Concerns Based Adoption Model (CBAM)

Concerns Based Adoption Model (CBAM) adalah suatu kerangka kerja dan satu set alat yang telah digunakan selama lebih dari 25 tahun untuk memahami dan mengatur perubahan. CBAM bekerja dari asumsi bahwa perubahan adalah sebuah proses bukan peristiwa, perubahan adalah pengalaman pribadi, dan perubahan adalah perkembangan di kedua perasaan dan keterampilan. Untuk mengatasi perasaan pribadi dan concerns yang dihasilkan oleh perubahan, CBAM melihat empat kategori umum dalam tujuh Tahapan Kepedulian. CBAM memeriksa perubahan perilaku dalam menggambarkan Levels of Use. Komponen yang Inovasi mencakup Profil Praktek yang secara resmi menentukan bagaimana sebuah proses perubahan akan terlihat ketika diimplementasikan.[1]

Hall, George dan Rutherford(1986) mengemukakan bahwa kata Concerns (kekhawatiran) adalah  suatu perasaan dan pikiran tentang suatu inovasi atau program baru yang menyentuh kehidupan manusia.[2] kata Based adalah dasar atau pendasi, kata Adoption adalah adopsi, dan pengambilan, sedangkan Model adalah adalah rencana, representasi, atau deskripsi yang menjelaskan suatu objek, sistem, atau konsep, yang seringkali berupa penyederhanaan atau idealisasi.[3] Jadi, Concerns Based Adoption Model (CBAM) adalah kerangka kerja konseptual yang mendeskripsikan, menjelaskan, dan memprediksi kemungkinan perilaku guru di seluruh sekolah dalam melakukan suatu bentuk perubahan guna meningkatkan pembelajaran dalam hal ini memberikan inovasi dalam pembelajaran yang berbasis kurikulum.[4]

Salah satu bentuk kekuatan CBAM yang memungkinkan para penguji untuk terus menggunakannya adalah menunjukkan fleksibilitas.Andersonmencatat bahwa banyaknya aplikasi penelitian CBAM telah dipublikasikan, diantaranya studi teoritis telah diterbitkan pada relevansi dari model untuk mengukur perubahan, dan khususnya perubahan sistem. Hall & Loucks juga mencatat bahwa studi lebih lanjut diperlukan untuk membuktikan model CBAM. Penelitian ini mendukung pernyataan ini. Sementara belajar CBAM sebagai model perubahan teoritis sangat diperlukan, penerapan inovasi spesifik CBAM dibenarkan. Selanjutnya, asumsi di belakang CBAM perlu dieksplorasi, sebagai peneliti lebih memahami bagaimana pengaruh perubahan sistem.

Orientasi dalam pengembangan kurikulum menyangkut tujuh aspek yakni: prilaku, disiplin ilmu, masyarakat, pengembangan, proses kognitif, humanistic dan traspersonal. Disamping itu, orientasi menyangkut enam masalah pokok, yaitu:

  1. Tujuan Pendidikan: menunjukkan arah kegiatan,
  2. Kosepsi tentang anak: pandangan mengenai anak, apakah sebagai pelaku aktif atau pasif.
  3. Kosepsi tentang proses mengajar- belajar: aspek traspersonal, kehidupan batin anak dan perubahan tingkah laku.
  4. Kosepsi tentang lingkungan: pengaturan lingkungan untuk memperlancar belajar,
  5. Kosepsi tentang peranan guru: otoriter, directive atau fasilitator, dan
  6. Evaluasi belajar, mengacu pada tes, eksperimental atau bersifat terbuka.[5]

Implikasi pengembangan profesional menitik beratkan bahwa belajar akan membawa perubahan, yang mendukung masyarakat dalam perubahan itu adalah pentingnya untuk belajar untuk ”mengambil terus”. Satu model untuk perubahan dalam individu adalah CBAM, Concerns Based Adoption Model, berlaku untuk siapa pun yang sedang atau akan mengalami perubahan, yaitu kebijakan, guru, orang tua, siswa (Hall & Hord, Hord, Rutherford, Huling-Austin, & Hall, Loucks-Horsley & Stiegelbauer). Secara umum, pertanyaan yang lebih awal dalam berorientasi yakni: Apa itu? dan Bagaimana itu? Ketika pertanyaan terselesaikan, muncul pertanyaan yang berorientasi pada pelaksanaannya: Bagaimana cara melakukannya? Bagaimana cara menggunakannya? Bagaimana caranya mengatur? Dan Mengapa ia mengambil begitu banyak waktu? Akhirnya, segala bentuk itu dapat terselesaikan. Pendidik bertanya: Apakah perubahan ini bekerja bagi siswa? dan ada sesuatu yang akan bekerja lebih baik? [6]

