Pengertian Estetika Menurut Para Ahli

Estetika merupakan istilah yang muncul sekitar tahun 1750 oleh A.G. Baumgarten, seorang filsuf minor. Istilah tersebut diperoleh dari bahasa Yunani kuno, yaitu aistheton yang artinya kemampuan melihat melalui penginderaan. Estetika dihubungkan dengan sesuatu yang berbau seni karena mengandung keindahan yang dapat dipandang. Sejak kemunculannya, estetika menjadi istilah yang selalu digunakan untuk mengutarakan bahasa filsafat terhadap karya seni. Namun, nyatanya seni tidak hanya dipandang sebagai sesuatu yang indah sehingga harus ada bidang yang digunakan untuk menjawab hakekat seni sebanarnya yaitu filsafat seni.

Seperti yang dikemukakan oleh Jacob Sumardjo, perbedaan pengertian antara estetika dengan filsafat seni adalah pada objek yang dinilainya. Jika estetika merupakan pengetahuan yang membahas tentang keindahan segala macam hal mulai dari seni dan juga keindahan alam, filsafat seni hanya mempersoalkan karya yang dianggap seni itu sendiri saja. Sementara itu, pengertian istilah estetika terus berkembang dan memiliki uraian berbeda dari para ahli, salah satunya yaitu K. Kuypers. Menurut K. Kuypers, estetika adalah hal-hal yang berlandaskan pada sesuatu yang berkaitan dengan pengamatan.

Pengertian Estetika Menurut Para Ahli

Berdasarkan semua pengertian istilah menurut para ahli, bisa dikatakan bahwa estetika merupakan segala hal yang menyangkut keindahan yang ada pada penglihatan seseorang. Pandangan itu sendiri dapat dianggap sebagai sesuatu yang bersifat relatif dan tidak bisa dipastikan sama. Tapi di dalamnya, terdapat dua nilai penting yang perlu diketahui, yaitu:

  1. Nilai intrinsik, yaitu nilai yang terkandung dari dalam suatu keindahan.
  2. Nilai ekstrinsik, yaitu nilai yang terlihat dari luar.

Untuk nilai intrinsik biasanya dapat dirasakan dan dimengerti dari dalam hati oleh penikmat atau penerimanya, sedangkan nilai ekstrinsik dapat dilihat secara langsung dan kasat mata. Misalnya, pada pementasan tari, nampak gerakan lembut yang ditunjukkan penari, hal itulah yang disebut dengan nilai ekstrinsik. Sedangkan penghayatan gerak dalam pertunjukkan tari tersebut adalah nilai intrinsik yang dapat diterima para audiens sehingga semua mata yang melihatnya mengerti akan alur cerita dari pementasan tersebut. Itulah yang dimaksud dengan estetika jika disangkutpautkan dengan dunia seni.