Jenis-Jenis Pengetahuan

Beranjak dari pengetahuan adalah kebenaran dan kebenaran adalah pengetahuan, maka di dalam kehidupan manusia dapat memiliki pengetahuan dan kebenaran.

Menurut Burhanuddin Salam (Amsal, 2007), mengemukakan bahwa pengetahuan yang dimiliki manusia ada empat, yaitu:

  • Pengetahuan biasa, yaitu pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan istilah common sense, dan sering diartikan dengan good sense, karena seseorang memiliki sesuatu di mana ia menerima secara baik. Semua orang menyebutnya sesuatu itu merah karaena memang itu merah, benda itu panas karena memang dirasakan panas dan sebagainya,

Dengan common sense,  semua orang sampai pada kenyakinan secara umum tentang sesuatu, di mana mereka akan berpendapat sama semuanya. Common sense (arti keadaan yang biasa) diperoleh dari pengalaman sehari-hari, seperti air dapat dipakai untuk menyiram bunga, makanan dapat memuaskan rasa lapar, musin kemarau kan mengeringkan sawah tadah hujan, dan sebagainya.

  • Pengetahuan ilmu, yaitu ilmu sebagai terjemahan dari science. Dalam pengertian yang sempit science diartikan untuk menunjukkan ilmu pengetahuan alam, yang sifatnya kuantitatif dan obyektif.

Ilmu pada prinsipnya merupakan usaha untuk mengorganisasikan dan mensistemasikan common sense, atau suatu pengetahuan yang berasal dari pengalamandan pengamatan dari kehidupan sehari-hari. Namun, dilanjutkan dengan suatu pemikiran secara cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai metode

Ilmu dapat merupakan suatu metode berpikir secara obyektif (objekctive thinking), tujuannya untuk menggambarkan dan memberi makna terhadap dunia factual. Pengetahuan yang diperoleh dengan ilmu, diperolehnya melalui observasi, eksprimen, klasifikasi. Analisis ilmu itu objektif dan menyampingkan unsure pribadi, pemikiran logika diutamakan, netral, dalam arti tidak dipegaruhi oleh sesuatu yang bersifat kedirian (subyektif), karena dimulai dari fakta. Ilmu merupakan milik manusia secara komprehensif. Ilmu merupakan lukisan dan keterangan yang lengkap dan konsisten mengenai hal-hal yang dipelajarinya dalam ruang dan waktu sejauh jangkauan logika dan dapat diamati panca indera manusia.

  1. Pengetahuan filsafat, yakni pengetahuan yang diperoleh dari  pemikiran yang bersifat kontemplatif dan spekulatif. Pengetahuan filsafat lebih menekankan pada universalitas dan kedalaman kajian tentang sesuatu. Kalau ilmu hanya pada satu bidang pengetahuan yang sempit dan rigid, filsafat membahas hal yang lebih luas dan mendalam. Filsafat biasanya memberikan pengetahuan yang reflektif dan kritis, sehingga ilmu yang tadinya kaku dan cenderung tertutup menjadi longgar kembali.
  2. Pengetahuan Agama, yakni pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan lewat para utusan-Nya. Pengetahuan Agama bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh para pemeluk Agama. Pengetahuan mengandung beberapa hal yang pokok, yaitu ajaran tentang cara berhubungan dengan Tuhan, yang sering juga disebut dengan hubungan vertikal dan cara berhubungan dengan sesama manusia, yang sering juga disebut dengan hubungan horizontal. Pengetahuan Agama yang lebih penting di samping informasi tentang Tuhan, juga informasi tentang Hari Akhir. Iman pada Hari Akhir merupakan ajaran pokok Agama sekaligus merupakan ajaran yang membuat manusia optimis akan masa depannya. Menurut para pengamat, Agama masih bertahan sampai sekarang karena adanya doktrin tentang hidup setelah mati karenanya masih dibutuhkan.

Manusia berusaha mencari pengetahuan dan kebenaran, yang dapat diperolehnya dengan melalui beberapa sumber.

  1. Pengetahuan wahyu (revealed knowledge). Manusia memperoleh pengetahuan dan kebenaran atas dasar wahyu yang diberikan Tuhan kepada manusia. Tuhan telah member pengetahuan dan kebenaran kepada manusia pilihannya, yang dapat dijadikan petunjuk bagi manusia dan kehidupannya.Wahyu merupakan firman Tuhan. Kebenarannya adalah mutlak dan abadi.
  2. Pengetahuan intuitif (intuitive knowledge).  Pengetahuan intuitif diperoleh manusia dari dalam dirinya sendiri.Mengenai proses kerjanya , pribadi, dan memiliki watak yang tidak komunikatif khusus memilikinya atau tidak.
  3. Pengetahuan rasional (rational knowledge). Pengetahuan rational merupakan pengetahuan yang diperoleh dengan latihan ratio/akal semata, tidak disertai dengan observasi terhadap peristiwa-peristiwa faktual.
  4. Pengetahuan empiris (empirical knowledge). Pengetahuan empiris diperoleh  atas bukti penginderaan, dengan penglihatan, pendengaran, dan sentuhan indera-indera lainnya, sehingga memiliki konsep dunia di sekitar kita. Pengetahuan otoritas (authoritative knowledge).

***

(Source : Fitriani Nur, Mahasiswa PPs UNM Makassar | Prodi Pendidikan Matematika, 2008)