Concerns disini mengidentifikasi model dan menyediakan cara untuk menilainya, pada Tahapan ini memiliki implikasi besar bagi pengembangan profesional. Pertama, ditunjukkan bahwa pentingnya pemilihan solusi yang tepat. Seringkali, kita mengetahui cara untuk melakukan hal-hal sebelum menangani kekhawatiran (suatu bentuk masalah). Disini peneliti menfokuskan kepada guru, dimana guru sebelum mengajar hendaklah mengetahui apakah saat mengajar nanti rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) itu dapat membuat siswa merasa nyaman dengan bahan dan startegi yang digunakan atau tidak. Jenis pengembangan memberikan suatu bentuk informasi dalam memantu perkembangan seorang guru. Kedua, model ini menunjukkan adanya rasa kekhawatiran yang begitu mendalam terhadap seorang guru sebelum mereka siap untuk mengajar. Hal ini disebabkan oleh pengelolaan rasa kekhawatiran terlalu berlebih, selain itu yang menjadi alasan utama adalah kurikulum yang terus berubah dan hal ini tentunya membuat dampak terhadap pendekatan yang dicetuskan oleh guru, apakah cocok atau tidak.  Pendekatan baru untuk mengajar memerlukan latihan dan setiap topik baru membawa kejutan.

Peneliti juga menyadari bahwa dari waktu ke waktu perkembangan semakin maju, hal ini menuntut seorang guru harus menambah wawasannya  terlebih dahulu sebelum menerapkannya. Akhirnya, dengan segala tuntutan pada guru, sering sekali mereka tidak memiliki ruang dan waktu untuk fokus pada apakah dan dalam cara apa siswa belajar.

Masalah yang sering dihadapi oleh seorang guru adalah dia sebagai pengelolah rancangan, orang tua, profesional dan pengembang yang mengakui dan menangani masalah ini untuk kemajuan dalam upaya reformasi. Dalam penggunaan model Concerns, terlebih dahulu harus peka terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh siswanya. Pengalaman belajar berkembang seiring waktu, mengambil tempat dalam pengaturan yang berbeda, bergantung pada berbagai tingkat eksternal keahlian, dan mengubah sesuai dengan kebutuhan siswa itu sendiri. Kekuatan Concerns dalam model adalah sebagai kebutuhan untuk berbagai macam informasi, bantuan dan dukungan moral tentunya dengan proses pengajaran. [7]

Secara tradisional, orang-orang yang memberikan pengembangan profesional untuk guru-guru yang dianggap sebagai pelatih. Sekarang, mereka memiliki peran sangat memperluas Ilmu seperti guru di kelas, mereka harus menjadi orang memberikan fasilitas, penilai, sumber perantara, penengah pembelajaran, dan perancang, selain itu menjadi pelatih jika diperlukan. Praktisi profesional pembangunan, sering guru itu sendiri, ada yang baru dan lebih luas dari berbagai praktek-praktek yang dapat dipilih dalam memenuhi kebutuhan belajar menantang pendidik di hari ini sains upaya reformasi.[8]

Lagipula, mereka harus memandang bahwa hasil dari implementasi mempunyai dampak pribadi atas profesional pada hidup mereka. Sebab perubahan mulai dengan individu dan melibatkan banyak siswa; orang harus menyadari bahwa perubahan adalah suatu proses lambat; dan memerlukan waktu untuk mewujudkannya; dimana kesemuanya itu memerlukan waktu untuk belajar  atas suatu bentuk keterampilan baru, merumuskan sikap dan suatu tindakan baru.[9]

