A. Pengertian Minat dan Pengaruhnya pada Siswa dalam Belajar
1. Pengertian minat
Berbicara tentang minat, penulis tidak lepas dari masalah kejiwaan manusia. Oleh karena minat adalah salah satu aspek psikis yang ada pada setiap manusia. Apabila seseorang menaruh minat terhadap sesuatu, maka orang tersebut akan berusaha dengan sekuat mungkin untuk memperoleh yang diinginkannya. Usaha yang dilakukan oleh seorang tersebut, dapat terjadi karena adanya dorongan dari minat yang dimilikinya. Dengan demikian minat adalah motor penggerak yang ada dalam diri seseorang untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan.
Seorang anak misalnya, berkeinginan untuk dapat pintar naik sepeda, maka dia akan berusaha semaksimal mungkin untuk belajar naik sepeda. Walaupun anak tersebut telah beberapa kali terjatuh dari sepedanya, akan tetapi mereka tetap berusaha dan mencari jalan bagaimana cara untuk dapat naik sepeda dengan lancar.
Begitu juga siswa yang mempunyai minat dalam dirinya untuk belajar, maka siswa tersebut dapat dengan mudah menyerap materi pelajaran yang dipelajarinya. Sebaliknya, tanpa adanya minat dan perhatian dalam diri seseorang siswa terhadap apa yang dipelajarinya. Mereka tidak akan dapat menguasai materi pelajaran yang dipelajarinya itu dengan baik. Oleh karena itu, minat belajar siswa sangat perlu diperhatikan dan ditingkatkan oleh guru sebagai pendidik di sekolah.
Untuk mengetahui dengan jelas masalah minat tersebut, berikut ini akan dikemukakan beberapa pendapat tentang pengertian minat oleh para ahli sebagai berikut :
Cony Semiawan mengatakan bahwa :
Yang dimaksud minat (interest), adalah keadaan mental yang menghasilkan respon terarah kepada sesuatu, situasi atau obyek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan kepadanya (statisfiers). Demikian juga minat dapat menimbulkan sikap yang merupakan suatu kesiapan berbuat bila ada stimulasi sesuai dengan keadaan tersebut.
Slameto mengemukakan bahwa :
Minat adalah satu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan suatu hubungan antara diri sendiri dan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.
Dari pendapat tentang minat tersebut, penulis dapat memahami bahwa minat adalah kesediaan jiwa untuk memusatkan perhatian terhadap suatu obyek tertentu tujuannya untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan atau dengan kata lain bahwa minat itu mengarah kepada pemusatan perhatian secara maksimal untuk memperoleh tujuan yang diinginkan.
2. Pengaruh minat terhadap siswa dalam belajar
Telah dijelaskan di atas bahwa, minat adalah keinginan jiwa terhadap sesuatu objek dengan tujuan untuk mencapai sesuatu yang dicita-citakan. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang tidak akan mencapai tujuan yang dicita-citakan apabila di dalam diri orang tersebut tidak terdapat minat atau keinginan jiwa untuk mencapai tujuan yang dicita-citakannya itu.
Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar, minat menjadi motor penggerak untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan, tanpa dengan minat, tujuan belajar tidak akan tercapai.
Untuk mengetahui lebih jelas pengaruh minat terhadap siswa dalam belajar, terlebih dahulu penulis mengemukakan pendapat para ahli tentang belajar itu sendiri
Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku akibat interaksi individu lingkungannya
Abu Ahmadi mengemukakan pendapatnya sebagai berikut :
Murid belajar dengan seluruh tenaga dan jiwanya, tidak hanya dengan pikirannya saja, setelah guru menyajikan bahan pelajaran dengan segala macam usaha dan upaya maka sekarang menjadi tugas anak untuk mengelola bahan pelajaran, mengingatnya dan mempergunakannya pada waktu ia berpikir di dalam seluruh kehidupannya
Slameto berpendapat bahwa :
Belajar adalah suatu proses usaha dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku, yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Dari beberapa definisi di atas penulis menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya dapat pula dikatakan bahwa belajar adalah kegiatan-kegiatan yang melibatkan seluruh komponen badan termasuk fisik dan psikis. Kegiatan tersebut, dilakukan secara aktif dan disengaja dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan dan pengalaman yang baru.
