Cara Meningkatkan Kualitas Pembelajaran

Cara Meningkatkan Kualitas Pembelajaran. Sebelumnya saya telah membahas tentang Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran Matematika dan Tujuan Belajar matematika di sekolah kini saya akan kembali membahas tentang cara meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Semoga bermanfaat.

Kualitas diartikan sebagai mutu, tingkat atau nilai sedangkan pembelajaran menurut konsep komunikasi adalah proses komunikasi fungsional antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa, dalam rangka perubahan sikap dan pola piker yang akan menjadi kebiasaan bagi siswa yang bersangkutan. Guru berperan sebagai komunikator, siswa sebagai komunikan, dan materi dikomunikasikan berisi pesan berupa ilmu pengetahuan. Dalam komunikasi banyak arah dalam pembelajaran, peran-peran tersebut bias berubah, yaitu antara guru dengan siswa dan sebaliknya, serta antara siswa dengan siswa “(Suherman, 2003: 8).

Cara Meningkatkan Kualitas Pembelajaran

Menurut Mulyasa (2002: 101) kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan dari segi hasil. Dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruh atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat aktif, baik fisik, mental, maupun social dalam proses pembelajaran, disamping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya diri sendiri. Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%). Lebih lanjut proses embelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila masukan merata menghasilkan output yang banyak dan bermutu tinggi, serta sesuai dengan kebutuhan, perkembangan masyarakat dan pembangunan.

Hal ini sekali lagi menekankan pentingnya peranan aktif siswa dalam proses  pemahaman dalam belajar matematika. Dalam pembelajaran matematika yang menekankan pemahaman ini, kemampuan-kemampuan melakukan eksplorasi, bertanya, merumuskan masalah, membuat dugaan-dugaan, dan memecahkan masalah memegang peranan yang sangat penting.

Menurut Lovitt dan Clarke (Suherman, 2007: 79) menambahkan bahwa kualitas pembelajaran ditandai dengan berapa luas dalam lingkungan belajar; mulai dari mana siswa ini berada, mengenali bahwa siswa belajar dengan kecepatan yang berbeda, melibatkan siswa secara fisik dalam proses belajar, meminta siswa untuk memvisualkan yang imajiner. Cara Meningkatkan Kualitas Pembelajaran

Menurut Mulyasa (2002: 105) dalam implementasi kurikulum berbasis kompetensi (KBK), terdapat berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal tersebut antara lain peningkatan aktivitas dan kreativitas peserta didik, peningkatan disiplin belajar, dan peningkatan motivasi belajar. Upaya yang pertama adalah mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik, yang dilakukan melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Namun dalam pelaksanannya seringkali kita tidak sadar, bahwa masih banyak kegiatan pembalajaran yang dilaksanakan justru menghambat aktivitas dan kreativitas peserta didik. Upaya yang kedua peningkatan disiplin sekolah yang bertujuan untuk membantu peserta didik menemukan dirinya dan mengatasi, serta mencegah timbulnya problem-problem disiplin, dan berusaha menciptakan situasi yang menyenangkan bagi kegiatan pembelajaran, sehingga mereka mentaati  segala peraturan yang telah ditetapkan. Upaya yang ketiga peningkatan motivasi belajar yang merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keefektifan pembelajaran, merupakan tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku kea rah suatu tujuan tertentu. Peserta didik akan belajar dengan sungguh-sungguh apabila memiliki motivasi yang tinggi. Dengan kata lain seorang peserta didik akan belajar dengan baik apabila ada faktor pendorongnya (motivasi). Dalam kaitan ini guru dituntut memiliki kemampuan membangkitkan motivasi belajar peserta didik sehingga dapat mencapai tujuan belajar.

Kemampuan siswa  dalam memahami matematika dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Upu (2003: 5) bahwa:

Salah satu hal yang turut mempengaruhi kemampuan siswa dalam memahami  matematika adalah pendekatan yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Ada kemungkinan seorang siswa mempunyai kemampuan yang sedang  atau rendah, namun keadaan pendekatan dalam  pembelajaran yang dilakukan oleh guru menarik atau sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan maka pemahaman matematikanya menjadi cepat dan prestasi belajarnya pun lebih tinggi.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa kualitas pembelajaran matematika meliputi kualitas proses dan kualitas hasil. Kualitas proses ditandai oleh keterlibatan siswa secara aktif mengikuti proses belajar mengajar. Sedangkan kualitas hasil ditandai dengan ketercapaian hasil belajar yang optimal.

Adapun yang menjadi indikator kualitas pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) oleh Solthan (2006: 149) adalah sebagai berikut:

a.    Penguasaan guru pada mata pelajaran

Kualitas pembelajaran sangat dipengaruhi oleh penguasaan guru terhadap materi yang akan diajrakan. Penguasaan guru terhadap materi yang akan diajarkan akan membuat pengajaran lebih terfokus, selain itu guru bukan hanya sebatas menguasai materi namun juga harus mampu merancang strategi penyajiannya secara sistematis.

b.   Ketuntasan dalam belajar terlaksana

Dengan modal penguasaan materi pelajaran serta tersedianya waktu yang cukup bagi seorang guru, akan membuat proses pembelajaran menjadi nyaman. Siswa akan lebih mudah memahami dengan penyampaian materi yang jelas dan terfokus, dengan demikian ketuntasan belajar akan tercapai.

c.    Daya serap siswa meningkat

Guru dapat melangkah ke materi selanjutnya apabila materi sebelumnya dianggap tuntas dan juga persentase daya serap siswa hamper merata. Kualitas pembelajaran tidak hanya dinilai dari tingginya nilai sebagian kecil siswa, karena hal ini menunjukkan bahwa daya serap siswa tidak merata. Guru harus berusaha menata proses pembelajaran dengan baik untuk meminimalkan ketidak merataan daya serap siswa di dalam kelas.

Sedangkan Agung (2006: 5), memberikan tiga standar kualitas pengajaran yang saling mempengaruhi, dalam urutan prioritasnya adalah sebagai berikut:

1. Interaksi yang kontinu antara siswa dan guru

Guru perlu mangukur apakah cara mereka mengajar sudah benar-benar efektif sesuai dengan siswa yang dihadapinya pada saat tertentu, sehingga guru memiliki hak untuk memodifikasi cara mengajar, bereksperimen dengan alat bantu mengajar yang baru atau juga dalam memperluas kurikulum yang ada.

2. Cara pembelajaran (learning) dan cara penilaian (assesment) yang digunakan dalam kelas

Guru harus memahami dengan benar mengenai hal-hal mendasar yang dihadapi siswa dalam pembalajaran. Pemahaman ini bukan hanya berdasar pada pengajaran satu arah ke siswa, tetapi lebih merupakan pemahaman yang muncul dari keaktifan siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri dengan merangkai pengalaman pembelajaran di kelas dan pengetahuan yang telah dimiliki sebalumnya. Dan cara penilaiannya selaras dengan konsep dengan “pembelajaran individual” misalnya dengan memvariasikan jenis soal.

3. Sumber Ilmu Pengetahuan (academic resource)

Sumber keilmuan berupa prasarana dalam kegiatan pengajaran, yaitu buku, alat peraga dan teknologi. Semua hal ini harus dapat dieksplorasi dengan baik untuk mendukung setiap proses pengajaran agar wawasan seorang guru menjadi lebih luas. Cara Meningkatkan Kualitas Pembelajaran