Contoh Instrumen Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif

Kemarin kita telah melihat bagaimana cara pengambilan sampel dengan teknik nonprobabilitas, kali ini kita akan membahas tentang contoh instrumen penelitian kualitatif dan kuantitatif. Untuk bagian awal, kita akan lihat dulu tentang kuesioner.

Secara fungsional kegunaan instrumen penelitian adalah untuk memperoleh data yang diperlukan ketika peneliti sudah menginjak pada langkah pengumpulan informasi di lapangan. Tetapi perlu disadari bahwa dalam penelitian kuantitatif, membuat instrumen penelitian, menentukan hipotesis dan pemilihan teknik statistika adalah termasuk kegiatan yang harus dibuat secara intensif, sebelum peneliti memasuki lapangan atau laboratorium. Karena dalam penelitian kuantitatif, instrumen penelitian memang seharusnya dibuat terlebih dahulu secara intensif sebagai kelengkapan proposal penelitian.
Ini berarti bahwa instrumen yang hendak digunakan dan item yang perlu dimasukkan sebagai isi instrumen, seluruhnya dibuat sebelum mereka memasuki lapangan. Prinsip pembuatan instrumen dalam penelitian kuantitatif sedikit berbeda dengan penelitian naturalistik kualitatif, di mana instrumen penelitian dapat dibuat di lapangan tempat penelitian berlangsung agar sesuai dengan penelitian di lapangan.
Ada empat media untuk mengumpulkan data dalam proses penelitian. Keempat media tersebut penggunaannya dapat dipilih satu macam, atau gabungan antara dua media tersebut, tergantung macam data yang diharapkan oleh para peneliti. Keempat media pengumpul data tersebut di antaranya adalah kuesioner, observasi, wawancara, dan dokumentasi. 

Contoh Instrumen Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif  : Kuesioner