Untuk mencapai tujuan belajar yang dimaksud diperlakukan adanya faktor pendorong atau minat dalam diri setiap siswa yang belajar. Dengan demikian, adanya minat dalam diri siswa yang belajar, mereka dapat memusatkan perhatiannya terhadap bidang studi yang dipelajarinya.
Jika minat siswa dapat dibangkitkan, kemudian seluruh perhatiannya dapat dipusatkan kepada bidang studi yang dipelajarinya, keadaan kelas dapat menjadi tenang. Sebab siswa tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan hal-hal yang melanggar ketertiban kelas. Dengan demikian prose belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik dan siswa pun dapat mencapai tujuan belajar sebagaimana yang diharapkan.
Dari keterangan di atas, penulis memahami bahwa minat termasuk salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kesuksesan dalam belajar. Oleh karena itu, jika sekiranya siswa tidak memiliki minat atau kurang perhatian untuk menerima pelajaran, guru sedapat mungkin mengusahakan membangkitkan minat siswa melalui berbagai cara atau metode. Karena akibat dari siswa yang tidak memiliki minat belajar, mereka tidak dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.
B. Fungsi minat dalam belajar
Fungsi minat dalam belajar, merupakan faktor yang sangat penting untuk dibahas. Mengingat pentingnya hal tersebut, para ahli sepakat bahwa minat tersebut adalah hal yang mutlak dalam setiap aktivitas, termasuk dalam hal belajar. Sehubungan dengan hal ini Westy Soemanto mengatakan bahwa :
Ditinjau dari segi kepentingan pendidikan dan belajar, pemilihan jenis perhatian yang efektif untuk memperoleh pengalaman belajar adalah hal yang penting bagi subjek yang belajar.
Berdasarkan uraian di atas, penulis memahami bahwa memancing minat siswa untuk belajar, merupakan hal yang sangat penting dilakukan oleh guru terhadap siswanya.
Salah satu usaha untuk membimbing perhatian anak didik yaitu melalui pemberian rangsangan yang menarik perhatian dari anak didik.
Dari pendapat tersebut, jelas bahwa membangkitkan perhatian dan minat belajar bagi siswa adalah faktor yang amat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Membangkitkan minat merupakan hal yang penting, maka kegunaannya pun juga merupakan hal yang penting, The Liang Gie mengatakan bahwa :
Minat selalu membangkitkan pemusatan pemikiran, juga menimbulkan kegembiraan dalam usaha belajar keriangan hati akan memperbesar daya kemampuan belajar seseorang, juga membantunya untuk tidak mudah melupakan apa yang dipelajarinya itu. Belajar dengan perasaan yang tidak gembira, akan membuat pelajaran itu tambah berat.
Seorang siswa dalam belajar diusahakan adanya minat dan perhatian yang besar terhadap semua bidang studi yang dipelajarinya. Guru harus mengusahakan agar materi yang dipelajari siswa dapat menjadi milik rohani, yang berguna dalam kehidupan kelak. Akan tetapi kadang-kadang ditemukan hal yang sebaliknya, tidak jarang diantara siswa yang tidak berminat terhadap bidang studi yang dipelajarinya. Sebagai akibat tidak adanya faktor pendorong untuk mendalami bidang studi yang dipelajarinya itu.
Guru kadang-kadang bersifat acuh terhadap masalah yang dihadapi siswanya, sehingga tujuan yang diinginkan dalam belajar tidak tercapai secara maksimal. Biasanya seorang siswa berminat mempelajari sesuatu, karena adanya beberapa sebab seperti:
1. Untuk memperkuat kedudukan ekonomi di kemudian hari
2. Dapat menciptakan kesempatan untuk menjadi pemimpin dalam masyarakat
3. Dapat menimbulkan kepuasan bagi dirinya sendiri karena bertambah ilmunya.
Dari keterangan yang dikemukakan di atas, nampak bahwa minat adalah kecenderungan yang dapat menimbulkan perhatian terpusat terhadap suatu aktivitas. Oleh karena itu, setiap guru sebagai pendidik sekaligus sebagai pengajar di sekolah hendaknya memahami hal tersebut. Sebab pada umumnya seorang peserta didik menaruh minat terhadap sesuatu, karena belum mengerti akan kegunaan hal tersebut. Oleh karena itu, setiap guru dituntut agar selalu membangkitkan minat anak didiknya terhadap bidang studi yang disajikannya.
