Pendidikan Pada Masa Mughal

Setelah melihat pendidikan pada masa Turki Usmani dan Masa Safawi, kali ini kita akan melihat pendidikan pada masa Mughal. Persentuhan Islam dengan wilayah India melalui tiga fase yaitu masa bangsa Arab, masa bangsa Turki dan masa kerajaan Mughal.

Melalui penguasaan mughal, India menjadi pusat kebudayaan di berbagai bidang, seperti sutera, ilmu pengetahuan, filsafat, seni dan lain-lain. Di samping itu pusat ilmu pada masa Abbasiyah yang berpusat di kota Bagdad, Bukhara, Ray, kordova, sivilia dan lainnya; dalam masa Mughal berpindah ke kota-kota Kairo, Iskandariyah, Usyuth, Faiyun, Damaskus, Himas, Hilap, kota Mesir mesir dan Syam.

Pendidikan Pada Masa Mughal

Pada masa ini mucul Umran (sosiology), falsafah tarikh (philosophy of history) dengan munculnya Muqaddimah Ibnu Khaldum kitab pertama dalam bidang ini juga dalam masa ini disempurnakan penyusunan ilmu politik, ilmu tata usaha, ilmu peperangan, ilmu kritik sejarah. Di bawah kekuasaan Mughal aktifitas pendidikan terus berkembang sampai menduduki posisi penting pada setiap kebijakan pemerintah.

Babur (1526-1530 M.), mendirikan sebuah madrasah di Dili. Madrasah ini tidak hanya mengajarkan pengetahuan agama seperti madrasah lainnya, tetapi juga mengajarkan matematika, astronomi dan geografi. Dia juga membentuk Departemen Urusan Umum (shurat-i Amm) yang tugasnya mengembangkan sekolah-sekolah dan madrasah-madrasah.

Pada masa kekuasaan Akbar (1556-1605 M), sejumlah madrasah didirikan baik oleh pemerintah maupun individu. Akbar membangun sebuah madrasah di Fathpur Sikri, di Dili dibangun madrasah oleh Maham Aqna (ibu pengasuhnya) yang dikenal dengan arsitekturnya. Kurikulum madrasah berisi ilmu pengetahuan umum disamping ilmu pengetahuan agama. Pelajarannya meliputi matematika, agrikultura, geometri, astronomi, fisika, logika, filsafat alam, teologi, sejarah dan pendidikan agama.

Dengan melihat pelajaran-pelajaran yang diajarkan pada madrasah dan sekolah tersebut, maka metode yang dipahami adalah multi-metode. Aktivitas pendidikan yang kemudian sangat menonjol di India pada abad ke-18 dengan lahirnya gerakan mujahidin yang dicetuskan ole Syekh Waliyullah yang memberikan perhatian sangat serius pada pendidikan.

Gerakan mujahidin diteruskan oleh putranya Syah Abdul Azis yang menekankan  bahwa untuk  mencapai kemajuan harus mempelajari bahasa Eropa (bahasa Inggris) yang sebelumnya diharamkan. Kemudian dilanjutkan oleh Sir Syayid Ahmad Khan yang menyatukan bawha untuk  mencapai kemajuan harus kembali kepada ajaran Islam yang murni yaitu Al-Qur’an dan al-hadis. Dengan membersihkan tauhid dari kemusyrikan dan meninggalkan taqlid. Ijtihad diperlukan untuk  memperoleh interpretasi baru terhadap ayat-ayat Al-Qur’an dan al-hadis.

Sayyid Ahmad Khan berpendapat bahwa pendidikan merupakan jalan bagi umat Islam India untuk  mencapai kemajuan. Selain Syah Waliyullah, Sayyid Ahmad Khan, tokoh-tokoh pembaharu India lainnya adalah Sayyid Amir Ali, Muhammad Ali dan Abdul Kalam Azad.

Aktivitas pendidikan pada masa tiga kerajaan besar (Turki Usmani, Safawi dan Mughal), kendati tidak mengalami kemajuan seperti pada masa klasik dan masa sekarang, namun cukup berkembang dengan pesat dan mengalami kemajuan sesuai dengan ukuran zamannya.

Pendidikan pada masa Usmani dari sistem madrasah yang hanya mengajarkan agama ditambah dengan pelajaran umum, pada masa ini juga diadakan pembaharuan pendidikan Islam. Pada masa Safawi kemajuan pendidikan lebih menonjol pada bidang arsitektur dan seni yang menghasilkan bangunan yang mewah menurut zamannya. Pada masa Mughal, aktivitas pendidikan terus berkembang sampai menduduki penting pada setiap kebajikan pemerintah.

Dalam rangka memajukan kerajaan setiap tokoh dalam kerajaan besar ini sepakat bahwa hanya dengan memajukan pendidikan yang dapat mengantar kepada kemajuan dalam berbagai bidang kehidupan. Pendidikan Pada Masa Mughal.