Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran Matematika

Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran Matematika. Kemarin kita baru saja membahas mengenai Tujuan Pembelajaran matematika di sekolah dan pengertian matematika sekolah kini kita akan membahas mengenai pengelolaan kelas dalam pembelajaran matematika. Semoga bermanfaat.

Dalam proses mengajar belajar matematika, faktor-faktor peserta didik, pengajar dan sarana/prasarana sangat berperan. Khususnya pengajar, dalam kegiatannya di kelas perlu mempunyai keterampilan bagaimana sebaiknya mengelola kelas sehingga proses mengajar belajar matematika menjadi efektif dan efisien. Ini berarti pengajar harus memahami masalah-masalah mengelola kelas, yang kemudian bagaimana menghadapi masalah-masalah tersebut.

Secara ringkas, pengelolaan kelas adalah aktivitas pengajar untuk mengembangkan tingkah laku peserta didik seperti yang diinginkan pengajar, meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan, mengembangkan hubungan interpersonal yang baik sehingga kelas menjadi tertib dan karena itu pelajar menjadi efaktif dan efisien. (Hudoyo, 1990: 173).

            Selanjutnya Hudoyo (1990: 175) mengemukakan langkah-langkah pengajar dalam menyelesaikan masalah pengelolaan kelas diatur sebagai berikut:

  1. Mengidentifikasi secara tepat jenis masalah pengelolaan kelas, apakah bersifat perorangan atau kah kelompok. Menyelesaikan masalah perorangan tentu saja harus berbeda dengan menyelesaikan masalah kelompok.
  2. Mencari pendekatan mana saja yang sesuai untuk jenis masalah tertentu. Jadi disini diidentifikasikan alternatif-alterntif penyelesaian.
  3. Menetapkan pendekatan yang diduga paling tepat untuk menyelesaikan maslah yang dimaksud.

Dalam menghadapi masalah pengelolaan kelas, Hudoyo (1990: 176) menyatakan ada tiga pendekatan yang dapat ditempuh, yaitu:

  1. Pendekatan paket tertentu. Yang dimaksud dengan pekat tertentu adalah semacam resep untuk menghadapi suatu masalah pengelolaan kelas. Misalnya, jika ada suatu masalah A, maka penyelesaiannya adalah B; kalau terjadi suatu kesalahan peserta didik, jangan menegurnya di hadapan teman-temannya; menghadapi peserta didik, jangan pilih kasih. Terasa, pendekatan ini memang mudah dilaksanakan, tetapi sulit digeneralisasikan sebab pengajar sekedar mereaksi terhadap tingkah laku peserta didik yang incidental dianggap menyimpang. Apalagi bila reaksi pengajar tersebut ternyata gagal, pengajar akan kehilangan akal.
  2. Pendekatan pengubahan tingkah laku. Dasar pendekatan pengubahan tingkah laku untuk menyelesaikan pengelolaan kelas adalah teori asosiasi stimulus respon dari Thorndike. Semua tingkah laku peserta didik baik tingkah laku yang diinginkan maupun yang tidak diinginkan adalah hasil belajar. Pengajaran yang menganut pendekatan ini berpendapat bahwa memperlihatkan persetujuan atas tingkah laku yang diinginkan dan tidak memperdulikan tingkah laku yang tidak diinginkan akan sangat efektif dalam mengelola kelas. Pengajar yang mengikuti pendekayan ini akan menghindari hukuman.
  3. Pendekatan hubungan interpersonal. Pendekatan hubungan interpersonal dalam mengelola kelas berarti menjalin hubungan yang baik antara pengajar dan peserta didik dan antara peserta didik dan peserta didik. Iklim sosio-emosional ini terbentuk karena keterbukaan sikap pengajar. Pengajar bersedia menerima peserta didik “apa adanya”, pengajar percaya lahir batin kepada peserta didiknya, pengajar mempunyai rasa simpati terhadap para peserta didiknya.

Bagaimana, bermanfaat?! Silakan lihat koleksi artikel saya mengenai Bocoran UN 2012. Kali aja tembus. hah …