Sehubungan dengan hal tersebut, Zakiah Darajat mengatakan :
Titik permulaan dalam mengajar yang berhasil adalah membangkitkan minat belajar anak didik karena rangsangan. Rangsangan tersebut, membawa kepada senangnya anak didik terhadap pelajaran dan membangkitkan semangat belajar mereka. Di samping perasaan mereka mendapat manfaat dari pekerjaan dan kegiatan mereka dengan sungguh-sungguh.
Mengingat bahwa tujuan belajar adalah untuk mengerti dalam arti adanya hubungan yang erat antara pikiran subyek dengan obyek yang sedang diselidiki, berarti minat adalah hal yang amat penting keberadaannya dalam diri setiap individu, tanpa adanya minat, akan sulit untuk mengarahkan perhatian seseorang kepada suatu obyek.
Dari uraian di atas, dapat memberikan pengertian kepada penulis bahwa minat sebagai suatu aktivitas psikologis mempunyai fungsi yang amat penting dalam belajar. Untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, keberadaan minat dalam diri setiap siswa sangat dibutuhkan. Dengan adanya minat tersebut, siswa dapat berhasil dalam belajarnya. Dengan demikian, tujuan yang akan dicapai dalam belajar tercapai secara maksimal.
C. Metode Membangkitkan Minat Belajar Siswa dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya
1. Metode membangkitkan minat belajar siswa
Sebelum membicarakan lebih jauh tentang beberapa metode yang dapat membangkitkan minat belajar siswa, terlebih dahulu penulis akan mengemukakan pengertian metodologi itu sendiri sebagai berikut:
Metodologi berasal dari bahasa Greek “metho” yang berarti melalui dan “hodos” yang berarti cara, sedangkan “logos” yang kemudian menjadi “logi” berarti ilmu pengetahuan. Dengan demikian kata “Metodologi” berarti ilmu pengetahuan yang membalas tentang cara atau jalan yang harus dilalui
Dari pengertian tersebut, penulis mengartikan bahwa metode mencakup pengertian tentang proses belajar sehingga ruang lingkup pembahasannya adalah segala sesuatu yang terjadi baik dalam kelas, di luar kelas, maupun dalam lingkungan sekolah.
Dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar, metode merupakan jalan atau alat yang penerapannya diarahkan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, tujuan tersebut sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan dalam program pengajaran. Oleh sebab itu, setiap guru dituntut untuk selalu berusaha membangkitkan minat peserta didiknya terhadap bidang studi yang diajarkannya.
Sehubungan hal tersebut, Zakiah Darajat mengatakan bahwa :
…tidak dibangkitkannya minat terhadap pelajaran akan mengguncangkan suasana dalam kelas, dan timbulnya persoalan tentang peraturan. Adanya rasa malas dan lelah di dalam jiwa anak didik, di samping timbulnya rasa remah terhadap pelajaran dan pekerjaan sekolah. Dengan demikian jelaslah beberapa pentingnya membangkitkan minat anak didik dalam proses mengajar bagi guru. Sebenarnya sebagian besar dari usaha guru yang sukses tertumpah kepada membangkitkan minat anak-anak didik.
Dari uraian tersebut, penulis memandang bahwa sudah menjadi kewajiban setiap guru untuk membangkitkan minat yang telah ada dalam jiwa anak didik. Sebab tanpa minat akan sulit untuk mengajarkan sesuatu kepada seseorang.
Uraian selanjutnya adalah mengenai metode yang dapat membangkitkan minat belajar siswa. Metode itu sangat banyak, akan tetapi penulis hanya mengungkapkan lima macam metode dalam skripsi ini, karena pada dasarnya metode-metode tersebut adalah baik dan tepat dipakai untuk membangkitkan minat siswa untuk belajar.
