Pengertian Kesulitan Belajar Matematika & Cara Diagnosis

Mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diikuti atau dipelajari siswa di sekolah. Mata pelajaran ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam berhitung, berpikir, atau berkaitan dengan aspek kuantitatif.

Johnson (Abdurrahman, 1999: 252) mengemukakan matematika adalah “bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan. Sedangkan fungsi teoritis adalah untuk memudahkan berpikir seseorang”.

Pengertian Kesulitan Belajar Matematika & Cara Diagnosis

Pernyataan yang sama dikemukakan oleh Lerner (Abdurrahman, 1999: 252) bahwa “matematika adalah bahasa simbolis sekaligus bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat, dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas”.

Berdasarkan kedua pendapat diatas, jelas bahwa matematika juga merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang kuantitas atau berhitung.

Berbagai alasan sehingga mata pelajaran matematika diajarkan di sekolah mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Hal ini sesuai pendapat Cornelius (Abdurrahman, 1999: 253) bahwa ada lima alasan sehingga matematika diajarkan di sekolah yaitu:

  1. Sarana berpikir yang jelas dan logis.
  2. Sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari.
  3. Sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman.
  4. Sarana untuk mengembangkan kreativitas.
  5. Sarana peningkatan kesadaran terhadap perkembangan budaya.

Cockroft (Abdurrahman, 1999: 253) memberikan enam alasan sehingga matematika diajarkan di sekolah yaitu:

  1. Selalu digunakan dalam segi kehidupan.
  2. Semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai.
  3. Merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas.
  4. Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara.
  5. Meningkatkan kemampuan dalam berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan, serta
  6. Memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.

 Berdasarkan pendapat diatas, maka matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada jenjang pendidikan dasar sampai perguruan tinggi memang merupakan salah satu mata pelajaran yang teramat penting dalam mengembangkan kemampuan berpikir siswa secara kualitatif.

Matematika suatu bidang ilmu, berbeda dengan  ilmu-ilmu lainnya, baik dari segi obyek maupun pencarian kebenarannya. Matematika adalah ilmu yang bersifat deduktif. Semua hasil penalaran deduktif berupa generalisasi adalah akibat logis dari alasan-alasan yang bersifat umum menjadi khusus. Karena itu, dalam matematika tidak dapat menerima generalisasi yang diperoleh melalui penalaran deduktif sehingga mempelajari materi matematika tidak cukup hanya dengan membacanya tetapi perlu pemahaman.

Secara umum kesulitan belajar matematika yang dialami siswa disebabkan karena kurangnya pemahaman bahas dan simbol-simbol, tidak dapat menerapkan rumus-rumus serta kurang memahami arti dan ide yang disimbolkan. Padahal membahas matematika adalah simbol yang padat, ketat, akurat, abstrak, dan penuh arti.

Dalam penelitian ini, peneliti mengkaji kesulitan-kesulitan belajar matematika yang dibagi atas tiga kategori yaitu: kesulitan konsep, kesulitan prinsip, dan kesulitan skill (keterampilan).

a.    Kesulitan konsep

Mempelajari konsep merupakan hal yang utama dalam pendidikan. Menurut Dahar (Sunarti, 1998: 15): “konsep-konsep merupakan batu bangunan (building blocks). Konsep-konsep merupakan dasar bagi proses mental yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi untuk memecahkan masalah. Seorang siswa harus mengetahui aturan-aturan itu didasarkan pada konsep-konsep yang diperolehnya”.

Menurut Rosser (Sunarti, 1998 : 10) bahwa “konsep adalah suatu abstraksi yang memiliki suatu objek-objek, kejadian-kejadian, atau hubungan yang mempunyai atribut yang sama”. Sedangkan Hudoyo (1990: 3) mengatakan bahwa “konsep adalah suatu ide gagasan yang diberikan dengan memandang sifat-sifat yang sama dari sekumpulan contoh yang cocok”.

Konsep pada hakikatnya menunjuk pada pemahaman dasar. Siswa mengembangkan suatu konsep ketika mereka mampu mengklasifikasikan atau mengelompokkan  benda-benda atau ketika mereka dapat mengasosiasikan suatu nama dengan kelompok benda tertentu.

Contoh:

  1. Anak mengenal konsep segitiga sebagai suatu bidang yang dikelilingi oleh tiga garis lurus. Pemahaman anak tentang konsep segitiga dapat dilihat pada saat anak mampu membedakan berbagai bentuk geometri lain dari segitiga.
  2. Ketika anak menghitung perkalian 2 x 10 = 20, 3 x 10 = 30 dan 4 x 10 = 40, anak memahami konsep perkalian 10.

Siswa dikatakan mengalami kesulitan konsep, jika siswa tersebut tidak dapat menemukan rumus-rumus dan menggunakannya dalam situasi tertentu.

b.    Kesulitan prinsip

Prinsip matematika sering juga disebut asas sebagai obyek yang menyatakan hubungan dari dua obyek. Obyek itu dihubungkan dapat berupa fakta, konsep operasi atau asas yang lain.

Kesulitan prinsip dalam mengerjakan soal matematika khususnya sering juga disebut kesulitan dalam menjalankan rumus-rumus atau menggunakan yang telah ada. Hal ini penting mengingat dalam mempelajari dan mengerjakan sola-soal matematika menggunakan rumus sangat diperlukan.

c.    Kesulitan skill

Skill (keterampilan) dalam matematika adalah operasi dan prosedur, pengerjaan dan langkah-langkah pekerjaan dalam menyelesaikan suatu soal.

Kesulitan keterampilan untuk mengoperasikan bilangan biasanya terjadi pada siswa yang berkemampuan lemah sehingga mengalami kesulitan dan kurang terampil dalam mengoperasikan bilangan. Hal ini terjadi disebabkan karena dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dasar ternyata siswa tidak menguasai materi yang telah diberikan. Ketidakmampuan dalam operasi bilangan dan perhitungan yang tidak tepat, maka akan menghasilkan jawaban yang salah.

Contoh: proses menggunakan operasi dasar dalam penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian adalah suatu jenis keterampilan matematika. Suatu keterampilan dapat dilihat dari kinerja anak secara baik, secara cepat atau lambat, dan secara mudah atau sangat sukar. Keterampilan cenderung berkembang dan dapat ditingkatkan melalui latihan.

Bagi siswa di sekolah, baik yang berkesulitan belajar matematika maupun tidak berkesulitan matematika tentu bukanlah soal yang mudah dalam menyelesaikan setiap soal matematika. Hal ini disebabkan karena kemampuan dalam menganalisa soal-soal matematika sangat diperlukan, kemampuan dalam berlatih menyelesaikan soal-soal matematika.

Baca juga tentang Kesulitan Belajar dan Cara Mengatasinya