Kesulitan Belajar dan Cara Mengatasinya

Kesulitan belajar terdiri dari dua kata, yaitu: “kesulitan” dan “belajar”. Dalam kamus besar bahasa Indonesia (Depdikbud, 1995: 971) dinyatakan bahwa “kesulitan adalah keadaan yang sulit, dalam kesulitan, dalam kesusahan”. Hal ini berarti kesulitan mengandung makna sulit berbuat sesuatu yang berartisuatu kondisi yang memperlihatkan ciri-ciri hambatan dalam kegiatan untuk mencapai suatu kegiatan, dimana kesulitan yang dimasud dalam kajian ini adalah kesulitan belajar yang berarti kesulitan tersebut mengarah kepada aktivitas belajar.

Kesulitan Belajar dan Cara Mengatasinya

Kesulitan belajar menurut Abdurrahman (1996:6) merupakan terjemahan dari istilah bahasa inggris “learning disabilyti”. Terjemahan tersebut sesungguhnya dipandang kurang tepat karena “learning” artinya belajar dan “disability” artinya ketidakmampuan, sehingga terjemahan yang seharusnya adalah ketidakmampuan belajar. Namun istilah kesulitan belajar digunakan karena lebih optimistik.

Kesulitan belajar menurut hammil (Abdurrahman, 1997:7-8) adalah:

“Menunjuk pada sekelompok kesulitan belajar yang memanifestasikan dalam bentuk kesulitan yang nyata dalam kemahiran dan penggunaan kemampuan mendengarkan, bercakap-cakap, membaca, menulis, menalar, atau kemampuan dalam bidang studi tertentu”.

Menurut Abdullah (1992:63), kesulitan belajar adalah “suatu keadaan tertentu yang ditandai adanya kesukaran dalam mencapai tujuan, sehingga memerlukan usaha yang lebih keras lagi untuk mengatasinya”.

Batasan-batasan tentang kesulitan belajar di atas memberikan pemahaman bahwa kesulitan belajar adalah kesulitan mencapai tujuan yang sekaligus merupakan gejala kegagalan. Kondisi yang terjadi dalam kesulitan belajar terpisah dari kondisi lainnya karena memiliki gejala-gejala tersendiri. Apabila dikaitkan dengan pengertian belajar secara umum maka dapat dikatakan bahwa kesulitan belajar merupakan adanya kondisi penghambat untuk mengadakan perubahan tingkah laku karena terjadi kesulitan dalam merespon setiap kondisi yang terjadi dalam lingkungannya. Kaitannya dengan pengajaran di sekolah, maka kesulitan belajar merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami hambatan untuk mengetahui atau memahami suatu materi atau pelajaran.

Secara sederhana, kesulitan belajar siswa di sekolah senantiasa diukur dengan melihat tingkat pencapaian rata-rata prestasi belajarnya setelah melalui proses evaluasi atau mengerjakan soal-soal. Apabila siswa memperoleh nilai prestasi belajar rendah, maka dapat dinyatakan bahwa siswa tersebut mengalami kesulitan belajar. Sebaliknya, apabila siswa rata-rataa memiliki prestasi belajar tinggi, maka siswa secara umum dapat pula dinyatakan tidak mengalami kesulitan dalam belajarnya atau mampu mengerjakan soal-soal dengan baik. Dengan demikian, siswa yang mengalami kesulitan belajar di sekolah tidak hanya ditandai dengan prestasi belajar rendah. Akan tetapi juga dapat dilihat dari perubahan dari hal pengetahuan, pengalaman, sikap dan keterampilan yang disebabkan karena beberapa hambatan tertentu. Selain itu, gejala kesulitan belajar dapat pula diketahui karena tidak terpenuhinya harapan guru dan orang tua terhadap hasil yang dicapai siswa setelah melalui tes, baik terhadap semua pokok bahasan atau hanya pokok bahasan tertentu.

Beberapa ciri tingkah laku yang merupakan manifestasi gejala kesulitan belajar siswa seperti yang disebutkan Muhkal (Rizal, 1999: 12-13) antara lain:

  1. Menunjukkan hasil belajar yang rendah di bawah rata-rata yang dicapai oleh kelompok atau potensi yang dimilikinya.
  2. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan.
  3. Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar, dan yang bersangkutan selalu tertinggal dengan kawan-kawannya.
  4. Menunjukkan sikap-sikap yang kurang wajar, seperti: membolos, datang terlambat, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, menggangu di dalam dan di luar kelas, tidak mencatat pelajaran, tidak teratur dalam kegiatan belajar, mengasingkan diri, tersisihkan serta tidak mau bekerja sama.
  5. Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar seperti: Pemurung, mudah tersinggung, pemarah, tidak atau kurang gembira, dan menghadapi nilai rendah, menunjukkan adanya perasaan sedih atau menyesal dan sebagainya.

Baca juga tentang Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa