang merupakan indikator potensi kedalaman akar tanaman untuk berpentrasi, makin dangkal berarti makin tipis sitem perakarannya sehingga makin besar bobot atau tinggi tanaman akan makin mudah makin tumbuh tanaman untuk tumbang.

2)      Kelengkapan atau difrensiasi horizon pada profil tanah merupakan indikator umur tanah atau proses-proses pembentukan (genesis) yang telah dilaluinya, makin lengkap berdifrensiasi horizon-horizon tanah berarti makin tua umur tanah, namun kelengkapan umur tanah, namun kelengkapan atau diferensiasi horizon ini akan makin berkurang atau makin baur apabila tanah mengalami erosi.

3)      Warna tanah merupakan indikator sifat kimiawi tanah.

Pedon dan Polipedon

Tanah tidak lagi diartikan sebagai pengertian secara vertikal dan horizontal, beserta ekosistemnya. Tanah dalam arti luas ini lebih tepat disebut lahan. Sereal tanah yang mempunyai karakter dan ciri yang relatif homogen disebut pedon, satu pedon mempunyai areal seluas 1-10 m2 tergantung variabilitas tanahnya. Suatu kawasan yang mempunyai banyak pedon yang berbeda disebut polipedon (pengganti  istilah individu tanah), sehingga suatu bentang lahan merupakan kumpulan dari suatu atau beberapa polipedon berbeda “tanah” dan “non tanah”. Konsep ini menurut Jhonson (cit. Darmawijaya, 1990). Memenuhi sebagian besar persyaratan satuan tanah dasar yang ideal, lain; 1) dapat di amati, diukur, dan lengkap,  2) bebas dari semua sistem taksonomi, 3) dibatasi oleh batas-batas alam yang jelas 4) cakupan areal pangkajian yang memberikan kelulusan, 5) definisi yang tepat. Namun untuk mendapatkan konfigurasi permukaan tanah atau karakteristik suatu seri tanah yang normal, luasan pedon masih terlalu kecil. Simonson (1986 cit Darmawijaya) mengusulka istilah polipedan untuk menghubungkan pedon dan sistem tasonomi tanah.

Komponen Tanah.

Tanah mineral yang dapat berfungsi sebagai  media tumbuh ideal secara ideal material tersusun oleh 4 komponen yaitu bahan padatan (mineral dan bahan organik), air dan udara, berdasarkan volumenya, maka tanah secara terata terdiri dari (1) 50% padatan, berupa 45% bahan mineral dan % bahan organik, dan (2) 30% ruang pori, berisi 25% ah dan 25% udara.

Secara alamiah proporsi komponen-komponen tanah sangat tergantung pada

1)      Ukuran partikel penyusun tanah makin halus berarti makin padat tanah, sehingga ruang  porinya juga akan menyempit, sebaliknya jika makin kasar

2)      Sumber bahan organik tanah, tanah bervegetasi akan mempunyai proposi bot tinggi, sebaliknya pada tanah gundul (tanah vegetasi)

3)      Iklim terutama curah hujan dan temperatur, saat hujan dan eksporasi (penguapan) rendah proposi air meningkat (dan proposi udara menurun), sebalik pada saat tidak hujan dan evaporasi tinggi

4)      Sumber air, tanah yang berdekatan dengan sungai dan sungai akan lebih banyak mengandung air ketimbang yang jauh dari sungai

Fungsi Utama Tanah Sebagai Media Tumbuh

Bahan organik dan mineral tanah terutama berfungsi sebagai gudang dan penyuplai  hara bagi tetanaman dan biota tanah. Bahan mineral melalui bentuk partikel-partikelnya merupakan penyusun ruang pori tanah yang tidak saja berfungsi sebagai gudang udara dan air, tetapi juga sebagai ruang untuk berpenetrasi makin sedikit ruang pori ini akan makin tidak berkembang sistem perakaran tanaman. Bahan organik merupakan sumber energi, karbon dan hara bagi biota heterotrofik (pengguna senyawa organik), sehingga BOT (bahan organik tanah)  akan sangat menentukan populasi da aktivitasnya dalam membebaskan hara-hara tersedia yang dikandung BOT. makna terpenting dari makin berkembang sistem perakaran ini adalah makin banyak hara dan air yang diserap tanaman, sehingga makin terjamin kebutuhannya selama proses pertumbuhan dan produksinya dan akhirnya makin produktif suatu areal lahan.

Pembentukan dan Perkembangan Tanah

(+) Bahan induk tanah dan proses pelapukan

Pelapukan merupakan proses  alamiah akibat bekerjanya gaya-gaya alam baik secara fisik maupun kimiawi yang menyebabkan terjadinya pembelahan-belahan penyusunannya menjadi material lepas (regolit) dipermukaan bumi.