Adapun metode yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Metode langsung
Metode langsung adalah metode ini dilaksanakan dengan menggunakan alat dalam pelaksanaan metode ini, guru bidang studi mengupayakan suatu cara yang mudah dan gampang dimengerti oleh siswa. Apabila peragaan alat peraga tidak dapat dipraktekkan di hadapan siswa, guru dapat menggunakan gambar untuk menjelaskan isi materi pelajaran. Hal tersebut dimaksudkan upaya siswa dengan mudah dapat memahami dan mengerti akan maksud dari materi yang diajarkan oleh guru. Dengan demikian secara tidak langsung siswa dapat mengembangkan ilmunya.
Metode ini dapat dirasakan kebaikannya karena dapat merangsang minat belajar siswa untuk memperhatikan dengan seksama materi pelajaran yang disajikan oleh guru. Di sisi lain metode ini memiliki kelemahan apabila guru tidak menyediakan alat peraga yang diperlukan
b. Metode ceramah
Metode ceramah adalah suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi atau uraian tentang suatu pokok persoalan atau masalah secara lisan.
Dalam penggunaan metode ceramah ini, siswa perlu dilatih mengembangkan keterampilan memahami suatu proses, yaitu dengan mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan dan mencatat penalarannya secara sistematis. Metode ini dapat membangkitkan minat belajar bagi siswa karena secara tidak langsung siswa memusatkan perhatiannya terhadap isi materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.
c. Metode tanya jawab
Metode tanya jawab adalah suatu teknik untuk memberi motivasi siswa agar bangkit pemikirannya untuk bertanya, atau guru mengajukan pertanyaan kemudian siswa menjawab .
Dalam menggunakan metode ini diperlukan usaha untuk merangsang siswa agar perhatiannya terarah kepada masalah yang sedang dibicarakan, mengarahkan proses berpikir siswa agar mereka dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan penuh keterampilan interprestasi dan lain-lain.
Selanjutnya dalam menentukan pemakaian metode ini hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan
b) Pertanyaan dapat membangkitkan minat dapat mendorong inisiatif anak dan dapat merangsang murid untuk bekerja sama.
c) Melatih anak mampu mengasosiasikannya dengan masalah-masalah lain
d) Teknis pengajuan pertanyaan hendaknya ditujukan kepada seluruh kelas dan giliran menjawab murid tertentu saja.
d. Metode kerja kelompok
Metode kerja kelompok adalah cara mengajar yang dilakukan oleh guru dengan jalan membentuk kelompok kerja dari kumpulan beberapa orang murid untuk mencapai suatu tujuan secara gotong royong.
Berdasarkan pengertian tersebut, penulis menyimpulkan bahwa metode kerja kelompok adalah cara mengajar yang dilakukan oleh guru dengan jalan membagi murid dalam bentuk kelompok yang lebih kecil. Untuk menyelesaikan tugas secara gotong royong.
Dalam pelaksanaan metode ini, semua siswa yang tergabung dalam suatu kelompok diharapkan sumbangsihnya untuk menyelesaikan tugas yang dibebankan kepada kelompoknya. Adanya kerjasama yang terjadi diantara mereka, membuat masing-masing siswa terpacu minat dan semangat belajarnya. Dengan demikian tugas yang dibebankan oleh guru atas kelompoknya dapat mereka selesaikan dengan baik dan benar.
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan metode kerja kelompok ini, antara lain adalah
a) Hendaknya diusahakan jumlah anggota masing-masing kelompok jangan terlalu besar, cukup empat sampai enam orang anak
b) Pembentukan kelompok kerja hendaknya dibentuk secara demokrasi dalam arti mempertimbangkan minat dan kemampuan anak murid.
c) Jumlah anggota setiap kelompok hendaknya seimbang dan merata, dalam hal perbandingan murid yang pandai dan kurang pandai, perbandingan pria dan wanita dan lain sebagainya.
e. Metode pemberian tugas
Sebelum guru menerapkan metode pemberian tugas ini, terlebih dahulu menetapkan tujuan yang hendak dicapai. Kemudian guru memberikan tugas kepada siswa untuk dilaksanakan berdasarkan petunjuk yang telah diberikan oleh guru.
