Proses Terjadinya Letusan gunung berapi

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki gunung berapi yang masih aktif terbanyak di dunia, dimana mayoritasnya berkumpul di pulau Sumatra dan Jawa. Meletusnya gunung berapi sendiri sering memakan korban jiwa maupun harta, dikarenakan lelehan lahar panasnya yang dapat menjakau hingga 90 km dengan kecepatan tinggi, belum terhitung dengan awan panas, dan batu-batu membara yang terlontar ketika gunung tersebut meletus. Di Indonesia sendiri, pernah terjadi letusan dahsyat yang berasal dari gunung Krakatau. Gempa vulkanik yang disebabkan oleh letusan gunung Krakatau bahkan terasa hingga Malaysia dan Singapura.

Proses terjadinya letusan gunung berapi bermula ketika endapan magma yang terkubur sejauh kira-kira 10 km di bawah permukaan tanah mengalami tekanan berkekuatan tinggi yang berasal dari gas bumi. Gas bumi akan terus menekan endapan magma bersama dengan bebatuan yang terkubur bersamanya. Hingga akhirnya, tekanan gas bumi yang semakin tinggi memaksa endapan magma tersebut menyembur keluar dari gunung tersebut.

Adapula yang disebut gunung berapi dorman atau gunung berapi tidur, dimana terdapat tumpukkan batu yang sangat banyak sehinggan menghalangi keluarnya endapan magma dari dalam gunung. Gunung berapi dorman dapat memakan waktu yang sangat lama untuk meletus. Tapi jika tiba saatnya ia meletus, gunung api jenis ini akan menyebabkan letusan yang sangat dahsyat. Salah satu contoh dari gunung berapi yang sedang dalam keadaan dorman saat ini adalah gunung Krakatau yang sempat menggemparkan dunia karena letusan maha dahsyatnya puluhan tahun yang lalu.

Ketika gunung berapi siap untuk memuntahkan isinya, biasanya akan muncul tanda-tanda seperti gempa-gempa vulkanik, dan awan panas yang terus keluar dari puncak gunung berapi tersebut. Ketika meletus gunung berapi dapat melontarkan material-materialnya seperti batu-batu yang membara dengan radius 18 km.

Letusan gunung berapi biasanya dapat dideteksi dengan menggunakan seismograph. Seismograph sendiri merupakan alat yang digunakan untuk mendeteksi getaran-getaran yang dihasilkan oleh letusan gunung berapi tersebut. Sehingga letusan gunung dapat dideteksi dan warga yang tinggal di sekitar gunung berapi dapat diefakuasi agar tak menimbulkan korban jiwa.