Muhammadiyah dan Sejarahnya di Kabupaten Enrekang

A. Muhammadiyah dan Sejarahnya

Organisasi keagamaan yang bergerak dilapangan sosial dan pendidikan, Muhammadiyah menduduki tempat yang sangat penting dalam pembangunan masyarakat dan bangsa kita. Muhammadiyah telah memberikan sumbangan yang amat besar dalam membangun umat dan masyarakat semenjak penjajahan. Usaha Muhammadiyah dalam mencerdaskan bangsa melalui kegiatan pendidikan dan da’wah, dan dalam rangkaian da’wah amaliahnya, telah banyak memberikan kesadaran kepada bangsa kita sendirilah yang bertanggung jawab untuk membangun bangsa.

Setelah indonesia sampai sekarang, Muhammadiyah tanpa banyak bicara terus beramal menjalankan misinya dalam lapangan sosial dan pendidikan. Ini merupakan sumbangan dan bantuan yang tidak kecil arti dan nilainya bagi keberhasilan pembangunan bangsa dan negara kita.

Muhammadiyah didirikan untuk menyampaikan faham keagaaman dengan cara lebih mudah dan tepat diterima baik dari oleh kaum terpelajar maupun halayak awam, maka sedikit banyaknya Muhammadiyah telah berhasil mempertemukan syari’at agama dengan alam pikiran modern.

Sementara itu, giatnya kaum kristen dengan usaha-usaha missi keagamaannya. Sebagaimana diungkapkan A.Jainuri bahwa :

“Sejak tahun 1909 kegiatan misi kristen semakin luas terutama dalam bidang pendidikan, dimana sekolah misi mendapat pengakuan pemerintah dan seringpula mendapat bantuan. Bahkan lebih jauh seperti dikatakan Sartono, bahwa usaha untuk menjalankan prinsip-prinsip kristen dalam pemerintahan seperti surat edaran mingguan dan surat edaran pasar yang melarang segala kegiatan resmi pada hari minggu, menimbulkan kegelisahan masyarakat yang tidak mengenal nilai atau prisip tersebut dalam lingkungan budanya. Politik kristenisasi ini seperti diketahui kemudian mendapat oposisi dari umat Islam yang dipelopori oleh Muhammadiyah.1

Hal semacam itu yang menyadarkan Kyai Haji Ahmad Dahlan untuk membangun organisasi da’wah yang kuat dan tertib. Sehingga dengan organisasi tersebut bisa mengimbangi dan melebihi usaha-usaha golongan lain di indonesia.

Sejak berdirinya Muhammadiyah dengan bertitik tolak dari dorongan iman untuk menciptakan pribadi dan nizam yang bermutu. Pendiri Muhammadiyah Kyai Haji Ahmad Dahlan bertolak dari keimanan dan agama sebagai nur. Dengan modal itu Muhammadiyah dibangun dan digerakkan oleh azas dan perjuangannya.

Azas dan perjuangan Muhammadiyah mula-mula dirumuskan dalam dua kalimat yaitu :

1.  Memajukan dan menggembirakan pengajaran dan pelajaran islam

2.  Memajukan dan menggembirakan kehidupan sepanjang kemauan agama Islam kepada sekutu-kutunya.2

Muhammadiyah lahir pada tahun 1912 M, perserikatan ini telah mulai membangun tanah air dan bangsanya di dua bidang, bidang spiritual dan bidang material yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisah-pisahkan. Sementara itu ulama-ulama kita juga menbanguna pesantren-pesantren yang bertebaran diseluruh tanah air yang merupakan benteng utama bagi pemeliharaan cita-cita kemerdekaan Indonesia.

Muhammadiyah sejak zaman kolonial selain membangun rumah yatim piatu, sekolah dan balai kesejahteraan juga organisasinya, seperti pemuda Muhammadiyah, hizbul wathan, Aisyiah dan Nasiatul Aisyiah, telah menanamkan cita-cita kemerdekaan Indonesia, cinta tanah air dan bangsa yang disiramnya bukan dari pendapat manusia melainkan dari ajaran Allah dan Rasulnya.

Muhammadiyah sebagai suatu organisasi keagamaan yang tujuan amat besar dan luas, maka perubahan-perubahan yang telah diadakan sangat luas dan besar. Perubahan yang mula-mula dilakukan oleh Muhammadiyah lebih banyak menitik beratkan pada kemurnian tauhid dan ibadah dalam Islam antara lain :

a.  Meniadakan kebiasaan menuju bulani (jawa : tingkep) yaitu selamatan bagi orang yang sedang hamil dalam usia 7 bulan. Kebiasaan ini merupakan peninggalan dari adat Hinduisme, Budhisme, masing-masing daerah berbeda cara dan macam upacara menuh bulani, tetapi pada dasarnya berjiwa sama yaitu dengan maksud mendoakan bayi yang masih berada dalam kandungan.

b.  Menghilangkan tradisi keagamaan yang tumbuh dari kepercayaan Islam sendiri seperti selamatan untuk menghormati syech Abdul Kadir Jailani dan lainnya. Yang dikenal dengan manakiban

Perubahan-perubahan tersebut masih banyak lagi kegiatan dibidang keagamaan lain seperti : pendidikan, kemasyarakatan dan poltik. Ciri Muhammadiyah dalam beramal bersemboyan “sedikit bicara banyak kerja” benar dibuktikan dalam amaliyah.

Pendiri Muhammadiyah Kyai Haji Ahmad Dahlan khawatir melihat kaum muslimin umumnya dan disekeliling beliau khususnya dalam keadaan yang menyedihkan. Umat Islam Indonesia tidak memegang teguh al-Quran dan sunah rasul akibat merajalelanya tahyul, sirik, keruntuhan akhlak, tenggelam ke dalam lembah kerendaahan, sehingga tidak termasuk golongan yang terhormat dalam masyarakat. Oleh karena itu Muhammadiyah berusaha agar tiap orang yang menjalankan perintah agamanya dengan benar dan berusaha mewujudkan masyarakat Islam yang sebenarnya.

Muhammadiyah terutama mempelajari secara mendalam hukum-hukum dalam agama Islam dengan berpedoman kepada al-Quran dan Al Hadits melalui Majelis Tarjih. Muhammadiyah bergerak ditengah-tengah lapisan umat, sejak dari lapisan atas sampai llapisan bawah, Muhammadiyah sebagai organisasi sosial keagamaan sejak berdirinya, perkembangannya sekarang tidak sedikit hambatan dan rintangan yang dialaminya.

Pemerintah belanda khawatir melihat kemajuan umat Islam. Mereka khawatir kalau-kalau Muhammadiyah dapat menghancurkan pemerintah kolonial. Gerakan Muhammadiyah dibatasi izin-izin rapat dapat dipersulit.

Zaman pendudukan Jepang tidak kalah pula kejamnya. Banyak gerakan amal Muhammadiyah dilarang. Sekolah ditutup,rapat tidak diperbolehkan, praktis Muhammadiyah dibekukan, namun demikian jiwa Muhammadiyah dalam dada pengikutnya tidak akan hilang.

Kemerdekaan yang dicapai oleh bangsa Indonesia dengan pengorbanan jiwa dan raga, Muhammadiyah tidak ketinggalan ikut serta dalam berjuang. Untuk mencapai kemerdekaan itu Muhammadiyah telah bekerja keras dengan penuh kepercayaan, dengan mengharapkan keridhaan Allah.

Muhammadiyah berusaha mengembalikan orang-orang yang telah menyeleweng dari ajaran Islam kepada tuntutan Islam yang sebenarnya, yaitu menurut perintah Allah dan ajaran Nabi Muhammad Saw.

Aktivitas Muhammadiyah dalam pendidikan ini dapat dibayangkan beberapa biaya yang dibutuhkan setiap bulan dan setiap tahunnya. Belum lagi jika dinilai betapa perserikatan Muhammadiyah telah bangkit kemajuan dan mencerdaskan bangsa, serta mengisi kemerdekaan dalam wujud pembangunan material dan spiritual.

B. Muhammadiyah dan Pembaharuan Di Kabupaten Enrekang

Perjuanan Muhammadiyah secara mutlak ditandai dengan adanya “Tajdid” atau pembaharuan. Sebagaimana keterangan yang penulis peroleh dari salah seorang tokoh Muhammadiyah di Kabupaten Enrekang mengatakan bahwa : sebelum datangnya Muhammadiyah di Kabupaten Enrekang maka yang paling membudaya dikalangan masyarakat adalah mencampurbaurkan antara ajaran agama dengan adat istiadat mereka. Tetapi dengan munculnya Muhammadiyah sebagai gerakan pembaharu cukup membawa pengaruh yang besar3.

Perkataan Tajdid yang berasal dari bahasa arab yang berarti pembaharuan.

a.  Pembaharuan yang dimaksud ialah perubahan sifat adat tradisional yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, bertajlid buta, jamud dan lain-lain sebagainya.

b.  Istilah Tajdid atau pembaharuan dalam kalangan Muhammadiyah diartikan sebagai berikut :

“Pikiran, aliran dan uasaha untuk merubah faham-faham adat istiadat, institusi-institusi lain dan sebagainya untuk disesuaikan dengan suasana baru yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.4 .

Pendapat ini adalah umum dikalangan masyarakat barat yang kemudian memasuki dunia Islam ketika umat Islam mengalami kemerosostan atau kemunduran.

Dari  kalangan pembaharu Islam terdapat dua pendapat yaitu :

1.  Ajaran Islam yang sifatnya absolut mutlak dan tidak boleh mengalami perubahan, yaitu masalah ibadah, karena telah pasti baik dari ssegi khalalan maupun dari segi riwayatnya, misalnya :

a.     Shalat lima waktu (lima kali) sehari semalam

b.  Adanya Allah dan kekuasaannya

c.     Adanya hari kebangkitan

d.  Berpuasa pada bulan ramadhan

2.  Ajaran yang bersifat relatif dan tidak absolut, ajaran yang karena sifatnya baik dari segi khalalan maupun dari segi riwayat. Masih bersifat Dhany, seperti masalah Muamalah.

Hal mengenai Muamalah inilah yang dapat mengalami perubahan dan merupakan lapangan bagi ulama-ulama Mujtahid. Hal ini disebabkan karena masalah yang berhubungan dengan kehidupan kemasyarakatan, itu yang banyak terdapat dalam golongan yang kedua ini, dan petunjuk dalam al-Quran mengenai persoalan semacam ini sangat sedikit sekali ayat dari seluruh isi ayat al-Quran.

C. Teori Tentang Sejarah Dakwah dan Sejarah Islam

Gagasan pembaharuan keagamaan yang dihadirkan oleh Muhammadiyah untuk pertama kalinya di Desa Masalle Buntu Sarong pada tahun 1937 yaitu di Pasui pada pusat kerajaan Buntu Batu. Gagasan pembaharuan ini dihadirkan oleh para ulama-ulama yang datangnya dari Makassar, Bone Rappang dan Enrekang.

Di Desa Masalle Buntu Sarong Kecamatan Alla ide pembaharuan ini dibawah atau didirikan oleh guru Baba. Kehadiran guru Baba di Baraka pada masa itu dalam perjalanan dakwanya belum mengatas namakan Muhammadiyah. Walaupun demikian ajaran-ajaran atau paham-paham yang disampaikan dalam dakwanya sama dan sejalan dengan apa yang diinginkan dan dicita-citakan oleh Muhammadiyah untuk pengembangan ide-idenya. guru Baba sempat tinggal beberapa bulan di Buntu Lamba, yang pada masa itu tinggal bersama kadi Malua yaitu guru Muhammad5.

Usaha pengembangan organisasi dan keyakinan  Muhammadiyah, kepada masyarakatnya, ditahap awal ditekankan dan diprioritaskan usaha penanaman keyakinan keagamaan pada masyarakat Desa Masalle Buntu Sarong. Keyakinan keagamaan ini yakni berusaha memberikan pengertian kepada masyarakat tentang pelaksanaan-pelaksanaan ajaran Islam yang sesuai dengan al-Quran dan sunnah Rasulullah SAW. dimana hal ini sekaligus sebagai tujuan dan sasaran yang ingin dicapai oleh Muhammadiyah. Pelaksanaan ini utamanya ditujukan atau sasaran utamanya adalah menyangkut aspek-aspek pelaksanaan Islam/keagamaan yang masih dipengaruhi oleh adat dan kebiasaan dalam masyarakat, pelaksanaan Islam yang dipengaruhi oleh kepercayaan-kepercayaan yang lain diluar Islam (aluk tojolo), yang dikategorikan sebagai bid’ah (penambahan dan pengurangan pelaksanaan ibadah).

Aspek-aspek pelaksanaan Islam yang dipengaruhi oleh adat dan kebiasaan misalnya, yang bersumber dari aluk tojolo itu sendiri antara lain persembahan yang dilakukan/diperuntukkan bagi hal-hal yang menyangkut atau yang berhubungan dengan siklus hidup usaha-usaha dan hasil pertanian, juga termasuk pelaksanaan-pelaksanan sebagian ajaran Islam (kesyukuran) hari-hari besar Islam, yang dicampur baur dengan ajaran atau kepercayaan terhadap roh-roh nenek moyang (aluk tojolo).

