Kata Kerja Operasional Taksonomi Bloom

Aspek-Aspek yang Dinilai Menurut Taksonomi Bloom. Pada awal tahun 1950-an Benyamin S. Bloom bersama dengan koleganya mencoba mengungkapkan jenis-jenis tujuan yang dapat dinilai di sekolah-sekolah dengan sebutan taksonomi Bloom (1981:7). Jenis tujuan tersebut dikelompokkan dalam 3 (tiga) ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor.

Berikut ini tujuan pada ranah kognitif (cognitive domain). Ranah kognitif adalah mengenai kemampuan intelektual peserta didik seperti yang ditampakkan dalam menyelesaikan soal-soal fisika, menyusun suatu karangan, atau dalam menyelesaikan berbagai jenis soal yang membutuhkan “pemikiran”. Ranah kognitif berkenan dengan hasil belajar intelektual terdiri atas 6 (enam) aspek yakni sebagai berikut. 

Kata Kerja Operasional Taksonomi Bloom


a. Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan menyangkut tingkah laku peserta didik yang tekanannya pada mengingat kembali atau mengenal kembali materi atau bahan yang telah dipelajari sebelumnya. Oleh karena itu, hal yang ditenyakan dalam pokok uji diupayakan tidak berbeda dari hal yang pernah diajarkan kepada peserta didik. Dalam hal ini pengetahuan merupakan sasaran belajar terendah menurut taksonomi Bloom.

b. Pemahaman (Comprehension)

Pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan menyerap arti darl materi atau bahan yang dipelajari. Kemampuan ini mencakup kemampuan mengubah (translation) yaitu menerjemahkan materi dari satu bentuk ke bentuk yang lain (misalnya dari bentuk angka ke bentuk kata-kata dan sebaliknya atau sejumlah angka yang akan diubah dalam bentuk grafik) dan menginterpretasikan materi (misalnya menjelaskan, meringkaskan, interpretasi data pengamatan, interpretasi grafik, dan sebagainya). Pokok uji untuk mengukur kemampuan ini, sebaiknya mengandung masalah yang belum pernah diajarkan atau dicontohkan oleh guru pada waktu ia mengajar. Hasil belajar ini satu tingkat lebih tinggi jika dibandingkan dengan hasil belajar yang berupa pengetahuan.

c. Penerapan (Application)

Penerapan merupakan kemampuan untuk menggunakan sesuatu yang telah dipelajari dalam situasi kongkret yang baru. Oleh karena itu, peserta didik dituntut memiliki kemampuan untuk menyeleksi atau memilih suatu abstraksi tertentu (konsep, prinsip, metode, hukum, dalil, gagasan, teori, dan sebagainya) secara tepat untuk diterapkan dalam situasi baru dan secara benar. Hasil belajar sedemikian ini memerlukan pengertian yang lebih tinggi dibandingkan dengan pemahaman

d. Analysis (Analysis)

Pada dasamya analisis menyangkut pemahaman dan penerapan. Jika dalam pemahaman penekanannya pada pengertian arti dan isi materi pelajaran dan dalam penerapan penekanannya pada mengingat dan menggunakan materi yang pernah diberikan sesuai dengan prinsip tertentu. Sedangkan kalau pada analisis penekanannya pada memerinci materi pelajaran ke dalam bagian-bagian itu, dan tata cara atau teknik bagian-bagian itu dapat diorganisasikan. Hal ini berarti bahwa analisis mencakup penguraian suatu ide ke dalam unsur-unsur pokoknya sedemikian rupa sehingga hirarkinya menjadi jelas, atau hubungan antar unsurnya menjadi jelas.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis mencakup kemampuan menyatukan unsur-unsur, bagianbagian, dan sebagainya sehingga merupakan suatu keseluruhan. Dalam kata tain, peserta didik diminta untuk menggabungkan atau menyususn kembali hal-hal yang spesifik agar dapat mengembangkan /melakukan suatu struktur baru atau generalisasi.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal bersama dengan pertanggungjawaban pendapat itu yang berdasarkan kriteria tertentu. Kemampuan ini dinyatakan dalam memberikan penilaian terhadap sesuatu. Hasil belajar semacam ini adalah merupakan hasil belajar tertinggi tingkatannya, sebab hasil belajar ini menyangkut elemenelemen dari semua kategori yang lain, ditambah• pertimbanganpertimbangan nilai dan didasarkan kepada kriteria yang didefinisikan secara jelas.