Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas

Formulasi Solusi Dalam Bentuk Hipotesis Tindakan

Pengertian hipotesis tindakan hendaklah dipahami sebagai suatu dugaan yang bakal terjadi jika suatu tindakan dilakukan. bentuk umum hipotesis tindakan berbeda dengan hipotesis konvensional. Jika hipotesis konvensional menyatakan adanya hubungan antara dua variabel atau menyatakan adanya perbedaan antara dua kelompok atau lebih, hipotesis tindakan tidak menyatakan demikian, tetapi menyatakan “jika kita melakukan tindakan ini, kita percaya tindakan kita akan merupakan suatu pemecahan masalah yang kita teliti”.

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam merumuskan hipotesis tindakan kelas yaitu:

  1. Rumusan alternatif-alternatif tindakan untuk pemecahan masalah berdasarkan hasil kajian.
  2. Kaji ulang atau evaluasi setiap alternative pemecahan yang diusulkan dari segi bentuk tindakan  dan prosedurnya, segi kelayakan, kemudahan, kepraktisan dan optimalisasi hasil, serta cara penilaiannya.
  3. Pilih alternatif tindakan dan prosedur yang dinilai paling menjanjikan hasil yang optimal dan dapat dilakukan oleh guru sesuai dengan situasi dan kondisi
  4. Tentukan langkah-langkah untuk melaksanakan tindakan serta cara-cara untuk mengetahui hasilnya.

Analisis Kelayakan Solusi Untuk Pemecahan Masalah

Hipotesis tindakan harus dapat diuji secara empirik. Ini berarti tindakan harus dilakukan agar terjadi dampak yang dapat diketahui atau dapat diukur, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Untuk melakukan tindakan agar menghasilkan dampak yang diharapkan, diperlukan kajian kelayakan. Hal-hal yang  dapat dikaji kelayakannya adalah sebagai berikut:

  1. Kemampuan guru yang akan bertindak sebagai pelaku tindakan dikelas.
  2. Kemampuan siswa harus dipertimbangkan baik dari segi fisik, psikolog, sosial, budaya dan etik.
  3. Fasilitas dan sarana pendukung yang tersedia di kelas
  4. Iklim belajar dikelas, apakah cukup mendukung baik dari atasan maupun teman sejawat.

Jika model Kemmis & Tanggar tersebut diikuti, maka peneliti atau guru pada tahap awal menyusun rencana skenario tentang apa yang akan dilakukan, dan perilaku apa yang diharapkan terjadi pada siswa. Dalam skenario tersebut dicantumkan juga sarana pendukung seperti; alat perekam (cassette video) untuk merekam perilaku selama proses berlangsung. Dengan kata lain guru menyediakan seluruh fasilitas yang diperlukan sebelum penelitian dimulai.

Pada tahap kedua, peneliti melaksanakan rencanan tindakan sesuai dengan skenario. Pelaksanaan tindakan dilakukan melalui interaksi atau komunikasi antara guru dengan siswa dalam suasana pembelajaran. Kegiatan pelaksanaan tindakan merupakan bagian pokok dalam PTK. Oleh karena itu, harus dilakukan dengan penuh kesungguhan tapi bukan membuat situasi mencekam. Situasi kelas harus dalam kondisi yang normal. Pada saat proses berlangsung, hendaknya guru sebagai peneliti mengamati  dan mengobservasi perubahan perilaku yang diduga sebagai reaksi atau tanggapan terhadap tindakan yang diberikan. Peneliti harus mengamati secara cermat situasi kelas.

Tahap ketiga, dalam alur daur tersebut adalah monitoring atau pemantauan. Monitoring dapat dilakukan baik oleh peneliti maupun siswa, guru dapat membuat catatan (fieldnote), rekaman, catatan harian, dan cara-cara yang biasa dipakai dalam penelitian.

Tahap keempat adalah refleksi. Dengan refleksi ini peneliti dapat melakukan evaluasi terhadap apa yang telah dilakukan.

Cara dan Alat Monitoring dalam Pelaksanaan PTK

Tujuan monitoring dalam PTK adalah untuk mengikuti proses perubahan yang terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung serta perubahan atau dampak dari tindakan yang dilakukan oleh peneliti.

Sebagai contoh, gambaran sasaran observasi dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:

(+) Perbaikan/peningkatan atau perubahan

  1. Kesiapan siswa untuk menerima pelajaran
  2. Frekuensi kehadiran
  3. Kemampuan pengembangan nalar siswa
  4. Partisipasi dalam proses belajar mengajar
  5. Penyelesaian tugas-tugas baik tugas individual maupun tugas kelompok

(+) Dampak atau hasil tindakan

  1. Meningkatnya prestasi belajar siswa
  2. Meningkatnya motivasi belajar siswa
  3. Meningkatnya minat untuk mendalami materi yang diajarkan
  4. Meningkatnya kemampuan analisis dan daya pikir kritis
  5. Hal-hal lain baik dampak langsung maupun tidak langsung.

Teknik Analisis Data

Untuk melakukan analisis terhadap data kualitatif tersebut, model analisis dari Miles dan Huberman (1984) dapat digunakan:

Adaa tiga tahap pokok yaitu:

  1. Reduksi data, peneliti memilah data yang relevan, penting, bermakna, dan data yang tidak berguna untuk menjelaskan tentang apa yang menjadi saran analisis.
  2. Sajian deskriptif tentang apa yang ditemukan dalam analisis.
  3. 3. Penyimpulan apa yang disajikan. Kesimpulan merupakan intisari dari analisis yang memberikan pernyataan tentang dampak dari PTK yang dilakukan maupun efektivitas proses belajar mengajar.