Ciri-Ciri Penyakit Campak

Penyakit campak merupakan salah satu infeksi virus menular yaitu virus campak (paramiksovirus), yang biasanya menyerang anak-anak dan bisa juga menyerang orang dewasa jika memang orang tersebut memiliki sistem imun yang lemah. Penyakit campak biasanya terlihat dai gejala-gejala yang ditimbulkannya, misalnya demam, batuk, ruam pada kulit dan konjungtivitis.

Penyakit campak sendiri bisa menular melalui percikan ludah atau cairan ingus yang keluar dari mulut, tenggorokan atau lidah penderita campak. Biasanya untuk memperoleh kekebalan terhadap penyakit ini, seseorang akan disuntik atau menerima vaksinasi ketika masih bayi.
 Untuk lebih jelasnya mengenai cirri-ciri penyakit campak ini, Anda bisa mengamati gejala-gejalanya sepeti berikut ini:
1.    Muncul bintiik-bintik merah berwarna kemerahan dan berair pada bagian tubuh dan lama kelamaan akan muncul di seluruh tubuh. Bintik tersebut biasanya akan muncul selama 5 hari pertama.
2.    Sakit kepala, hilangnya nafsu makan dan rasa nyei pada otot-otot tubuh.
3.    Konjungtiva mata memerah.
4.    Disertai demam tinggi.
5.    Batuk dan pilek.
6.    Beberapa kasus menemukan, penderita campak tidak menyukai cahaya.
7.    Terjadinya penurunan kadar trombosit dalam darah.
8.    Mudah mengalami memar.
Sampai saat ini belum ada pengobatan yang terbukti ampuh dapat menyembuhkan penyakit campak. Tindakan yang paling seing dilakukan biasanya hanya sekedar tindakan kuatif seperti minum obat penurun panas dan istirahat yang cukup. Untuk menimalisir ketidaknyamanan yang timbul, Anda bisa menmbeikan ibuprofen atau asetaminofen. Selain itu, upaya lainnya adalah dengan memberikan vaksin Rubella yang befungsi untuk pencegahan. Meskipun sebenanya vaksin tersebut tidak dapat mengobati atau membantu memulihkan kesehatan.
Perlu Anda ketahui bahwa penyakit campak juga tidak bisa diobati dengan obat antibiotik, karena antibiotik tidak dapat menghentikan infeksi virus. Jadi penyakit campak ini dengan sendiinya akan hilang dengan sistem imun tubuh, jika memang tidak ada komplikasi lain. Pada masa anak-anak, masa pemulihannya bisa mencapai 1 minggu lamanya, sedangkan pada usia dewasa dibutuhkan waktu yang relatif lebih lama tergantung dengan kekebalan sistem imun masing-masing orang.