PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Dewasa ini era globalisasi menuntut kesiapan yang lebih matang dalam segala hal. Bidang pendidikan merupakan salah satu andalan untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan zaman. Persiapan tersebut dapat dimulai dari pendidikan usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, hingga pendidikan tinggi.
Peranan pendidikan dalam mempersiapkan sumber daya manusia dalam menghadapi era globalisasi tidaklah mudah. Pendidikan selalu menghadapi tantangan yang berat dalam proses pelaksanaannya. Masalah mutu adalah salah satu tantangan terbesar dalam bidang pendidikan. Mendidik anak mulai dari nol hingga memperoleh pengetahuan yang bermutu kemudian mempertahankan mutu tersebut sangatlah sulit. Dengan demikian diperlukan perhatian yang intensif dalam pelaksanaan proses pendidikan tersebut. Dan jika kita berbicara proses maka pasti berkaitan dengan belajar.
Belajar,Perkembangan dan pendidikan merupakan hal yang menarik untuk dipelajari. Ketiga gejala tersebut terkait dengan pembelajaran. Belajar dilakukan oleh siswa secara individu. Perkembangan dialami dan dihayati pula oleh individu siswa. Sedangkan pendidikan merupakan kegiatan interaksi. Dalam kegiatan interaksi tersebut pendidik atau guru bertindak mendidik peserta didik atau siswa. Tindak mendidik tersebut tertuju pada perkembangan siswa menjadi mandiri. Untuk dapatbberkembang menjadi mandiri, siswa harus belajar.
Bila siswa belajar maka akan terjadi perubahan mental pada diri siswa.Dalam pendidikan, belajar merupakan kata kunci yang paling penting. Jika tidak ada belajar maka tidak akan ada pendidikan. Belajar merupakan suatu tindakan dan perilaku yang kompleks. Belajar merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat diamati dari luar . Apa yang terjadi dalam diri seseorang tidak dapat diketahui secara langsung hanya dengan mengamati orang tersebut. Hasil belajar hanya bisa diamati jika seseorang menampakkan kemampuan yang telah diperoleh melalui belajar. Karenanya berdasarkan perilaku yang ditampilkan dapat ditarik kesimpulan bahwa seseorang telah belajar.
Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi belajar. Faktor-faktor tersebut dikelompokkan dalam faktor internal dan faktor eksternal. Dalam makalah ini akan dipaparkan mengenai dua faktor yang termasuk dalam kategori faktor internal yang mempengaruhi proses belajar, yaitu sikap belajar dan kebiasaan belajar.
PEMBAHASAN
Sebelum mulai membahas faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, kiranya perlu ditinjau lebih dahulu apa itu belajar, hakekat belajar itu apa dan cirri-ciri khasnya apa.
Pengertian belajar
Dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan banyak kegiatan yang sebenarnya merupakan “gejala belajar”, dalam arti mustahillah melakukan kegiatan itu, kalau kita tidak belajar terlebih dahulu. Misalnya, kita mengenakan pakaian, kita makan dengan alat-alat makan, kita berkomunikasi satu sama laian dengan bahasa nasional dan lain sebagainya. Gejala-gejala belajar semacam itu terlalu banyak untuk disebutkan satu per satu, karena jumlahnya ribuan, namun mengisi kehidupan kta sehari-hari. Jadi, Belajar merupakan suatu perkembangan dari seseorang yang dinyatakan dalam cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Belajar itu perubahan-perubahan yang bersifat psikis.(oemar hamalik,1993).
Menurut Morgan, et al. (1986) belajar dapat didefinisikan sebagai setiap perubahan tingkah laku yang relative tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman. Omrod (1995) mendeskripsikan adanya dua definisi belajar yang berbeda. Definisi pertama menyatakan bahwa “ learning is a relatively permanent change in behavior due to experience”. Belajar merupakan perubahan perilaku yang relatif permanen karena pengalaman . sedangkan definisi kedua menyatakan bahwa “learning is relatively permanent change in mental associations due to experience”. Belajar merupakan perubahan mental yang relatif permanen karena pengalaman. Definisi pertama memberikan penekanan pada perubahan perilaku, sedangkan definisi kedua memberikan penekanan pada perubahan mental.
