Pengertian Hasil Belajar Menurut Para Ahli

Setiap akhir progam pembelajaran, siswa pasti akan mendapatkan hasil belajar. Menurut Dimyati dan Mujiono, hasil belajar merupakai pencapaian siswa dalam bentuk skor atau angka yang didapatkan dari tes yang telah dilalui. Hasil ini biasanya akan dituangkan dalam bentuk rapor atau sertifikat jika kegiatan belajar dilakukan dalam bentuk kursus. Cara untuk mendapatkan skor juga sangat beragam namun umumnya, ada 3 jenis tes yang umum dilaksanakan oleh suatu sekolah yaitu tes harian, tengah semester, dan akhir semester.

Guru bisa mengadakan tes harian setelah mengajarkan satu atau beberapa bab. Tes ini akan lebih efektif jika dilakukan tanpa pemberitahuan kepada siswa sebelumnya agar para pendidik bisa mengetahui apakah siswa benar-benar belajar di rumah. Nilai yang didapatkan mungkin tidak akan sebaik skor yang didapatkan melalui tes terjadwal namun tetap mampu menjadi salah satu komponen penilaian yang akuntabel dan valid. Tes yang tidak terjadwal juga akan memacu siswa untuk belajar setiap hari meskipun tidak ada pengumuman tes dari guru.

Pengertian Hasil Belajar Menurut Para Ahli

Tujuan dari diadakannya penilaian tidak hanya untuk mendapatkan hasil belajar selama mengikuti pembelajaran tetapi juga untuk:

  • Melakukan pemeringkatan prestasi belajar siswa.
  • Menyeleksi siswa apakah masuk dalam kategori tertentu atau tidak.
  • Mengetahui kompetensi yang berhasil dikuasai siswa.
  • Membantu siswa untuk menentukan program pembelajaran yang sesuai.
  • Mengidentifikasi kesulitan belajar yang dialami siswa di kelas.
  • Memprediksi keberhasilan siswa jika mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Hasil belajar yang didapatkan akan berbeda-beda sehingga guru harus memahami kekurangan setiap siswa. Ada yang mudah menyerap materi pembelajaran namun ada juga yang membutuhkan pengulangan untuk menguatkan konsep dan pemahaman. Siswa yang kurang mampu mengikuti pembelajaran sebaiknya mendapatkan bimbingan khusus agar tidak tertinggal dari teman-temannya. Kepercayaan diri yang rendah juga menjadi masalah tersendiri bagi siswa dengan nilai yang buruk sehingga tenaga pendidik harus memotivasi mereka untuk meningkatkan prestasinya. Jadi, peran guru tidak hanya sebagai pendidik dan penilai tetapi juga motivator khususnya bagi murid yang memiliki pencapaian rendah.