Disamping itu bahwa dalam usaha penanaman keyakinan keagamaan pada masyarakat sesuai yang disarankan Muhammadiyah, juga berusaha dan berjuang untuk memberikan pengertian dan perbandingan tentang pokok-pokok keyakinan yang melekat pada masyarakat yang didatangi (Masalle), seperti adanya kepercayaan-kepercayaan terhadap Dewata Sewwae yang dianggap akan dapat memberikan petunjuk, bahkan oleh mereka dianggap dapat menentukan seseorang yang meninggal masuk atau tidaknya ke dalam surga.6

Kenyataan yang didapatkan dan dihadapi oleh pembawa ide Muhammadiyah di atas, merupakan tantangan besar yang dihadapi pada masyarakat, termasuk pada masyarakat Masalle Buntu Sarong, sehingga usaha dan perjuangan kearah pencapaian cita-cita yang diinginkan membutuhkan kesabaran dan ketabahan para pendakwanya. Guru Baba misalnya dalam melaksanakan dakwanya yang dilakukan dari masjid ke masjid yang pada masa itu hanya ada tiga buah masjid untuk tiga buah kerajaan. Ketiga masjid termasuk adalah masjid kerajaan Malua di Malua, masjid kerajaan Alla di Kalosi dan masjid kerajaan Buntu Batu di Mantarin. Atas bantuan Kadi Malua sebagai pendukung ide yang dibawakannya itu, sehingga beliau (Guru Baba) tidak terlalu mendapat kesulitan dalam menyampaikan idenya walaupun pada tahap awal ini hanya dari masjid ke masjid.7

Ide pembaharuan ini telah diterima dengan baik oleh orang Masalle yang ditandai oleh diterimanya faham ini oleh Guru Muhammad dan Andi Bahria yang sekaligus pada masa itu menyuruh dan mengutus beberapa santrinya ke Rappang untuk menuntut ilmu agama. Dalam situasi yang demikian (sebelum kembalinya utusan dari rappangI di Masalle sudah ada beberapa orang yang sudah memasuki organisasi Muhammadiyah secara formal. Hal ini dapat dibuktikan dengan masuknya Andi Bahria sebagai anggota Tasiar (jauh) Rappang yang pada masa itu muhammadiya di Masalle baru dalam bentuk ranting, dibawah kordinasi cabang Enrekang. Lancarnya keanggotaan sebahagian dari orang Masalle pada cabang Rappang ini ditunjang oleh karena pada masa itu Guru Muhammad yang ibunya orang Rappang tetap tinggal di Rappang sebagai guru pada sekolah Muhammadiyah.8

Penerimaan awal masyarakat/orang Masalle tentang Muhammadiyah yaitu ditandai dengan adanya orang Masalle yang masuk dan menjadi anggota tasiar (jauh) Muhammadiyah daerah Rappang yang pada masa itu Enrekang baru berstatus cabang, saat itu pengelolaan Muhammadiyah di Masalle belum dilaksanakan secara organisasitoris


1A. Jainuri. Muhammadiyah Gerakan Reformasi Islam di Jawa Pada Awal Abad ke-20, (Surabaya : PT. Bina Ilmu 2000), h. 22

2Mustafa Kamal Fasha, et al, Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam (Cet. V; Yogyakarta : PN. Persatuan, 1998), h. 31

3Wakari BA. Tokoh Muhammadiyah, “Wawancara” di Enrekang Pada Tanggal 16 pebruari 1999.

4DR. Harun Nasution. Pembaharuan Dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan, ( Jakarta :  Bulan Bintang, 2000). h. 9.

5 Abu Bakar, Tokoh masyarakat Desa Masalle Buntu Sarong, Wawancara, di Desa Masalle Buntu Sarong  pada tanggal  7 Agustus  2005

6 Muhammad, Tokoh masyarakat Desa Masalle Buntu Sarong, Wawancara, di Desa Masalle Buntu Sarong  pada tanggal 6 Agustus  2005.

7 Ustazd Bunyamin, Tokoh Agama Desa Masalle Buntu Sarong, Wawancara, di Desa Masalle Buntu Sarong  pada tanggal  7 Agustus  2005.

8 Wakari BA. Tokoh Muhammadiyah, Wawancara, di Desa Masalle Buntu Sarong  pada tanggal  4 Agustus  2005.