Metode Penemuan Terbimbing

Setelah kemarin membahas tentang Metode Ekspositori dan Pendidikan dan Ilmu pendidikan, sekarang saatnya membahas metode penemuan terbimbing.

Metode Penemuan Terbimbing

Metode penemuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah metode penemuan terbimbing. Dalam kaitan dengan pengajaran matematika, metode penemuan terbimbing merupakan istilah yang paling tepat sebab disesuaikan dengan kondisi siswa yang pada dasarnya bukan sebagai penemu, sebab apa yang akan ditemukan itu sudah diketahui oleh guru atau orang lain, dan di sini siswa bukanlah seorang ilmuan tapi calon ilmuan. metode penemuan terbimbing

 Fungsi guru dalam metode ini bukan untuk menyelesaikan masalah bagi siswa, melainkan membuat siswa mampu menyelesaikan masalah sendiri dengan bantuan guru apabila diperlukan sehingga ingatan belajar mengajar melibatkan secara maksimal baik pengajar maupun siswa.

Untuk merencanakan pengajaran dengan penemuan hendaknya diperhatikan bahwa:

  1. Aktivitas siswa untuk belajar sendiri sangat berpengaruh
  2. Hasil (bentuk) akhir ditemukan sendiri oleh siswa.
  3. Prasyarat-prasyarat yang diperlukan sudah dimiliki siswa.
  4. Guru bertindak sebagai pengarah dan pembimbing saja, bukan pemberitahuan.  (Tim MKPBN, 2001: 179) metode penemuan terbimbing

Kekuatan dan Kelemahan Metode Penemuan Terbimbing

Kekuatan Metode Penemuan Terbimbing

  1. Siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berpikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir.
  2. Siswa memahami betul bahan pelajaran, sebab mengalami sendiri proses menemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini lebih lama diingat.
  3. Menemukan sendiri menimbulkan rasa puas. Kepuasan batin ini mendorong ingin melakukan penemuan lagi hingga minat belajarnya meningkat.
  4. Siswa yang memperoleh pengetahuannya dengan metode penemuan akan lebih mampu mentransfer pengetahuan ke berbagai konteks.
  5. Metode ini melatih siswa untuk lebih banyak belajar sendiri.

Kelemahan Metode Penemuan Terbimbing

  1. Metode ini banyak menyita waktu, juga tidak menjamin siswa tetap bersemangat mencari penemuan-penemuan.
  2. Tidak tiap guru mempunyai selera atau kemampuan mengajar dengan cara penemuan kecuali tugas guru sekarang cukup berat.
  3. Tidak semua anak mampu melakukan penemuan
  4. Metode ini tidak dapat digunakan untuk mengajarkan tiap topik.
  5. Kelas yang banyak muridnya akan sangat merepotkan guru dalam memberikan bimbingan dan pengarahan belajar dengan metode penemuan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan dan pengamatan untuk melaksanakan suatu proses belajar mengajar dengan metode penemuan adalah :

  1. Menilai kebutuhan dan minat siswa dan menggunakannya sebagai dasar untuk menentukan tujuan yang berguna dalam realitas untuk mengajar dengan penemuan.
  2. Seleksi pendahuluan, atas dasar kebutuhan dan minat siswa, prinsip-prinsip, generalisasi, pengertian dalam hubungannya dengan apa yang dipelajari.
  3. Mengatur susunan kelas sedemikian rupa sehingga memudahkan terlibatnya arus bebas pikiran siswa.
  4. Bertukaar pikiran dengan siswa untuk membantu menjelaskan peranan.
  5. Menyiapkan masalah untuk dipecahkan.
  6. Mengecek pengertian siswa tentang masalah yang digunakan untuk merangsang belajar dengan penemuan.
  7. Menambah berbagai alat peraga untuk kepentingan pelaksana penemuan.
  8. Memberi kesempatan kepada siswa untuk giat mengumpulkan dan bekerja dengan data.
  9. Memperlihatkan siswa mengumpulkan dan mengatur data sesuai dengan kecepatannya sendiri, sehingga memperoleh tilikan umum.
  10. Memberikan kesempatan kepada siswa melanjutkan pengalaman belajarnya, walaupun sebagian atas tanggung jawab sendiri.
  11. Memberi jawaban dengan cepat dan tepat dengan data dan informasi kalau ditanya dan kalau ternyata diperlukan siswa dalam kelangsungan kegiatan.
  12. Memimpin analisisnya sendiri melalui percakapan dan eksplorasinya sendiri dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi proses.
  13. Mengajarkan keterampilan untuk belajar dengan penemuan yang diidentifikasi oleh kebutuhan siswa, misalnya latihan penyelidikan.
  14. Merangsang interaksi siswa dengan siswa, misalnya merundingkan strategi penemuan, mendiskusikan hipotesis dan data yang terkumpul.
  15. Mengajukan pertanyaan tingkat tinggi maupun pertanyaan tingkat yang sederhana.
  16. Bersikap membantu jawaban siswa, ide siswa, pandangan dan tafsiran yang berbeda. Bukan nilai secara kritis tetapi membantu menarik kesimpulan yang benar.
  17. Membesarkan hati siswa untuk memperkuat pernyataannya dengan alasan dan fakta.
  18. Memuji siswa yang sedang bergiat dalam proses penemuan, misalnya seorang siswa yang bertanya kepada temannya atau kepada guru tentang berbagai tingkat kesukaran dan siswa yang mengidentifikasi hasil dari penyelidikannya sendiri. Dengan kata-kata misalnya “saya mengenal teori tentang ……”
  19. Membantu siswa menulis atau merumuskan prinsip, aturan, ide, generalisasi atau pengertian yang menjadi pusat dari masalah semula dan yang telah ditemukan melalui strategi penentuan.
  20. Mengecek apakah siswa menggunakan apa yang telah ditemukannya, misalnya pengertian atau teori atau teknik dalam situasi berikutnya; situasi di mana siswa bebas mengemukakan pendapatnya. (Subroto, 1997: 197-199)

Pentingnya Belajar Penemuan

  1. Pada kenyataannya ilmu-ilmu itu diperoleh melalui penemuan.
  2. Matematika adalah bahasa yang abstrak. Konsep dan lain-lainnya itu akan lebih melekat bila melalui penemuan, dengan jalan memanipulasi dan berpengalaman dengan benda-benda kongkrit.
  3. Generalisasi itu penting melalui penemuan sebab generalisasi yang diperoleh akan lebih mantap.
  4. Dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
  5. Setiap anak makhluk kreatif
  6. Menemukan sesuatu oleh diri sendiri, dapat meningkatkan motivasi, melakukan pengkajian lebih lanjut, dapat menumbuhkan sikap positif terhadap matematika. (Russefendi, 1988: 329-330).