Peralihan Pusat Pendidikan Islam Dari Dunia Islam ke Eropa

Peralihan Pusat Pendidikan Islam Dari Dunia Islam ke Eropa. Kedatangan Islam ke eropa tidak hanya mengadakan perbaikan di sana-sini dengan keberhasilannya membebaskan bangsa Eropa (Semenanjung Eropa) dari tekanan-tekanan kaum imperialis, tetapi telah membangunkan orang-orang Eropa dari tidur mereka yang lelap. Hal itu dapat dilihat ketika Islam memasuki masa kemunduran (degradasi) Eropa bangkit dari keterbelakangannya. Kebangkitan itu, bukan saja terlihat dalam bidang politik dengan keberhasilan Eropa menghalalkan kerajaan-kerajaan Islam dan bagian dunia lainnya, tetapi terutama dalam bidang sains dan teknologi.

Peralihan Pusat Pendidikan Islam Dari Dunia Islam ke Eropa

Awal dari kebangkitan Eropa adalah akibat adanya kontak dan pengurus Islam (pemikiran rasional) melalui tiga jalur:

  1. Andulus yang mempunyai perguruan dan universitas yang banyak dikunjungi oleh orang-orang Eropa untuk menimba ilmu pengetahuan. Toledo mempunyai peranan penting dalam hal ini
  2. Sissilia yang pernah dikuasai oleh Islam dari tahun 831 sampai tahun1091 M. sebagai mana di Toledo, Spanyol, Polermo ibukota Sissilia merupakan tempat yang penting bagi kegiatan penerjemahan buku-buku ulama Islam ke dalam bahasa latin.
  3. Perang salib, bila diperbandingkan dengan kedua jalur di atas peranannya dalam pemindahan ilmu pengetahuan Islam ke Barat tidak besar.

Dengan diterjemahkan buku-buku ilmiah, karangan ilmuan-ilmuan Islam tersebut melalui pusat-pusat penerjemahan seperti di Toledo dan Polermo, ilmu pengetahuan dari dunia Islam diambil oleh orang-orang Eropa. Pada waktu yang bersamaan di Eropa yang dikenal dalam sejarah pemikiran dengan nama Averoisme. Hanya terdapat penyimpangan dalam memahami pemikiran Ibn Rusyd. Di Eropa, averoisme yang membawa kepada kebenaran ganda. Kebenaran yang dibawab oleh agama dan kebenaran yang dibawa oleh dunia filsafat adalah juga benar. Namun, yang diambil kebenaran filsafat dan kebenaran agama ditinggalkan. Sedangkan di dunia Islam pemikiran-pemikiran Ibn Rasyd adalah membawa keselarasan antara agama dan filsafat.

Zainal Abidin Ahmad menggambarkan bahwa, setelah para pelajar Eropa kembali ke negerinya, mereka mendirikan sekolah dan universitas yang sama  dengan lembaga tempat mereka belajar. Pada tahun 1231 M didirikan universitas Paris sebagai universitas pertama. Di akhir zaman pertengahan, di Eropa telah berdiri 18 universitas. Di dalam universitas-universitas tersebut di ajarkan materi-materi yang mereka dapat, seperti Kedokteran, filsafat dan ilmu pasti.

Menurut Harun Nasution, kemajuan orang-orang Eropa terjadi akibat perkembangannya pemikiran rasional dalam ilmu pengetahuan. Hal ini membawa pengaruh pada Renaissance dan perkembangan ilmu pengetahuan di Eropa. Tentang adanya pengaruh Islam terhadap pemikiran di Eropa, Roma Landau mengingatkan bahwa dari orang-orang Arablah Eropa belajar berpikir secara objektif dan lurs, balajar tentang lapang dada dan berpadangan luas. Inilah dasar-dasar yang menjadi pembimbing Renaissance dan yang menimbulkan kemajuan peradaban barat.

Walaupun pada akhirnya Islam terusir dari negeri-negeri Eropa (Spanyol) dengan cara kejam dan biadab, tetapi ia telah membidangi gerakan-gerakan penting di Eropa. Gerakan-gerakan itu adalah kebangkitan-kebangkitan kembali kebudayaan Yunani klasik (renaissance) pada abad ke- 14 M. Yang bermula di Italia, gerakan reformasi pada abad ke-16 M. rasionalisme pada abad ke-17 M. dan pencerahan (Aufklarung) pada abad ke- 18 Masyarakat memancar dari karya-karya ilmiah kaum muslimin itu, tapi telah terlepas dari tauhid serta berubah menjadi anthroposentrik dan menjadi duniawiyah (secularistic).

Meskipun Eropa terkadang bersikap tidak jujur kepada diri sendiri tentang sumber-sumber peradaban modernna dunia modern yang dibangunnya. Namun, tidak sesuai orang Barat bungkam mengeai kebijakan-kebijakan Islam.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

  1. Tumbuh berkembang dan maju mundurnya pendidikan dan peradaban Islam senantiasa padu beriring. Peranan penguasa juga menjadi salah satu faktor yang sangat menentukan. Seperti penguasa yang cita dan mempunyai perhatian terhadap ilmu pengetahuan.
  2. Kemunduran umat Islam dalam peradaban, terutama dalam bidang pendidikan Islam, disebabkan oleh berkembangnya secara meluas pemikiran tradisional yang fatalistic. Adanya pola pemikiran tersebut menyebabkan hilangnya kebebasan berpikir, tertutupnya pintu ijtihad dan menjadikan fatwa ulama masa sebagai dogma yang harus diterima secara mutlak.
  3. Situasi yang menimpa umat Islam, ternyata berdampak positif terhadap bangsa Eropa yang memulai sejarah barunya. Bila pemikiran-pemikiran tradisional yang bertentangan di dunia Islam, maka pola pemikiran rasional menampakkan dirinya bagi bangsa Eropa. Hal ini disebabkan beralihnya secara drastic pusat pendidikan ke Eropa.

Baca juga tentang Pendidikan Islam pada Masa Kemunduran Islam.