Sebelumnya kita telah melihat Pengertian Penelitian Menurut Para Ahli dan Contoh Masalah Penelitian, kali ini kita akan berlanjut pada masalah hipotesis. Kajian tentang hipotesis ini merupakan sebuah kajian penting karena akan membantu Anda menemukan kesimpulan sementara yang benar setelah kajian teori yang mendalam.
Macam-Macam Hipotesis
Dilihat dari posisi di mana hipotesis ditempatkan, mereka dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu hipotesis penelitian dan hipotesis statistika. Kedua hipotesis tersebut dapat dilihat dalam uraian di bawah ini.
1. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian mempunyai fungsi memberikan jawaban sementara terhadap rumusan masalah atau research questions. Walaupun hal ini tidak mutlak hipotesis penelitian pada umumnya sama banyaknya dengan jumlah rumusan masalah yang telah ditetapkan dalam rencana penelitian. Yang penting adalah bahwa dengan dirumuskannya hipotesis penelitian, rumusan masalah yang direncanakan dapat dicakup dalam penelitian yang hendak dilakukan. Dilihat dari posisinya hipotesis penelitian biasanya ditempatkan pada bab kedua, yaitu studi kepustakaan setelah Iandasan teori dan atau setelah kerangka berpikir tersusun. Hipotesis penelitian pada umumnya tidak diuji menggunakan teknik statistika. Karena memang fungsinya yang utama untuk memberikan jawaban sementara, sebagai rambu-rambu tindakan selanjutnya di lapangan. Macam-Macam Hipotesis dalam Statistika
2. Hipotesis Statistika
Jenis hipotesis yang kedua adalah hipotesis statistika. Hipotesis ini strukturnya merupakan rangkaian dua atau lebih variabel yang menjadi interes dan hendak diuji oleh si peneliti. Hipotesis statistika ini dipergunakan jika peneliti melakukan up analisis dengan hanya menggunakan sebagian dari keseluruhan data yang ada. Sedangkan proses teknik statistika yang menggambarkan pengambilan dari keseluruhan ke arah sebagian populasi disebut sebagai proses inferensi. Teknik statistika dalam menganalisis sampel ini sering juga disebut sebagai statistika inferensial. Jika hasil analisis dari sampel tersebut kemudian dipergunakan untuk menyimpulkan hasil analisis keseluruhan atau populasi, maka proses tersebut disebut sebagai proses generalisasi.
Pertanyaan sering timbul dalam kasus ini. Di antara pertanyaan tersebut ialah bagaimana jika seorang peneliti langsung menggunakan populasi sebagai dasar analisis? Apakah perlu ada hipotesis? Jawaban yang memungkinkan adalah bahwa hipotesis penelitian tetap diperlukan untuk memberikan arah kegiatan di lapangan sodangkan hipotesis statistika menjadi kurang perlu. Dalam hal ini peneliti dapat Iangsung menganalisis data yang ada kemudian akan langsung memperoleh hasilnya yang menggambarkan apa yang diteliti saat itu.
Mengenai bagaimana keterkaitan antara hipotesis penelitian dengan hipotesis statistika dalam suatu proses penelitian? Jawaban yang perlu diperhatikan oleh para peneliti adalah hendaknya selalu sinkron dan konsisten. Sebagai contohnya jika dalam landasan teori, peneliti telah menyatakan bahwa ada korelasi positif antara variabel satu dengan variabel lainnya, maka hipotesis penelitian para peneliti Ilrendaknya menggunakan hipotesis statistika yang sesuai dan sinkron. Misalnya, ada korelasi positif antara grup yang satu terhadap grup yang lain. Hal ini perlu diperhatikan agar para peneliti tidak menjadi bingung dan akhirnya menimbulkan kerancuan dalam melakukan tes statistika dan dalam menginterpretasi hasil analisis.
Dilihat dari posisinya dalam proses penelitian, hipotesis statistika pada umumnya ditempatkan dalam bab keempat atau bab yang berkaitan dengan analisis data dengan menggunakan analisis statistika. Hipotesis ini biasanya dinyatakan secara eksplisit dan jelas dengan menggunakan simbol statistika yang sesuai.
Macam-Macam Hipotesis Statistika
Hipotesis statistika secara umum, menurut (Balian,1982: 3 1) dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu: hipotesis nihil, hipotesis riset, hipotesis alternatif, dan hipotesis penyearah (directional hypothesis).
