Kedalaman & Media Tanam | Dasar Agronomi

Dear sahabat … Kali ini saya akan membahas tentang Kedalaman dan Media tanam dalam kaitannya dengan Dasar Agronomi. Artikel-artikel ini adalah sumabangan dari sahabat saya Bhimo, mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret, Solo.

Kedalaman dan Media Tanam

Berkaitan dengan budidaya tanaman, petani selalu berusaha untuk mendapatkan hasil yang optimal. Berhasil atau tidaknya suatu produksi pertanian tergantung dari beberapa faktor. Kedalaman dan media tanam dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman.

Media tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok tanam. Media tanam yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang ingin ditanam. Menentukan media tanam yang tepat dan standar untuk jenis tanaman yang berbeda habitat asalnya merupakan hal yang sulit. Hal ini dikarenakan setiap daerah memiliki kelembapan dan kecepatan angin yang berbeda. Secara umum, media tanam harus dapat menjaga kelembapan daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan dapat menahan ketersediaan unsur hara.

Selain media tanam, kedalaman tanaman juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.Kedalaman tanam tergantung pada tipe perkecambahan dan kandungan air serta oksigen dalam media tanam. Umumnya benih dengan keping (cotyledoneae) yang muncul ke atas permukaan tanah memerlukan penanaman dangkal daripada benih yang keping bijinya tertinggal di bawah permukaan tanah.

Kandungan karbondioksida (CO2) di dalam tanah lebih besar dibandingkan yang ada di udara karena dekomposisi bahan organik meningkat menurut kedalaman. Sedangkan kandungan oksigen (O2) di dalam tanah lebih sedikit jika dibandingkan dengan di udara dan kandungan oksigen dalam tanah akan menurun menurut kedalaman. Oksigen dalam tanah dibutuhkan untuk respirasi akar dan mikroorganisme. Tersedianya oksigen yang cukup dalam tanah akan membantu tanaman tumbuh dengan baik dan menghasilkan hasil yang baik pula.

Maka dari itu, dengan adanya praktikum ini selain untuk mengaplikasikan teori yang didapat di bangku kuliah, mahasiswa diharapkan mampu mengetahui pengaruh kedalaman dan media tanaman terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman.

Tujuan Praktikum Kedalaman dan Media Tanam

Praktikum acara “Kedalaman dan Media Tanam” ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kedalaman tanam dan media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman.

Cara Kerja Kedalaman dan Media Tanam

Gemburkan tanah sesuai prosedur pengolahan tanah kemudian masukkan tanah tersebut bersama komps sesuai dengan perlakuan masing-masing ke dalam polybag lalu aduk dengan rat dan basahi media tanam tersebut dengan air secukupnya. Tanam benih sesuai perlakuan dan dipelihara sampai panen

Kedalaman dan Media Tanam

Di Indonesia jagung merupakan komoditi tanaman pangan penting, namun tingkat produksi belum optimal. PT. Natural Nusantara berupaya meningkatkan produksi tanaman jagung secara kuantitas, kualitas dan ramah lingkungan /berkelanjutan ( Aspek K-3). Curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya ditanam awal musim hujan atau menjelang musim kemarau. Membutuhkan sinar matahari, tanaman yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji yang tidak optimal. Suhu optimum antara 230 C – 300 C. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah khusus, namun tanah yang gembur, subur dan kaya humus akan berproduksi optimal. pH tanah antara 5,6-7,5. Aerasi dan ketersediaan air baik, kemiringan tanah kurang dari 8 %. Daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu. Ketinggian antara 1000-1800 m dpl dengan ketinggian optimum antara 50-600 m dpl.

Kebutuhan jagung dari tahun ke tahun terus meningkat. Terutama untuk memenuhi kebutuhan industry pakan ternak. Penggunaan jagung sudah bergeser dari bahan pangan pokok menjadi bahan baku industry pangan dan pakan. Meningkatnya kebutuhan jagung akan berimbas pada meningkatnya p[ermintaan pasar yyang berdampak pada terbukanya peluang usaha dan peningkatan produksi pada tingkat usaha tani. Peningkatan produksi jagung dapat ditempuh melalui pemilihan media tanam dan kedalamn tanam yang sesuai (Robi’in, 2009).

