Contoh Skala Simentis & Rating pada Instrumen Penelitian

Sebelumnya kita telah melihat Skala Thurstone dan Guttman pada instrumen penelitian, selanjutnya kita akan melihat secara detail mengenai skala simentis dan rating yang juga digunakan untuk instrumen penelitian.


Skala Simentis

Cara lain untuk mengukur sikap adalah dengan menggunakan teknik pembeda simentis atau sering pula disebut sebagai Semantic Differential Technique. Skala ini dikembangkan oleh Osgood dan kawan-kawan pada tahun 1957. Mereka mendasarkan pada teknik pengukuran skala dengan asumsi bahwa objek atau seseorang mempunyai dua tipe makna pembeda yang dapat dirunut secara terpisah, yaitu denotative dan connotative.

Denotative dapat diartikan sebagai makna yang disebutkan dalam kamus dengan mengartikan menurut arti kata. Sebagai contoh, misalnya responden merupakan subjek atau objek penelitian yang harus menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.


Connotative dapat diartikan sebagai makna asosiatif atau sesuatu yang sering disebut karena mempunyai arti yang mendekati sama. Seseorang juga dapat menyebutkan dua arti di atas dengan cara lain, misalnya denotatif berarti lebih tertuju kepada objek dari arti konotatif. Dalam penelitian seorang peneliti dimungkinkan bahwa mengukur makna konotatif suatu benda dengan tidak langsung menanyakan pada individual, tetapi mereka menggunakan cara mererata objek atau subjek dengan menggunakan sejumlah karakter bipolar. Makna suatu objek untuk seseorang merupakan pattern dari rerata dia pada skala sifat bipolar.
Osgood dkk., mendapatkan bahwa melalui studi analisis faktor, ada tiga kelompok sifat penting dalam menggambarkan objek, yaitu evaluatif, potensi, dan aktivitas.
1. Kelompok pertama adalah kelompok evaluatif yang pada umumnya terdiri atas karakteristik penting yang merefleksikan sesuatu objek, seperti misalnya bagus – jelek, atau bernilai – tak berharga atau murah.
2. Kelompok kedua adalah sifat yang menuju pada potensi subjek atau objek yang di antaranya mencakup karakteristik, seperti misalnya, kuat – Iemah, berat – ringan.
3. Kelompok yang terakhir adalah merupakan sifat aktivitas suatu objek atau subjek yang menggambarkan kegiatan seperti misalnya: aktif-pasif, cepat¬lambat.

Di antara ketiga kluster sifat tersebut, dimensi evaluatif adalah paling penting karena dimensi tersebut paling dianggap dapat merefleksikan pengukuran sikap yang signifikan (Arry dkk., 1985:202).

Skala sikap dengan menggunakan skala simentis ini dikonstruksi dengan memilih kata-kata sifat yang berpasangan untuk menggambarkan dimensi evaluatif. Pasangan kata-kata sifat tersebut kemudian ditampilkan dengan tujuh skala kategori jawaban. Dalam hal ini responden diarahkan untuk memberikan tanda cross (x) dalam salah satu dari tujuh spasi yang menggambarkan keadaan paling tepat dengan sifat pilihan responden. Sebagai contoh dalam kasus ini, seandainya seorang peneliti ingin mengukur sikap para siswa sekolah SMK terhadap lembaga sekolah mereka.

Sekolah
Jelek – – – – – – – – – – – Baik
Aktif – – – – – – – – – – – Pasif
Tajam – – – – – – – – – – – Tumpul
Senang – – – – – – – – – – – Sedih
Sulit – – – – – – – – – – – Mudah
Berat – – – – – – – – – – – Ringan
Lemah – – – – – – – – – – – Kuat
Cepat – – – – – – – – – – – Lambat

Pada gambar ini, pasangan kata sifat dibuat secara sistematis, sehingga dapat menghindari respons yang cenderung ke satu arah. Pada satu sisi tidak harus dimulai dari yang positif. Peneliti juga dapat membuat instrumen dengan mulai dari yang negatif. Pada kedua ujung secara sengaja dibuat tidak beraturan agar tidak membentuk pola jawaban ke satu arah saja.

