Penyebab Mimisan Pada Anak

Mimisan atau istilah kedokterannya epistaksis adalah pendarahan yang terjadi dari hidung dan bisa terjadi kepada siapa saja baik itu anak – anak maupun orang dewasa, biasanya mimisan terjadi secara spontan / tiba – tiba tanpa diketahui penyebabnya.
Menurut para ahli kesehatan sebagian besar mimisan akan berhenti dengan sendirinya, tapi meskipun begitu perlu dilakukan penanganan agar tidak terjadi hal – hal yang tidak diinginkan. Mimisan bisa dikatakan berbahaya jika disebabkan oleh penyakit yang cukup serius.

Seperti demam berdarah. Namun, jika dikarenakan infeksi dibagian hidung, maka ini merupakan mimisan ringan dan tidak terlalu berbahaya, mimisan pada anak – anak tergolong dalam mimisan ringan dan tidak berbahaya namun meskipun begitu perlu di perhatikan juga selama anak tersebut tidak mengalami gejala yang berbahaya seperti demam dan kondisi anak masih stabil maka gejala ini masih dalam tahap wajar.
Beberapa faktor penyebab mimisan pada anak :

  1. Faktor gangguan pembekuan darah, terjadi karenapembuluh darah dan trombosittidak dapat menutup luka dengan sempurna, yaitu proses pembekuan darah tidak berjalan dengan baiksehingga darah mengalir keluar.
  2. Faktor organik, adanya gangguan sejak kecil berupa gangguanpada pembuluh darah di hidung seperti pembuluh darah di hidung yang tipis, rapuh dan terlukalebar sehingga saat si anak melakukan aktifitas berlebihan, stres dan terjadi iritasi di hidung mengakibatkan si anak mudah mimisan.

Penyebab mimisan secara umum adalah sebagai berikut :

  • Penderita tekanan darah tinggi atau hipertensi yang mengalami mimisan seringkali dapat berakibat fatal, lebih baik jika langsung di periksakan ke dokter.
  • Gangguan kehamilan dan menopause karena di pengaruhi oleh perubahan hormonal.
  • Infeksi sistemik seperti pada typus, influenza dan demam berdarah.
  • Adanya tumor pada hidung untuk penderita leukimia, hemofilia,mrombositopenia dan anemia aplastik.
  • Adanya perubahan tekanan atmosfir secara tiba – tiba seperti saat menyelam dan menaiki pesawat terbang.
  • Lingkungan udara yang sangat dingin atau terlalu panas.
  • Mengalami trauma ringan seperti sering mengorek hidung, bersin, mengeluarkan ingus terlalu keras atau terjadi benturan ringan.
  • Mengalami trauma berat seperti terpukul, terjatuh, patah tulang hidung atau adanya benda asing yang masuk dalam hidung, maupun adanya rangsangan iritasi dari gas.