Skala Nominal, Ordinal, Interval, Rasio |Jenis Skala dalam Statistik

Kita sudah mengetahui bahwa data adalah hasil pengukuran suatu peubah (variabel). Kita mengambil contoh jenis kelamin, data yang hanya dua kemungkinan, yaitu lelaki atau perempuan. Data ini berupa atribut dan bukan angka. Data semacam ini disebut data kualitatif. Selanjutnya, kita memperhati­kan peubah umur yang datanya bisa berbentuk angka, misalnya 30 tahun, dan ini disebut data kuantitatif.

Untuk bisa bekerja dengan statistika, semua data dinyatakan dalam bentuk angka atau bilangan, termasuk data kualitatif. Pekerjaan mengkuantitatifkan data adalah suatu proses pengukur­an. Hasil pengukuran dapat dibedakan atas empat macam skala, yaitu skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala rasio.

Skala Nominal, Ordinal, Interval, Rasio |Jenis Skala dalam Statistik

1. Skala nominal

Skala nominal dapat dinyatakan sebagai ukuran yang tidak sebenarnya. Skor untuk setiap satuan pengamatan, atau individu hanya merupakan tanda atau simbol yang menunjukkan ke dalam kelompok atau kelas mana individu tersebut termasuk. Misalnya, jenis kelamin dengan skor yang mungkin “1” untuk lelaki dan “0” untuk perempuan. Skor 1 dan 0 yang diberikan itu hanya untuk membedakan antara kelompok yang satu dengan yang lainnya. Urutan, selisih, jumlah, dan operasi hitung lainnya terhadap data skala nominal tidak mempunyai arti sehingga tidak bisa dilakukan. Kita tidak bisa mengatakan bahwa 1 lebih besar daripada 0 untuk data jenis kelamin tersebut. Dengan skala nominal, kita dapat mengelompokkan responden atau objek lain ke dalam dua kategori atau lebih menurut peubah yang diperhatikan.

2. Skala ordinal

Skala ordinal menunjukkan urutan (peringkat, tingkatan, atau ranking) di samping berfungsi sebagai pengelompokan (skala nominal). Misalnya, peubah tingkatan dalam suatu rumah susun dengan angka 1, 2, 3, ….; peubah pendidikan dengan kategori “1” di bawah SD, “2” yang tamat SD, “3” yang tamat SLTP, dan “4” yang tamat SLTA atau di atasnya. Pada skala ordinal, selisih antara dua ukuran, serta operasi hitung lainnya tidak dapat dilakukan karena tidak mempunyai arti, kecuali urutannya yang mempunyai makna. Kita tidak bisa mengatakan bahwa jarak antara 2 dan 3 sama dengan jarak antara 3 dan 4, karena perbedaan antara tamatan SD dan tamatan SLTP tidak sama dengan perbedaan antara tamatan SLTP dan tamatan SLTA ke atas. Skala ordinal ini memungkinkan peneliti untuk mengurutkan respondennya dari tingkatan paling rendah ke tingkatan paling tinggi atau sebaliknya menurut suatu atribut tertentu. Misalnya, ukuran untuk kelas ekonomi biasanya dipakai ukuran ordinal, yakni kelas ekonomi tingkat atas (skor 3), kelas ekonomi tingkat menengah (skor 2), dan kdas ekonomi tingkat bawah (skor 1). Ukuran ini tidak menunjukkan angka rerata kelas ekonomi, dan tidak memberikan informasi mengenai besar interval atau jarak antara kelas ekonomi rendah dan kelas ekonomi atas. Karena itu, perhitungan statistik yang didasarkan atas perhitungan rerata dan simpangan baku tidak dapat diterapkan pada data ukuran ordinal. Demikian pula, kita tidak dapat mengatakan bahwa kelas ekonomi atas (skor 3) tiga kali lebih kaya daripada kelas ekonomi bawah (skor 1), demikian hula tidak dapat dikatakan bahwa kelas ekonomi menengah (skor 2) dua kali lebih kaya daripada kelas ekonomi bawah. Namun, skala ordinal sudah beranjak meninggalkan kelas data kualitatif dan mulai masuk ke kelas data kuantitaif.

3. Skala interval

Skala interval termasuk ukuran yang bersifat numerik, yaitu interval antara dua ukuran yang berbeda mempunyai arti. Misalnya, Amat memperoleh nilai 50 dalam mata pelajaran matematika, sedangkan Badu mendapat nilai 10, maka tidak dapat dinyatakan bahwa pengetahuan amat lima kali pengetahuan Badu dalam mata pelajaran matematika. Walau pun demikian, kita dapat mengatakan bahwa Amat mendapat skor 40 lebihnya dari skor Badu. Jadi, pada skala interval tidak terdapat titik nol mutlak, misalnya Kasim mendapat nilai nol pada ujian matematika tidak berarti ia tidak memiliki pengetahuan sama sekali. Tetapi operasi jumlah dan kurang dapat dilakukan terhadap data skala interval dan mempunyai makna. Dengan demikian, skala interval sudah jelas masuk kelas data kuantitatif yang lebih tinggi tingkatan kuantitatifnya dibandingkan dengan kelas skala ordinal.

4. Skala rasio

Skala rasio sedikit berbeda dengan skala interval, yakni skala rasio mempunyai titik nol mutlak. Sebagai contoh, peubah umur dalam bulan, tinggi badan dalam meter, luas wilayah dalam kilometer persegi, dan penghasilan dalam rupiah. Jika Ali mempunyai uang Rp 300,00, dan Bakri mempunyai uang Rp 100,00, maka uang Ali sama dengan tiga kali uang Bakri. Kayu yang panjangnya 10 meter adalah dua kali lebih panjang daripada kayu yang panjangnya 5 meter. Sifat ini tidak berlaku pada skala interval, tetapi semua sifat-sifat skala interval juga berlaku untuk skala rasio.

Dari pengetahuan kita tentang skala pengukuran, peubah dapat pula dibedakan atau dikelompokkan menjadi peubah nominal, peubah ordinal, peubah interval, dan peubah rasio menurut skala pengukurannya. Peubah nominal dan peubah ordinal biasa disebut peubah kualitatif atau peubah kategori, sedangkan peubah interval dan peubah rasio disebut peubah kuantitatif. Kedua kelompok peubah ini memberikan pengaruh yang berbeda dalam pemilihan teknik analisis data.

Setelah membicarakan data dan skala pengukurannya, kita dapat mengelompokkan peubah menjadi peubah kuantitatif dan peubah kualitatif. Karena itu, kita perlu membahas pengertian kedua jenis peubah tersebut.

Baca juga tentang Rumus Cepat Matematika di blog ini. Semoga bermanfaat.