Para responden kemudian didorong untuk membaca tiap-tiap item dan menjawab atas dasar substansi bukan atas dasar preferensi atau kesenangan. Rerata atas semua item yang merupakan total posisi 1-7 menunjukkan total skor individual.

Contoh Skala Rating


Skala rating pada umumnya melibatkan penilaian tingkah laku atau performa seseorang yang hendak diteliti. Dalam skala rating ini, seolah-olah penilai diminta oleh peneliti untuk menempatkar. seseorang yang dinilai pada beberapa titik yang telah disusun secara berurutan atau dalam kategori yang menggambarkan tingkah laku seseorang tersebut. Pada skala rating ini, penilai atau rater diasumsikan bahwa mereka adalah orang-orang yang mengetahui benar tentang tingkah laku individual tersebut.
Skala rating telah banyak digunakan dalam penelitian di beberapa bidang ilmu seperti pendidikan, psikologi, atau bidang profesi terutama yang berkaitan dengan tingkah laku seseorang maupun kelompok.

Ada beberapa tipe skala rating yang banyak digunakan sebagai skala pengukuran dalam penelitian. Mereka dapat dikelompokkan sebagai skala rating individual dan skala rating kelompok. Pada skala rating individual maka penilai dalam mengambil keputusan terhadap subjek yang dinilai, dilakukan dengan tanpa membandingkan dengan orang lain. Skala rating dikatakan sebagai skala rating kelompok, jika seorang penilai memberikan keputusan penilaian terhadap subjek yang diteliti diberikan setelah membandingkan individu tersebut dengan orang lain yang tergolong dalam kelompoknya.

Dilihat dari cara menggambarkannya, skala rating juga dapat dibedakan menjadi skala grafik dan skala kategori.

Skala grafik, yaitu skala rating yang memberikan kesempatan kepada para penilai dengan secara mudah memberikan tanda check (v) pada titik-titik yang tepat pada garis horizontal yang menunjukkan tentang tingkah laku.

Skala Rating secara Grafik

Dengan skala rating grafik ini, penilai dapat memberikan tanda check (v) pada garis yang diasumsikan kontinu.

Tipe kedua skala rating adalah skala kategori, yaitu jenis skala rating yang di dalamnya terdiri atas beberapa kategori yang telah diatur dalam seri yang berurutan. Bentuk skala kategori 5 sampai 7 adalah skala rating yang paling banyak digunakan dalam penelitian pendidikan.

Para peneliti dalam hal ini dapat mengambil satu kategori yang menggambarkan tingkah laku terbaik yang menggambarkan tingkat kreativitas seseorang yang dinilai. Misalkan peneliti hendak melakukan penilaian kreativitas seorang siswa. Item kategorinya mungkin dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan.

Untuk item pertanyaan, sebagai contohnya adalah seperti berikut. Bagaimanakah kreativitas siswa dalam proses belajar di kelas? (Pilih salah satu dari kategori yang tersedia)

– Sangat kreatif
– Kreatif
– Tidak kreatif
– Sangat tidak kreatif

Jika item kategorinya adalah pernyataan, maka bentuk item kategori dapat seperti berikut.

Kreativitas siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di kelas dapat dikelompokkan sebagai siswa,

– sangat kreatif,
– kreatif,
– tidak kreatif,
– sangat tidak kreatif.

Yang perlu diperhatikan bagi seorang peneliti dalam menggunakan skala grafik maupun skala kategori adalah penilai atau rater dalam membuat keputusan tersebut tanpa membandingkan antara siswa satu dengan siswa lain dalam kelompoknya. Kecuali jika skala rating tersebut adalah skala rating komparatif. Maka penilai dalam membuat keputusan terhadap siswa yang menjadi subjek perlu lebih dahulu membandingkan antara siswa satu dengan siswa lain dalam kelompoknya.

Agar mencapai tujuan rater yang baik maka perlu sekali bagi seorang penilai untuk dapat memberikan instruksi secara jelas, sehingga penilai dapat menempatkan posisi seseorang yang dinilai sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Sumber : Sukardi, Ph.D., Metodologi Penelitian Pendidikan