Adapun penetapan metode ini melalui tiga tahapan yaitu :
a) Guru memberi tugas kepada siswa sesuai dengan perencanaan yang disepakati bersama kurikulum yang berlaku.
b) Siswa melakukan tugas yang dibebankan kepadanya, artinya ia belajar seraya menyelesaikan tugas-tugas yang bersangkutan
c) Siswa mempertanggungjawabkan kepada guru apa yang telah mereka pelajari dengan bukti hasil kerja (belajar), penyelesaian tugas-tugas yang dibebankan kepadanya.
Metode pemberian tugas ini, pada dasarnya dilaksanakan apabila guru telah melakukan penjelasan tentang tujuan yang akan dicapai dalam proses belajar mengajar.
Beberapa metode yang telah diuraikan di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa pada dasarnya semua metode mengajar dapat dipergunakan oleh guru untuk memancing minat belajar siswa, namun demikian metode-tersebut juga mempunyai kelemahan apabila alat peraga ataupun guru yang akan mempergunakan metode tersebut tidak menguasainya dengan baik.
2. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar siswa
Dalam belajar terlibat berbagai faktor, sehingga kadang-kadang bila faktor itu tidak ada, menyebabkan minat untuk belajar bagi siswa akan berkurang, bahkan akan menjadi hilang sama sekali.
Berbicara mengenai faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa, dapat ditemukan beberapa faktor yang mempengaruhi minat siswa itu sendiri. Namun pada dasarnya faktor tersebut dapat dikelompokkan ke dalam faktor intern (dalam diri) siswa yang belajar. Faktor ekstern (dari luar diri) siswa yang belajar dan faktor teknik atau pendekatan belajar.
Soemadi Soeryabrata mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu :
a. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar dan ini masih dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu :
• Faktor non sosial
• Faktor sosial
b. Faktor yang berasal dari dalam diri pelajar dan ini pun dapat digolongkan dua golongan yaitu :
• faktor fisiologis
• faktor psikologis.
Sedangkan menurut Westy Soemanto bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat dibagi tiga bagian yaitu :
1) Faktor stimulus belajar
2) Faktor metode belajar
3) Faktor individu
Kedua pendapat di atas , maka pada pokoknya dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok yakni :
1) Faktor intern
2) Faktor ekstern
3) Faktor teknik atau pendekatan belajar
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa, seluruh faktor itu dapat mempengaruhi minat belajar siswa dalam belajar.
D. Pentingnya Minat dalam Belajar
Minat adalah kecenderungan jiwa ke arah sesuatu karena sesuatu itu mempunyai arti bagi kita. Sesuatu itu, dapat memenuhi kebutuhan dan dapat menyenangkan kita. Oleh karena itu, sesuatu yang tidak mempunyai arti bagi kita atau tidak sesuai dengan kebutuhan, maka minat pun tidak akan timbul atau tertarik, sama halnya dengan pelajaran yang tidak sesuai dengan kebutuhan, maka minat pun tidak ada waktu mempelajarinya.
Salah satu faktor yang menyebabkan timbulnya kesulitan dalam belajar adalah karena minat tidak ada terhadap pelajaran tersebut. Kegiatan belajar dapat berhasil dengan baik apabila ada pemusatan perhatian terhadap pelajaran dan salah satu faktor yang menyebabkan terpusatnya perhatian adalah minat. Begitupun sebaliknya bahan pelajaran yang tidak sesuai dengan minat siswa, tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya.
Sehubungan dengan hal tersebut, guru harus mampu memelihara motivasi belajar siswa, kebutuhan siswa, minat, dan lain-lain, supaya ia dapat menjamin sikap positif pelajar dan kesukaannya kepada pelajaran. Di samping itu, juga mengembangkan motivasi dan minat siswa yang pada dasarnya adalah membantu siswa memilih bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu.
Jika terdapat siswa yang berminat terhadap belajar, dapatlah diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih besar, menurut Reojakkers bahwa untuk membangkitkan minat siswa dapat dicapai dengan cara menghubungkan bahan pengajaran dengan suatu berita sensasional yang sudah diketahui kebanyakan siswa.
Dari uraian di atas, dapatlah diambil suatu kesimpulan bahwa minat sangat penting dalam kegiatan belajar, karena tanpa adanya minat terhadap suatu pelajaran, maka kegiatan proses belajar tidak akan berjalan dengan baik dan pada akhirnya keberhasilan dalam belajar tidak akan tercapai dengan baik pula.