Efektivitas Penilaian Portofolio dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Perbaikan kegiatan belajar mengajar matematika harus diupayakan secara optimal agar mutu pendidikan dapat meningkat. Ini mutlak dilakukan karena majunya ilmu pengetahuan dan teknologi berimplikasi pada meluasnya cakrawala berpikir manusia terdidik sesuai dengan tuntutan zaman.

Kenyataannya, sebagian besar masyarakat Indonesia menganggap bahwa matematika adalah ilmu yang tidak mudah. Fakta telah menunjukkan bahwa matematika adalah pelajaran yang menakutkan dan menegangkan sehingga sebagian besar siswa menganggapnya sebagai momok di sekolah. Pandangan yang demikian itulah yang menyebabkan sebagian siswa tidak berminat mempelajari matematika yang akhirnya berimplikasi pada rendahnya hasil belajar matematika mereka. Hampir setiap evaluasi pada akhir tahun pelajaran menunjukkan bahwa pelajaran matematika tidak pernah menempati posisi sebagai pelajaran dengan nilai rata-rata tertinggi yang diperoleh siswa.

Untuk mengatasi hal tersebut di atas berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan matematika, salah satunya adalah dengan memperbaiki proses belajar mengajar. Terkait dengan proses belajar mengajar ada 3 dimensi dari sekian banyak dimensi yang sangat penting dalam pendidikan yakni: kurikulum, proses pembelajaran, dan penilaian. Ada beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan, salah satunya adalah model pengajaran langsung yang direncanakan untuk membelajarkan siswa.

Istilah belajar diartikan sebagai perubahan dan kemampuan, sikap, atau perilaku siswa yang relatif permanen sebagai akibat dari pengalaman atau pelatihan. Perubahan kemampuan yang hanya berlangsung sekejap dan kemudian kembali ke perilaku semula menunjukkan belum terjadinya peristiwa pembelajaran, walaupun mungkin terjadi pengajaran. Tugas seorang guru adalah memuat agar proses pembelajaran pada siswa berlangsung secara efektif.

Untuk mencapai tujuan pendidikan matematika, maka sudah saatnya seorang guru bekerja dengan menyadari bahwa mengajar matematika tidak sekedar mengarahkan siswa berfikir tentang apa yang dipelajarinya dan menerapkan metode mengajar yang dipilih, tetapi harus melihat dan mengamati apa yang dipikirkan oleh siswa. Di samping itu, juga mengamati yang berkembang dalam suatu diskusi tentang materi matematika yang dipelajari siswa. Guru harus mencari cara agar siswa aktif mengkomunikasikan pengetahuan matematika yang dipilih. Oleh sebab itu, guru harus menggunakan alat untuk mengumpulkan informasi tentang kinerja siswa serta mengadakan penilaian secara rutin terhadap kemajuan yang diperoleh siswa. Untuk tujuan tersebut salah satu alat yang baik digunakan adalah pembelajaran berbasis portofolio.

Dalam penggunaan pembelajaran berbasis portofolio, semua pihak baik sekolah, guru, orang tua maupun masyarakat menaruh harapan besar pada hasil pembelajaran matematika dalam mendidik siswa memiliki kompetensi dengan menunjukkan seberapa kompeten peserta didik menguasai materi yang diajarkan. Pada kelas yang ideal, siswa bekerja pada kelompok-kelompok kecil atau bekerja mandiri untuk mempelajari teori dan contoh, mengerjakan tugas-tugas, menggunakan alat-alat bantu, alat komputasi seperti kalkulator atau komputer, mencari atau memilih pustaka dan mempelajarinya. Dalam bekerja itu, diharapkan siswa bertukar pikiran dengan siswa yang lain atau bertukar pikiran dengan guru, dan mencatat hal-hal penting yang diperbuat atau diperolehnya yang berkaitan dengan mata pelajaran atau tema yang sedang dipelajarinya. Diharapkan, guru kadang-kadang mengajak siswa secara keseluruhan untuk melakukan diskusi kelas, atau memberikan pengarahan umum kepada seluruh kelas, tetapi hanya bertugas sebagai fasilitator untuk memberikan bantuan secara klasikal atau individual kepada siswa yang membutuhkan.

Evaluasi hasil pembelajaran biasanya dilakukan oleh pihak dalam (guru). Akan tetapi, mungkin pula evaluasi dilakukan oleh pihak luar (misalnya pemerintah), Pihak luar perlu menilai untuk keperluan penentuan mutu dan untuk kriteria penyaringan. Di samping itu, guru memerlukan dukungan dari pihak luar untuk menentukan ukuran atau standar kompetensi, dalam rangka menyesuaikan pembelajarannya dengan kebutuhan masyarakat luas. Pihak dalam perlu mengadakan penilaian untuk membuat keputusan tentang pembelajaran; misalnya: dalam hal apa pembelajaran perlu diperbaiki, siswa mana yang memerlukan tambahan bantuan, seberapa jauh hasil pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan dalam kurikulum, dirumuskan dalam rencana pembelajaran, dan sebagainya. Dengan kata lain, penilaian oleh pihak guru harus menghasilkan tindakan untuk meningkatkan pembelajaran atau hasil belajar.

Peran guru sangat penting dalam mengupayakan pembelajaran matematika yang mudah dan menyenangkan. Karena itu, guru sebagai jabatan profesi mempersyaratkan berbagai kemampuan dan keterampilan, misalnya menguasai materi pelajaran dan keterampilan mengajar. Dengan demikian, seorang guru yang profesional dalam melaksanakan tugas mengajarnya harus mampu menerapkan pendekatan, model, metode, teknik, dan strategi pembelajaran yang efektif dan efisien agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal.

Pembelajaran berbasis portofolio memungkinkan peserta didik untuk berlatih memadukan antara konsep yang diperoleh dari penjelasan guru atau dari buku/bacaan dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, membuat alternatif untuk menguasai topik yang dipelajari, merumuskan langkah yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah dan mencegah timbulnya masalah yang berkaitan dengan topik yang dibahas, dan mencari informasi di luar kelas, baik informasi yang sifatnya benda/bacaan, penglihatan, dan lain-lain.

Dalam upaya perbaikan mutu pendidikan di Indonesia, kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dikaji dan dikembangkan dewasa ini oleh pakar pendidikan untuk diterapkan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Semua pihak, baik sekolah, guru, orang tua, maupun masyarakat menaruh harapan besar pada hasil pembelajaran matematika melalui penerapan KBK atau Kurikulum 2004 dalam mendidik siswa untuk memiliki kompetensi yang akan mereka butuhkan untuk hidup produktif di masa depan. Penggunaan pembelajaran berbasis portofolio memacu kreativitas siswa begitu pula kreativitas guru untuk mengembangkan kemajuan pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa dari waktu ke waktu.