Pendidikan Pada Masa Usmani

Setelah membahas Sistem Hukum pada Masa Turki Usmani dan Proses Pemikiran pada Masa Turki Usmani, maka kini kita akan melihat sisi pendidikan pada masa tersebut.

Turki Usmani yang lebih dikenal dengan bangsa yang berdarah militer lebih memfokuskan kemajuan pada  bidang politik dan kemiliteran, sementara perhatian dalam pengembangan ilmu pengetahuan tidak terlalu menonjol, namun demikian tidak berarti Turki Usmani mengabaikan masalah pendidikan tersebut.

Pendidikan Pada Masa Usmani

Setelah Mesir jatuh dibawah kekuasaan Turki Usmani, Sultan Salim memerintahkan supaya kitab-kitab diperpustakaan dan barang-barang yang berharga dipindahkan dari Mesir ke Istambul  serta ulama-ulama dan pembesar yang berpengaruh dibuang ke Istambul. Dengan berpindahnya kitab-kitab dan ulama-ulama dari Mesir ke Istambul, maka Mesir mengalami kemunduran dalam bidang ilmu pengetahuan dan Istambul menjadi pusat pendidikan.

Aktivitas pendidikan pada masa Usmani dapat dilihat pada pendirian sekolah dan perguruan, yang mula-mula mendirikan madrasah pada masa ini adalah Sultan Urkhan (w. 1305 M). Kemudian diikuti oleh sultan-sultan keluarga Usmaniyah, yang termasyhur yang didirikan oleh sultan Sulaiman al-Qanuni, namun kegiatan pendidikan dan pengajaran tidak mengalami perbaikan dan kemajuan.

Pengelolaan madrasah disesuaikan dengan fungsi pendidikan pada setiap tingkat, tingkat terendah diajarkan nahwu, saraf, mantiq, teologi, astronomi, geometri dan retorika, tingkat kedua menekankan pada literatur dan retorika dan tingkat tinggi diajarkan hukum dan teologi, dengan sistem (metode) pengajaran yang lebih bercoak hafalan.

Pembaruan pendidikan di Turki Usmani dilatarbelakangi oleh kekalahan menghadapi Eropa sehingga ia berusaha untuk  mengadakan pembaharuan sosial-politik melalui pembaharuan pendidikan. Misalnya untuk  membangun angkatan perang yang kuat dan tangguh, maka perlu membentuk sekolah Teknik Militer yang mengajarkan taktik, strategi dan teknik militer. Selain militer juga pada bidang ekonomi dan pemerintahan. Sebagai konsekwensi logis dari pembangunan itu, maka harus mengembangkan ilmu pengetahuan (pendidikan).

Pada masa itu satu-satu lembaga pendidikan umum yang hanya mengajarkan pelajaran agama, pendidikan umum tidak diajarkan. Melihat kenyataan itu maka Sultan Mahmud II memasukkan pelajaran umum pada madrasah tersebut. Selain itu ia juga membangun sekolah pengetahuan umum: Mektebi Ma’arif (sekolah pengetahuan umum) dan Mektebi Ulum-untuk  Edebiyc (sekolah sastra).

Ulama-ulama yang termashur pada masa Turki Usmani baik dalam bidang agama maupun dalam bidang umum antara lain Ibn Hajar al-Haitsamy (w. 1567 M) pengarang Tuhfah, Syamsuddin Ramly (w. 1595 M) pengarang Nihayah Syekh Hasan al-Attar (w. 1834 M) ahli ilmu pasti dan ilmu kedokteran, Syeh Muhammad bin Ahmad bin Arfah ad-Dusuqy (w. 1814 M) ahli filsafat dan ilmu falak serta ahli ukur, Shabuddin bin Salamah Qaliyuby (w. 1609 M) ahli kedokteran dan sejarah, Ibnu Hasan Samarqandy (w.  936 H) ahli politik dan lain-lain. Pendidikan Pada Masa Usmani