Salah satu media untuk mengumpulkan data dalam penelitian pendidikan maupun penelitian sosial yang paling populer digunakan adalah melalui kuesioner. Kuesioner ini juga sering disebut sebagai angket di mana dalam kuesioner tersebut terdapat beberapa macam pertanyaan yang berhubungan erat dengan masalah penelitian yang hendak dipecahkan, disusun, dan disebarkan ke responden untuk memperoleh informasi di lapangan. Dalam penelitian kuantitatif, penggunaan kuesioner adalah yang paling sering ditemui karena jika dibuat secara intensif dan teliti, kuesioner mempunyai keunggulan jika dibanding dengan alat pengumpul lainnya. 
Beberapa keunggulan tersebut di antaranya dapat dilihat seperti berikut. 
  1. Dapat mengungkapkan pendapat atau tanggapan seseorang baik secara individual maupun kelompok terhadap permasalahan.
  2. Dapat disebarkan untuk responden yang berjumlah besar dengan waktu yang relatif singkat.
  3. Tetap terjaganya objektivitas responden dari pengaruh luar terhadap satu permasalahan yang diteliti.
  4. Tetap terjaganya kerahasiaan responden untuk menjawab sesuai dengan pendapat pribadi.
  5. Karena diformat dalam bentuk surat, maka biaya lebih murah.
  6. Penggunaan waktu yang lebih fleksibel sesuai dengan waktu yang telah diberikan peneliti.
  7. Dapat menjaring informasi dalam skala luas dengan waktu cepat.
Di samping keunggulan, kuesioner juga mempunyai beberapa kelemahan yang jika tidak diperhatikan oleh peneliti dapat menyebabkan kegagalan dalam mencari informasi yang diperlukan. Beberapa kelemahan tersebut di antaranya adalah seperti berikut.
  1. Peneliti tidak dapat melihat reaksi responden ketika memberikan informasi melalui isian kuesioner.
  2. Responden tidak memberikan jawaban dalam waktu yang telah ditentukan.
  3. Responden memberikan jawaban secara asal-asalan.
  4. Kembalinya kuesioner bergantung pada kesadaran responden dalam menjawab dan mengantar lewat kantor pos.
Agar memperoleh tingkat pengembalian kuesioner yang tinggi, peneliti hendaknya merencanakan strategi yang tepat untuk meningkatkan pengembalian kuesioner. 
Cara meningkatkan tingkat pengembalian ini ada bermacam-macam, di antaranya termasuk:
  1. Mengatur pengiriman kembali segera setelah permohonan selesai dijawab, sebelum waktu berakhir.
  2. Menggunakan jasa asisten dalam mendistribusikan dan mengambil jawaban kuesioner.
  3. Menggunakan kiat yang menarik dan menguntungkan bagi para responden yang telah mengembalikan kuesioner jawaban. Cara tersebut misalnya dengan memberikan hadiah atau cindera mata, atau dengan undian dan hadiah menarik untuk responden yang telah mengirimkan jawabannya.
Bentuk Item Kuesioner
Dalam penelitian pendidikan konstruksi atau bentuk item kuesioner dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kuesioner dengan item pertanyaan secara terbuka dan item pertanyaan secara tertutup.
Kuesioner dikatakan item terbuka, apabila dalam menjawab pertanyaan yang direncanakan oleh si peneliti, responden diberikan kesempatan yang luas untuk menjawab pertanyaan tersebut. Kuesioner dengan item terbuka biasanya dibuat oleh peneliti dengan menggunakan pertanyaan seperti apakah, mengapa, kapan, bagaimana, dan siapa. Dari pertanyaan tersebut kemudian responden diminta menjawab secara jelas dan singkat pada ruang jawaban yang telah disediakan. 
Sebagai contoh kuesioner dengan item terbuka dapat dilihat seperti berikut.
1. Apakah Anda siap menerima tugas-tugas yang diberikan oleh bapak atau ibu guru?
2. Tugas-tugas macam apakah yang pada umumnya memberatkan Anda dalam mengikuti mata pelajaran tersebut?
Dalam kuesioner ini peneliti menyediakan kolom jawaban dalam setiap item pertanyaan dengan maksud agar para responden dapat memberikan informasi yang seluas-luasnya terhadap pertanyaan yang telah direncanakan. Cara ini dikatakan cukup efektif, karena responden dapat memberikan jawabannya sesuai dengan yang mereka pikirkan sehingga mereka dapat memberikan jawaban yang sesuai dengan keadaan sebenarnya.
Kuesioner dikatakan menggunakan item tertutup, apabila peneliti dalam hal ini menyediakan beberapa alternatif jawaban, yang cocok bagi responden. Pada kuesioner jenis ini, peneliti telah memberikan beberapa alternatif jawaban yang pada kolom yang disediakan, sementara itu responden tinggal memilih dari jawaban yang ada yang paling mendekati pilihan responden. Kuesioner dengan item tertutup ini pada prinsipnya sangat efektif dilihat dari kepentingan peneliti, karena dengan hanya memberikan beberapa alternatif jawaban, mereka lebih dapat membawa jawaban responden sesuai dengan tujuan penelitian yang ada.
Dilihat dari cara memberikan alternatif jawaban yang direncanakan oleh peneliti, kuesioner dengan item tertutup dapat dibedakan menjadi:
a) dua alternatif jawaban benar, salah; ya atau tidak,
b) kuesioner dengan tiga atau lebih jawaban alternatif, misalnya item kuesioner dengan empat, lima, enam … delapan jawaban alternatif.
Contoh kuesioner dengan empat jawaban alternatif dapat dilihat seperti berikut.
1. Tempat tinggal saya dengan tempat kegiatan praktik dapat dijangkau dengan transportasi yang ada.
a. mudah sekali   
b. mudah   
c. susah
d. susah sekali
2. Untuk menambah pengalaman dalam bidang praktik, saya mengikuti kursus-kursus.
a. sering sekali   
b. sering   
c. pernah
d. tidak pernah
3. Saya melakukan kunjungan atau karyawisata di instansi terdekat.
a. sering sekali   
b. sering   
c. pernah
d. tidak pernah
4. Saya melakukan praktik kerja di kantor yang sesuai dengan keahlian.
a. sering sekali   
b. sering   
c. pernah
d. tidak pernah
Untuk jawaban yang dibuat secara ordinal maka empat alternatif jawaban tersebut sudah menunjukkan jawaban ordinal. Apabila peneliti hendak menggunakan instrumen dengan interval maka mereka dapat menambahkan informasi pembobot misalnya, jawaban sering kali = 4; sering = 3; pernah = 2 dan tidak pernah = 1.
Syarat Membuat Kuesioner yang Baik
Untuk memperoleh item kuesioner yang baik, peneliti hendaknya memperhatikan beberapa butir penting, ketika mereka membuat item-item tersebut. Beberapa butir penting tersebut termasuk:
  1. Setiap item harus dibuat dengan bahasa yang jelas dan tidak mempunyai arti yang meragukan.
  2. Peneliti hendaknya menghindari pertanyaan atau pernyataan ganda dalam satu item.
  3. Item pertanyaan atau pernyataan berkaitan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan dalam penelitian.
  4. Bahasa yang digunakan hendaknya menggunakan bahasa yang baku.
  5. Peneliti hendaknya tidak terlalu mudah menggunakan item-item negatif atau item yang menjebak responden.
  6. Peneliti hendaknya membangun item kuesioner yang terarah dalam kisi-kisi kerja atau framework permasalahan.
Bagaimana teman-teman, apakah penjelasan saya tentang COntoh Instrumen penelitian ini sudah cukup jelas? Kita akan lanjut di contoh berikutnya. Baca juga tentang Teknik Pengambilan Sampel