Kecepatan proses pelapukan bebatuan dapat dikondisikan oleh jenis dan komposisi mineral/senyawa kimiawi penyusunnya:

  • Batuan sediment umumnya tidak melapuk secepat batuan beku maupun batuan peralihan  dan batu pasir lebih resisten ketimbang batu kapur
  • Batuan yang komposisi mineral lebih kompleks akan melapuk lebih mudah ketimbang yang lebih sederhana, karena dengan demikian kompleksnya komposisi akan makin variatif pori-pori  antara molekul yang terbentuk dan makin  tidak rata permukaannya, sehingga makin  mudah mengalami proses pelapukan
  • Batuan lebih cepat  lapuk ketimbang batuan asam karena terkait  lebih  sedikitnya senyawa lain yang mudah lapuk

Ada dua mekanisme  yaitu pelapukan fisik dan pelapukan kimiawi pelapukan fisik proses pelapukan fisik yang dipicu air dapat terjadi lewat beberapa mekanisme

1)      Pada bebatuan  yang telah retak, air masuk ke celah-celahnya kemudian membeku, pembekuan ini menyebabkan membesarnya rekahan-rekahan tersebut. Hidrathermal berupa siklus beku-cairnya air yang silih berganti ini, bebatuan menjadi pecah-hancur

2)      Hantaman butir-butir hujan dan aliran air/es menyebabkan terjadinya pengikisan dan retaknya bebatuan. Menghasilkan partikel-partikel halis yang terangkat ketempat-tempat rendah

3)      Pelapukan kimiawi

Solubilitasi, hidratasi, hidriolisis, aksidasim reduksi, karbinatasi, dan asidifikasi

Faktor dan Proses Pembentukan Tanah

Tanah di kelompok menjadi dua golongan yaitu

–          Tanah endodinamorf, yaitu tanah yang mempunyai sifat-sifat terutama kimiawinya yang identik dengan bahan induknya atau terbentuk dari bahan indukresidual contohnya lithosol, yang terdapat di India, berwarna kuning andosol di dataran tinggi Indonesia dan Filipina, grumodol di pulau jawa, organosol (tanah gambut) di Jambi Riau, Kalimantas dan Papua

–          Tanah ektodinamomorf, yang mempunyai sifat-sifat tidak identik dengan bahan induknya, contoh tanah golongan ini adalah menjadi 2 golongan yaitu:

1)      Faktor tergantung geografi, meliputi bahan induk, iklim, aktivitas biologis dan relatif

2)      Faktor tergantung fisiografis dan geologis bentang lahan, yaitu waktu itu umur perkembangan

Joffe memilahkan pula dia faktor tersebut

1)      Faktor passif, yaitu faktor-faktor yang menjadi sumber massa tanah  dan kondisi saat proses pembentukan tanah berlangsung meliputi bahan induk, topografi (relief) dan waktu

2)      Faktor aktif, yaitu faktor-faktor yang menghasilkan energi untuk pelaksanaan proses pelapukan terhadap massa dan kondisi tersebut yaitu biosfer (jasad hidup dan aktivitasnya) dan iklim (atmosfer dan hiodrosfer)

Menurut Hardjowigeno (1993) perubahan sifat-sifat tanah yang hanya disebabkan masing-masing faktor pembentukan tanah yaitu:

a)      Klimatosekuen, jika hanya dipengaruhi oleh perbedaan iklim

b)     Biosekuen, jika hanya oleh perbedaan aktivitas jasad hidup

c)      Toposekuen, jika hanya oleh perbedaan  topografi

d)     Lithusekuen, jika hanya perbedaan jenis bahan induk dan

e)      Khronosekuen, jika hanya oleh perbedaan faktor umur

Proses Diferensiasi Horizon

Proses diferensiasi (perkembangan) horizon-horizon dalam satu fosil tanah melibatkan  4 proses utama yaitu: penambahan, kehilangan, transformasi, dan translokasi bahan-bahan atau komponen-komponen tanah. Karakter horizon-horizon tanah mengalami proses diferensiasi minimal 5 mekanisme keseimbangan yaitu

1)      Suplai  air hujan yang masuk kedalam tanah dengan air yang hilang melalui evapotranpirasi, yang menghasilkan kelembaban tanah.

2)      Suplai O2 dan CO2 dari atmosfir, dan bahan organik dari aktivitas biologis dengan pelepasan CO2 dari proses dekomposisi bahan organik secara biologis

3)      Pertukaran tanah antara bahan-bahan sediment dalam aliran air permukaan  dengan bahan-bahan yang terangkut oleh erosi

4)      Intensitas energi matahari yang masuk ke dalam tanah dengan kehilangan energi melalui radiasi

BAB III

PENUTUP

Tanah sebagai media tumbuh di mulai sejak peradaban manusia mulai beralih dari manusia pengumpulan pangan yang tidak menetap menjadi manusia pemukiman yang mulai melakukan pemindahan tanaman pangan/nonpangan ke areal dekat mereka tinggal berkembang pemahaman fungsi tanah sebagai penyedia nutrisi bagi tanaman sehingga produksi yang di capai tanaman tergantung pada kemampuan tanah dalam penyediaan nutrisi ini.

Olehnya itu yang harus kita perhatikan dan pahami dalam ilmu tanah, adalah sejarah perkembangan dan pengertian tanah sebagai media tumbuh, profil tanah dan kegunaannya, pedon, pelipedon, dan bentang lahan serta sistem satuan lahan, komponen penyusun tanah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, fungsi utama tanah sebagai media tumbuh dan urgensi manajemen lahan di kaitkan dengan daya dukungnya sebagai satuan benda alam dan ekosistem tatkala kesemuanya kita internalisasikan donam kehidupan beragararis maka akan terciptalah tanah yang subur

DAFTAR PUSTAKA

Dasar-dasar ilmu tanah. Dr. Ir. Kemas, Ali, Hanifiah, M.Si. PT. Rajagrafindo Persada. 2005. 0793 Raj.