Tipe perkecambahan jagung adalah hipogeal, tipe perkecambahan ini kotiledon berada di bawah, dengan kedalam media tanam 1 cm dan 2 cm sudah sangat baik dan optimal ini bisa ditunjukkan pada tanaman jagung pada kelompok kami, semua akarnya hampir merata berada pada media tanamnya

Pada dasarnya tumbuhan yang tumbuh di atas lahan tergantung pada tanah karena tanah merupakan tempat tersedianya air dan unsur-unsur hara. Disamping itu, tanah yang menyediakan lingkungan supaya akar dapat berfungsi : lingkungan ini memerlukan ruang pori untuk perluasan akar (Black, 1993).

Di hasil pengamatan tinggi tanaman jagung perlakuan A1B2 (kedalaman tanam 1cm dan media tanah dan kompos perbandingan  4:1) yang paling tertinggi, dan perlakuan A2 B3 ( media tanam 2 cm dan media dari tanah dan kompos perbandingan 4:1) yang paling rendah, pada perlakuan A1B2 (kedalaman tanam 1 cm,dan media tanam tanah dengan kompos perbandingan 4:1) pertumbuhannya paling baik bila dibandingkan dengan yang lain. Faktornya yaitu jagung adalah tanaman dengan tipe perkecambahan epigeal, sehingga penanamannya relatif dangkal.

Pada perlakuan A1B2 (kedalaman 1 cm dan media tanah dan kompos 4:1 ) pertumbuhan dari minggu 1 pertumbuhanya sangat cepat di bandingkan yang lainnya sampai minggu ke 6 pertumbuhanya sangat cepat. Terjadinya perceptan pertumbuhan pada perlakuan A1B2 ini disebabkan karena unsur hara yang berada di dalam tanah tercukupi.

Pada perlakuan A1B2 faktor air  oksigen tercukupi sehingga akar dapat melakukan respirasi dengan baik yang mengakibatkan pertumbuhan cepat. Disamping itu faktor penyinarn cukup, sehingga tanaman dapat melakukan fotosintesis dengan baik.

Pada perlakuan A2B3 ( kedalaman lubang 2 cm dan media tanam dari tanah dan kompos dengan perbandingan 2:1) mulai dari minggu 1 hingga minggu terakhir tanaman jagung yang mendapat perlakuan A2B3 cendrung tidak mengalami kenaikan yang signifikan di bandingkan yang lainnya ini di sebabkan karena kandungan unsure hara kurang.

Untuk mendapatkan berat segar brangkasan dilakukan penimbangan, hal ini bertujuan untuk mengetahui berat bersih sebelum pengovenan, dan perlakuan A1B3 memiliki jumlah terberat yaitu dengan rata-rata 17,03 gram, dan berat segar terendah terdapat pada perlakuan A2B1 dengan berat rata-rata 9,98 gram

Untuk mendapatkan berat berat kering brangkasan yaitu melakukan pengovenan selama ± 3 hari dengan suhu 60 0 C, hal ini bertujuan agar menghilangkan kadar air dalam tanamanan sehingga kita bisa tahu biomassa keringnya. Pada analisis hasil pengamatan dapat kita lihat bahwa perlakuan A1B3 memiliki jumlah berat brangkasan kering terbesar dengan berat rata-rata 4,13 gram. Sedangkan jumlah berat brangkasan kering terendah ada pada perlakuan A1B1 dengan berat rata-rata 2,96 gram

Kesimpulan

Dari praktikum Dasar Agronomi dengan judul “Kedalaman dan Media Tanam” ini dan analisis hasil percobaan yang kami lakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

  1. Media tanam merupakan salah satu faktor penting dalam pertumbuhan dan hasil tanaman
  2. Kandungan tanam tergantung pada tipe perkecambahan dan kandungan air serta oksigen pada media tanam
  3. Media tanam yang paling baik dari praktikum ini adalah campuran tanah : pupuk dengan perbandingan 2:1.