Proses Pembuatan Tembaga

Proses Pembuatan Tembaga biasanya diproduksi dengan beragam cara, tergantung oleh mineralnya. Seperti yang diketahui mineral tembaga bersifat sulfida diproduksi dengan peleburan dan pemurnian pada temperatur tinggi, diikuti elektrorefining. Mineral tembaga bersifat oksida, karbonat, sulfat dan silikat yang sedikit jumlahnya di alam. Mineral tembaga ini diproduksi dengan cara hidrometalurgi. Berbagai proses dan tahapan yang dilaksanakan tidaklah singkat, melainkan butuh waktu cukup lama dan membutuhkan kemampuan khusus. Dengan demikian suatu proses dapat dilakukan secara bertahap seperti penjelasan yang akan diberikan di bawah ini.

Memerlukan beberapa tahapan, antara lain :

a. Tahap kominisi

Membebaskan atau meliberasi mineral-mineral tembaga dari ikatan zat-zat pengotornya dengan cara operasi peremukan dan penggerusan. Target dari Proses Pembuatan Tembaga ini ialah ukuran partikel bijih yang bisa memperoleh tingkat recoveri maksimal ketika tahap Konsentrasi Flotasi.

b. Tahab Konsentrasi Flotasi

Setelah ukurannya sesuai, dilanjutkan dengan tahap pemisahan mineral atau konsentrasi.Memisahkan mineral-mineral Cu-Fe-S dan Cu-S pengotoran yang cukup efektif dengan melakukan metode flotasi. Dengan menggunakan metode ini, bisa meningkatkan kadar tembaga di konsentrat menjadi 30 %.

c. Tahap Matte Smelting

Masuk ketahap ini konsentrat tembaga dileburkan berupa lelehan matte. Proses peleburan ini dalam keadaan oksidatif menghasilkan lelehan matte (sulfida yang kaya akan tembaga serta sedikit mengandung besi) dan slag (lelehan dari campuran oksida besi dan oksida logam pengotor serta fulk), gas buang. Tahap ini menghasilkan matte yang kandungan tembaganya setara 45% sampai 75%.

d. Tahap Konversi Matte

Tahap Konversi Matte menjadi blister copper, melalui dioksidasi dan kandungan meningkat menjadi 90 %.Concerter dihembuskan udara melewati sejumlah tuyeres yang terendam dalam lelehan. Dalam proses ini ditambakanpula oksigen murni, silika sebagai fliks, revert dan scrap. Slag yang akan dihasilkan memiliki senyawa besi –silika.

e. Tahap Fire refining,

proses ini biasa disebut pemurnian dilakukan dalam rotary-furnace, reverberatory-furnace, heart-furnace yang bisa diteliti dengan 2 tahap. Tahap pertama, oksidasi selektif kepada sulfur dan elemen pengotor. Tahap kedua, deoksidasi guna penurunan kandungan oksigen dalam tembaga.

Tahap fire refining di atas sanggup memperoleh logam tembaga yang mempunyai kandungan 99 %. Proses selanjutnya, melakukan pelarutan tembaga secara elektrokimia melalui tembaga anode dan mengendapkannya kembali di permukaan katode. Mineral-mineral pengotor yang terdapat pada tembaga anode mengapung ke permukaan dan tidak mengendap. Proses Pembuatan Tembaga yang terakhir ini ialah tahapan Elektrorefining.