Concerns Based Adoption Model (Hall & Loucks) menggambarkan tingkat tujuh cocerns bahwa pengalaman guru mereka mengadopsi praktek baru:

  1. Kesadaran. Guru memiliki sedikit perhatian atau keterlibatan dengan inovasi.
  2. Informasi. Guru memiliki kepentingan umum dalam inovasi dan ingin tahu lebih banyak tentang hal itu.
  3. Pribadi. Guru ingin belajar tentang konsekuensi pribadi dari inovasi. Mereka mempertanyakan bagaimana inovasi akan mempengaruhi mereka.
  4. Manajemen. Guru mempelajari proses dan tugas inovasi. Mereka berfokus pada informasi dan sumber daya.
  5. Konsekuensi. Guru fokus pada dampak inovasi dari siswa.
  6. Kolaborasi. Guru bekerja sama dengan guru-guru lain dalam melaksanakan inovasi.
  7. Memfokuskan kembali. Guru mempertimbangkan manfaat dari inovasi dan berpikir alternatif tambahan yang mungkin bekerja lebih baik.[10]

Dalam menerapkan suatu bentuk perubahan tidak dipungkiri akan ada suatu masalah antara orang-orang dan kelompok bahkan pemerintah. Walaupun masalah itu akan terjadi, harus diatur sedemikian rupa sehingga orang-orang menyadari bahwa semua orang berkesempatan untuk berhasil. Program yang baru yang sedang diterapkan dalam sekolah memberikan suatu kesempatan untuk semua bagian: para siswa, para guru, dan prinsip. Bagaimanapun, implementasi sukses memerlukan energi, waktu, dan kesabaran. Persamaan manusia adalah suatu pertimbangan penting untuk implementasi kurikulum. Pemerintah dan para

pemimpin yang melakukan perubahan harus memahami orang-orang dan bagaimana mereka bereaksi untuk berubah.[11]


[1] Tim Penyusun. Matematika Standar Sistem Manajemen. (diakses dari internet: http://lret.sdcoe.net/sms/ma/docview/2004/09/01/smscbamlinks?section=cc ,2004) h.1

[2] Scott W. Slough dan Gregory E. Chamblee.Teknologi sebagai suatu Inovasi dalam Pengajaran Sains dan Matematika. (diakses dari internet: http://ssmj.tamu.edu/rib-oct-2007.php, 2007) h.222

[3] Wiki. Model. (diakses dari internet: http://id.wikipedia.org/wiki/model, 2009) h. 1

[4] Gene E. Hall, Shirley M. Hord. Mengukur Pelaksanaan di Sekolah: Menggunakan Tools dari Concerns Based Adoption Model (CBAM)(Terjemahan). (diakses dari internet: g/pubs/catalog/item/cbam16/, 2009) h.1

[5] Azni Asnidawati. Prinsip – prinsip  dalam  Pengembangan. (Diakses dari internet: http://thita- lil.blogspot.com/2008/06/prinsip –prinsip-dalam-pengembangan/, 2008) h 1-2

[6] Susan Loucks-Horsley. Standar Nasional Sains dan Kurikulum: The Concerns-Based Adoption Model (CBAM):Sebuah Model untuk Perubahan Individu (diakses dari internet: http://www.nationalacademis.org/rise/backg4a/.edisi.III:Dubuque,Iowa:Kendall/Hunt Publishing Co, 1996) h. 5

[7] Susan Loucks-Horsley. Ibid. h.3-5

[8] Susan Loucks-Horsley. Ibid.

 [9] Tim Penyusun. Menggunakan Kekhawatiran Adopsi berbasis Model (CBAM) untuk Pindahkan Guru Teruskan diDAMPAK Model. (diakses dari internet; Laboratorium Pendidikan Daerah: http://www.ncrel.org/sdr/areas/issues/educatras/profdevl/pd2stage,2009) h. 1-5

[10] Tim Penyusun. Ibid.  h.1-5

[11] Lukman A. Irfan. Implementasi Kurikulum: Sebuah Perbandingan antara Kurikulum Ornstein& Hunkins dan KTSP. (diakses dari Internet: http://www.geocities.com/teknologipembelajaran/implementasi_kurikulum/, 2008)