Contoh Pidato Ekonomi Singkat

Berbicara mengenai pidato tentunya tidak lepas dari kemampuan berbicara secara fasih namun tetap baik dan benar. Pidato sering dikaitkan dengan tindakan mencari dukungan maupun kegiatan penyampaian suatu keyakinan dari seorang pembicara. Jika pidato yang mencakup lingkup bidang ekonomi, tentunya akan berdampak luas terhadap kesejahteraan rakyat dari sudut pandang ekonomi. Di Indonesia sendiri bertumpu pada slogan yang dikutip dari UUD, yakni “ekonomi dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”.

Pidato ekonomi harusnya berkaitan dengan permasalahan ekonomi yang sedang hangat diperbincangkan. Mengingat perekonomian di Indonesia masih jauh untuk bisa dikatakan mapan, mengingat masih tingginya angka pengangguran yang berbanding lurus dengan tingkat kemiskinan. Perekonomian di negara ini memang masih perlu proses berbenah, banyak hal yang harus dipecahkan persoalanya. Sehingga dalam berpidato ekonomi tentukan topik yang akan menjadi suatu solusi atau sinar harapan bagi perekonomian Indonesia di masa mendatang.

Contoh Pidato Ekonomi Singkat

Berpidato tidak serta merta menyatakan pembenaran secara sepihak terhadap pembicara, seyogyanya harus sesuai dengan kondisi dimana pidato berlangsung. Penyampaian juga harus diperhatikan, mengingat masalah ekonomi termasuk masalah yang sensitif. Berikut tips untuk menentukan topik yang baik saat pidato ekonomi:

  1. Pilih topik atau permasalahan yang perlu diperhatikan masyarakat dan pemerintah
  2. Berikan kontribusi berupa pemecahan permasalahan dalam bidang ekonomi tersebut
  3. Sampaikan secara lugas, namun tetap tidak menyimpang dari norma yang ada
  4. Pilih kata-kata yang umum, jangan menggunakan kata asing terlalu banyak
  5. Sampaikan secara sistematis, sehingga mudah dicerna oleh pendengar

Pidato yang baik tidak harus yang panjang lebar, menghabiskan hampir sekian jam sebelum akhirnya pidato tersebut ditutup. Pidato yang singkat namun padat dan jelas tentu memiliki nilai lebih di mata para pendengar. Apalagi zaman demokrasi saat ini, masyarakat cenderung tidak menyukai sosok yang pandai bicara namun tidak sebanding kepandaiannya dalam merealisasikan. Sehingga sampaikan sesuatu secara logis, tidak mengada-ada, apalagi melebih-lebihkan. Kadar cukup akan jauh lebih baik, sederhana namun bisa dibuktikan akan lebih mengena di hati pendengar yang dalam kasus ini adalah masyarakat luas. Perekonomian sejatinya dibangun tidak hanya jerih payah pemerintah, melainkan dibantu oleh masyarakat itu sendiri.