Protein Bagi Perkembangan Tubuh

Setelah memberikan Tips Sederhana untuk Meningkatkan Vitalitas Tubuh pada postingan yang telah lalu, sekarang saya ingin berbagi tentang protein. Protein adalah polimer yang terdiri dari asam amino. Protein memainkan peran penting dalam hampir semua proses biologis. Enzim yaitu katalis biokimia, hampir semuanya protein. Protein juga membantu berbagai fungsi lain, seperti pengangkutan, dan penyimpanan zat vital, gerakan terkoordinasi, peyangga mekanis, dan perlindungan terhadap penyakit. Tubuh manusia diperkirakan mengandung 100.000 jenis protein, masing-masing mempunyai fungsi fisiologis sendiri-sendiri. Sebagaimana akan kita lihat di bagian ini, komposisi kimia dan struktur polimer alam yang rumit ini merupakan dasar dari kekhasannya (Chang, 1085).

Protein Bagi Perkembangan Tubuh

Hampir semua protein yang larut berkoagulasi jika dipanaskan. Dalam keadaan larutan asam koagulasinya agak lemah. Hal ini tidak merupakan tanda kebiasaan denaturasi. Kemungkinan hal lain yang menyebabkan adanya perubahan struktur dari protein. Dalam keadaan yang tertentu denaturasi dapat menyebabkan perubahan reversible, sedangkan umumnya irreversible. Zat-zat yang menyebabkan denaturasi antaranya asam, alkali, pelarut salisilat, dan detergent. Denaturasi biasanya merupakan suatu peralihan keadaan protein yang teratur rapi menjadi tidah teratur (Kusnawidjaja, 1983).

Protein terdapat dalam semua jaringan hidup baik tumbuhan maupun hewan. Jaringan biji-bijian, daging tak berlemak, organ vital, kulit, dan rambut mengandung protein dalam jumlah yang lebih besar daripada jaringan-jaringan lemak. Bila protein dididihkan dalam asam atau basa encer atau bila mereka dikenai kerja enzim-enzim spesifik dalam pencernaan, molekul-molekulnya dihidrolisis menjadi asam-asam amino. Oleh karena itu, protein serupa dengan pati dan selulosa, dalam arti molekul-molekul mereka terdiri dari satuan berulang dari molekul yang lebih sederhana. Satuan struktural protein adalah asam amino (Soedarmo, 1992).

Protein merupakan kelompok biomakromolekul yang sangat heterogen. Ketika berada di luar makhluk hidup atau sel, protein sangat tidak stabil. Untuk mempertahankan fungsinya setiap protein membutuhan kondisi tertentu ketika diekstraksi dari normal biological milieu. Protein yang diekstraksi hendaknya dihindarkan dari proteolisis atau dipertahankan aktivitas enzimatiknya. Untuk menganalisa protein yang ada di dalam sel tersebut, diperlukan prosedur fraksinasi sel yaitu :

  1. Memisahkan sel dari jaringannya.
  2. Menghancurkan membran sel untuk mengambil kandungan sitoplasma dan organelnya.
  3. Memisahkan organel-organel dan molekul penyusunnya (Anonim e, 2010).

Protein sangat berbeda dengan karbohidrat dan lemak. Protein adalah sumber utama dari nitrogen yang merupakan elemen yang sangat penting dari setiap makhluk hidup. Fungsi utamanya membentuk jaringan tubuh dengan kandungan asam aminonya. Protein membentuk kehidupan manusia, protein selalu dihubungkan dengan makhluk hidup dan upaya untuk mengetahui bagaimana kehidupan bermula dipusatkan pada bagaimana protein mulanya terbentuk. Protein Bagi Perkembangan Tubuh

Kualitas protein didasarkan pada kemampuannya untuk menyediakan nitrogen dan asam amino bagi pertumbuhan dan memperbaiki jaringan tubuh. Secara umum kualitas protein tergantung digestibilitas protein (untuk dapat digunakan tubuh, asam amino harus dilepaskan dari komponen lain makanan dan dibuat agar dapat diabsorpsi. Jika komponen yang tidak dapat dicerna mencegah prose ini asam amino yang penting hilang bersama feses). Komposisi asam amino seluruh asam amino yang digunakan dalam sintesis protein tubuh harus tersedia pada saat yang sama agar jaringan yang baru dapat terbentuk. Dengan demikian makanan harus menyediakan setiap asam amino dalam jumlah yang mencukupi untuk asam amino lain yang dibutuhkan.

Faktor yang mempengaruhi kebutuhan protein :

  1. Perkembangan Jaringan

Prose dimana perkembangan terjadi dengan cepat seperti pada masa janin dan kehamilan membutuhkan lebih banyak protein.

  1. Kualitas Protein

Kebutuhan protein dipengaruhi oleh kulitas protein makanan asam amoninya. Tidak ada rekomendai khusus untuk orang-orang yang mengkonsumsi protein hewani bersama protein nabati.

  1. Digestibilitas Protein

Ketersediaan asam amino dipengaruhi oleh persiapan makanan. Panas menyebabkan ikatan kimia antara gula dan asam amino yang membentuk ikatan yang tidak dapat dicerna. Digestibilitas dan absorpsi dipengaruhi oleh jarak waktu makan, dengan interval yang lebih panjang akan menurunkan persaingan dari enzim yang tersedia dan tempat absorpsi.

  1. Kandungan Energi dari Makanan

Jumlah yang mencukupi dari karbohidrat harus tersedia untuk mencukupi kebutuhan energi sehingga protein dapat digunakan untuk pembangun jaringan. Karbohidrat juga mendukung sintesis protein dengan merangsang pelepasan insulin.

  1. Status Kesehatan

Dapat meningkatkan kebutuhan energi karena meningkatnya katabolisme. Setelah trauma atau operasi asam amino dibutuhkan untuk pembentukan jaringan, penyembuhan luka, dan produksi faktor imunitas untuk melawan infeksi (Anonim f, 2010).

Protein dapat mengalami kerusakan oleh pengaruh panas, reaksi kimia dengan asam atau basa, atau sebab-sebab lainnya. Pada pH asam (di bawah pH 5) protein dapat mengalami denaturasi dan mengendap, yang pada makanan mudah dikenal dengan terjadinya pengendapan atau pengerutan. Di samping denaturasi, protein juga dapat mengalami degradasi menjadi molekul yang lebih sederhana oleh pengaruh asam, basa, atau enzim. Hasil-hail degradasi protein tersebut dapat berupa senyawa polipeptida, asam amino, NH3, dan unsur N. Di samping itu juga dapat dihasilkan komponen-komponen yang menimbulkan bau busuk misalnya merkaptan, skatol, putrescine, H2S (Anif, 2002).

Protein merupakan salah satu zat makanan yang penting bagi tubuh. Protein mempunyai fungsi sebagai pertumbuhan sel, pengganti sel yang rusak dan sebagai bahan bakar dalam tubuh manusia. Oleh sebab itu, kekurangan protein dapat menyebabkan gangguan pada manusia (Husni, 2007). Protein Bagi Perkembangan Tubuh