Kepercayaan Kebudayaan Sunda | Sistem Ekonomi & Kekerabatan

Di artikel kebudayaan sunda kita telah membahas beberapa hal terkait dengan sejarah, kesusasteraan, dan kesenian masyarakat Sunda. Kini kita akan membahas lagi tentang kepercayaan, ekonomi dan kekerabatan dalam kebudayaan Sunda.

Kepercayaan atau religi pada Kebudayaan Sunda

Sebagian orang sunda memeluk agama Islam, Namun demikian seperti pada suku-suku bangsa lain di Indonesia terdapat pula unsur-unsur yang bukan Islam. Orang sunda kebanyakan patuh dalam menjalankan kewajiban beragama seperti shalat 5 waktu, menjalankan, puasa, sedangkan hasrat untuk menunaikan haji pada umumnya besar.

Masyarakat sunda yang tinggal di desa-desa banyak yang pergi ke makam-makam suci sebagai Kaul atau menyampaikan permohonan dan restu mengadakan suatu usaha, pesta , atau perkawinan.Kepecayaan kepada cerita-cerita mitos dan ajaran agama sering di liputi oleh kekuatan gaib. Upacara dengan salah satu fase dalam lingkaran hidup atau yang berhubungan dengan kaul, mendirikan , menanam padi, serta unsur-unsur bukan dari Islam masih sering dilakukan.

Kehidupan agama itu juga sangat kuat pada orang sunda apabila kita pelajari tahap-tahap dalam lingkaran hidupnya.Dari sejak perkawinannya , memasuki rumah tangga, masa kelahiran, dan masa-masa proses pertumbuhannya, dari sejak turun tanah, memotong rambut, tumbuh gigi yang pertama, sunatan, waktu sakit, dan pada saat meninggal dunia.Sampai seribu hari sesudah meninggal,upacara agama masih mengikutinya. Tidaklah mengherankan apabila nilai-nilai keagamaan itu memainkan peranan yang amat besar dalam kehidupan manusia dan masyarakat.

Dilihat dari sudut pelaksanaan dari kehidupan beragama, upacara selamatan merupankan suatu upacara terpenting. Mengenai upacara selamatan itu terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan. Pertama aspek waktu, kapan selamatan itu di adakan. Di Priangan biasanya dilakukan pada kamis sore, malam jumat. Kemudian aspek lain adalah orang yang di undang. Di desa-desa pada umumnya orang-orang yang di undang adalah tetangga.Do’a-do’a dalam selamatan biasanya di sampaikan oleh modin atau guru ngaji.

Sistem kekerabatan Kebudayaan Sunda

Sistem kekerabatan sudah dipengaruhi oleh adat yang diteruskan secara turun-temurun, disamping agama Islam. Karena agama Islam telah dipeluk oleh orang sunda.Sulit kiranya memisahkan mana adat dan mana agama. Biasanya kedua unsur itu terjalin erat menjadi adat kebiasaan dan kebudayaan orang sunda. Perkawinan di tanah Sunda misalnya dilakukan secara adat ataupun secara agama Islam.Ketika upacara akad nikah atau ijab kabul dilakukan, tampak sekali bahwa di dalam upacara-upacara terpenting ini terdapat unsur agama dan adat.

Dalam menentukan jodoh, masyarakat tidak terikat oleh sistem tertentu, tetapi perkawinan dalam keluarga batih dilarang. Didalam masyarakat sunda ada kecenderungan untuk memilih menantu dari kalangan keluarga sendiri.untuk menentukan seseorang yang akan diambil sebagai calon menantu, terlebih dahulu diadakan penyelidikan dari kedua belah pihak. Penyelidikan itu biasanya dilakukan secara rapi, bahkan sering tertutup. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh menantu yang baik.Barometer menantu yang baik sangat relatif.

Adapun mencari menantu dapat dilakukan oleh keluarga laki-laki ataupun keluarga perempuan.Caranya mula-mula tidak serius, tetapi sambil bergurau antara orang tua kedua belah pihak. Tempat pembicaraannya pun tidak menentu, tergantung dimana mereka sering bertemu, di pasar, di ladang, di dalam perjalanan , dan sebagainya.

Apabila anak gadis itu belum  bertunangan dan orang tuanya setuju atas usulan pihak orang tua pemuda maka pembicaraan itu dinamakan Neundeun Among artinya menaruh perkataan. Antara neundeun among sampai nyeureuhan atau melamar terjadilah amat mengamati selidik menyelidiki, secara baik. Setelah dilakukan pelamaran diadakan persiapan untuk melakukan upacara pernikahan. Setelah tersedia keperluan itu, orang tua laki-laki mengirimkan kabar kepada orang tua gadis hari dan jam yang sudah ditetapkan untuk diadakan seserahan anak laki-laki yang akan menjadi mempelai. Biasanya penyerahan anak laki-laki diserahkan 3 hari sebelum terjadi upacara pernikahan. Upacara pernikahan dilakukan secara sederhana menurut agama tapi upacara nyawer dan buka pintu adalah yang paling menarik dilakukan dengan bahasa puisi dan lagu.

Dalam masyarakat sunda ada kelompok ambilineal karena mencakup kerabat sekitar warga batih. Kelompok ini disebut Bendoroyot. Orang sunda juga mengenal tujuh generasi keatas dan kebawah, berikut ini.

Keatas yaitu kolot, embah, buyut, bao, janggawaring, udeg-udeg gantung siwur. Kebawah yaitu anak, incu, buyut, bao, jangawaring, udeg-udeg gantung siwur

Sistem Ekonomi

Di pandang dari sudut kehidupan ekonomi, kota merupakan pusat pengambilan bahan mentah dari daerah pertanian atau merupakan  transit bahan mentah untuk diteruskan kekota-kota besar, seperti Jakarta, Cirebon, dan Cilacap, selanjutnya di ekspor keluar negeri.

Sistem pertanian pedesaan pada umumnya masih bersifat tradisional. Di Jawa Barat ada dua macam penggarapan tanah pertanian di pedesaan. Pertama bercocok tanam disawah dan kedua bercocok tanam ditanah tadah hujan. Bercocok tanam di ladang masih dilakukan di jawa barat di barat daya, seperti desa lumajang.  Mereka biasanya hanya memiliki tanah beberapa petak saja dan hasilnya cukup untuk dimakan sendiri.