1. Hipotesis Nihil
Hipotesis nihil tidak lain adalah merupakan hipotesis yang menyatakan tidak ada perbedaan atau tidak ada hubungan antara variabel yang menjadi interes si peneliti. Hipotesis nihil bukanlah merupakan pernyataan apa yang peneliti pikirkan. Hipotesis ini merupakan hipotesis dasar penelitian kuantitatif yang pada intinya adalah merupakan pernyataan teoretis yang perlu diuji. Hipotesis ini juga dapat dikatakan sebagai hipotesis deduktif karena diperoleh setelah peneliti mempelajari dari bermacam-macam sumber yang kemudian disusun dalam bentuk landasan teori. Karena diturunkan dari sumber pustaka maka kebenarannya perlu diuji dengan menggunakan data yang dieksplorasi atau diambil dari lapangan. Secara simbolis, hipotesis nihil dinyatakan dengan Ho. Penggunaannya dalam teknik statistika dapat dilihat seperti berikut:
H0 : U = U1
Ho dalam hal ini dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan antara nilai rerata variabel populasi pertama dengan nilai rerata variabel populasi kedua.
2. Hipotesis Riset
Hipotesis yang kedua adalah hipotesis riset. Hipotesis ini sering muncul dan digunakan oleh para peneliti untuk mendampingi hipotesis nihil. Hipotesis riset merupakan penggambaran terhadap ide yang ada dalam pikiran si peneliti yang dikembangkan dari hasil kajian teoretis. Hipotesis ini tidak diuji, mereka ditampilkan sebagai pendamping atau tandingan terhadap hipotesis pertama. Peranan hipotesis riset adalah mengakomodasi substansi ide dari kajian teoretis, jika hipotesis pertama atau hipotesis nihil gagal, maka hipotesis riset akan tidak ditolak. Sebagai contoh, jika dalam suatu analisis ternyata Ho ditolak pada tingkat signifikan tertentu (5 atau 1 persen misalnya), maka hipotesis riset secara otomatis akan diterima. Kemungkinan kedua adalah jika hipotesis nihil diterima, maka secara otomatis hipotesis pendamping atau hipotesis riset ditolak. Secara simbolis hipotesis riset dinyatakan dengan simbol huruf besar H dengan indeks r atau Hr.
Contoh penggunaan dalam statistika inferensial dapat dilihat seperti berikut:
H0 : U1= U2
H1 : U1 = U2
Simbol statistika tersebut dapat diartikan bahwa hipotesis nihil menunjukkan tidak ada perbedaan antara nilai rerata grup satu dengan nilai rerata grup dua. Di samping itu, peneliti juga mengajukan hipotesis tandingan atau hipotesis riset yang menunjukkan bahwa ada perbedaan antara grup satu dengan grup yang kedua.
Yang diuji dalam analisis data adalah hipotesis nihil, yaitu jawaban sementara yang disimpulkan dari hasil kajian pustaka atau setelah peneliti menyusun landasan teori.
3. Hipotesis Alternatif
Dilihat dari bentuknya, hipotesis alternatif diposisikan sebagai bentuk batasan ilmu pengetahuan setelah diperoleh dari hasil kajian teoretis. Mereka dapat digunakan untuk menempatkan bentuk pernyataan lain selain hipotesis nihil. Secara simbolis hipotesis alternatif sering dinyatakan dengan Ha.
Contoh penggunaan dalam perhitungan statistik dari hipotesis alternatif dapat dilihat seperti berikut:
Ha : U1 > U2
Hr: U1 > U 2
Jika suatu ketika peneliti menggunakan dua atau lebih hipotesis alternatif, maka digunakan indeks di belakang sebagai penunjuknya. Sebagai contoh, H(a)2 ini berarti bahwa peneliti menggunakan hipotesis alternatif nomor dua.
4. Hipotesis Penyearah (Directional Hypotesis)
Hipotesis penelitian pada prinsipnya dapat berbentuk hipotesis yang menunjukkan arah yang pasti dan arah yang belum pasti atau masih dua arah. Dalam statistika, hipotesis dengan arah yang pasti berarti, peneliti ketika melakukan testing hipotesis akan menggunakan analisis satu ekor di mana tingkat kesalahan yang besarnya = 0,01 atau = 0,05 mengumpul pada satu sisi kurva. Sedangkan untuk hipotesis yang belum menunjukkan arah, maka peneliti dalam melakukan testing biasanya akan menggunakan analisis dua ekor (lihat Gambar 3.4).