Pengertian-pengertian belajar ini memberikan “warning” bahwa orientasi belajar, tidaklah semata-mata pada “hasil” tetapi juga pada “proses” yang dilakukan unntuk memperoleh hasil tersebut. Dengan demikian belajar dapat diartikan sebagai suatu tahapan aktivitas yang mengahasilkan perubahan perilaku dan mental yang relative tetap sebagai bentuk respons terhadap suatu situasi atau sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan.
Unsur –unsur /ciri-ciri belajar
Umar tirtaraharja mengemukakan tentang ciri-ciri belajar :
- Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar bukan perubahan tingkah laku karena proses kematangan.
- Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar bukan perubahan tingkah laku karena perubahan kondisi fisik.
- Hasil belajar bersifat relative menetap.
Selain yang dikemukakan diatas, unsure/cirri-ciri belajar dapat pula dilihat sebagai berikut :
- Bahwa Belajar merupakan suatu aktifitas yang menghasilkan perubahan pada individu yang belajar.
- Bahwa perubahan tersebut berupa kemampuan baru dalam memberikan respons terhadap suatu stimulus.
- Bahwa perubahan itu terjadi secara permanen
- Bahwa perubahan tersebut terjadi karena proses pertumbuhan atau kematangan fisik,melainkan karena usaha sadar.
Tujuan Belajar
Belajar pada diri manusia, merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan mempunyai tujuan serta sasaran yaitu :
- Ø Tujuannya mengubah tingkah laku kearah yang lebih baik.
- Ø Sasarannya meliputi tingkah laku penalaran (kognitif), keterampilan (psikomotorik), dan sikap (afektif).
Tujuan belajar dapat diartikan sebagai kondisi yang diinginkan setelah pebelajar (individu yang belajar) selesai melakukan kegiatan belajar.Dalam pengertian bahwa setelah belajar diharapkan akan terjadi perubahan dalam diri siswa, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak memahami menjadi memahami, dari tidak terampil menjadi terampil dan sebagainya. Demikian pula dalam hal sikap, belajar bertujuan untuk membangun sikap yang positif terhadap sesuatu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar
Ada banyak faktor yang mempengaruhi proses belajar dan faktor-faktor tersebut dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
- Faktor Kognitif : persepsi, ingatan, pengetahuan, pembentukan konsep, intelegensi dan kreatifitas.
- Faktor Afektif : motivasi,minat,sikap belajar, kebiasaan belajar, emosi, kepribadian dan konsep diri.
dari faktor-faktor tersebut diatas sikap dan kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya proses belajar. Olehnya itu pada kesempatan ini makalah ini akan membahasnya lebih jauh.
Definisi Sikap
Sikap dapat didefinisikan dengan berbagai cara dan setiap definisi itu berbeda satu sama lain. (Trow :109) mendefinisikan sikap sebagai suatu kesiapan mental atau emosional dalam beberapa jenis tindakan pada situasi yang tepat. disini Trow lebih menekankan pada kesiapan mental atau emosional seseorang terhadap suatu objek. Sementara Allport seperti yang dikutip oleh (Gable : 45) mengemukakan bahwa sikap adalah sesuatu kesiapan mental dan saraf yang tersusun melalui pengalaman dan memberikan pengaruh langsung kepada respons individu terhadap semua objek atau situasi yang berhubungan dengan objek itu. sikap adalah kecenderungan untuk berkenaan dengan objek tertentu. sikap bukan tindakan nyata melainkan masih bersifat tertutup.
Konsep sikap belajar
Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan di atas, sikap belajar dapat diartikan sebagai kecenderungan perilaku seseorang tatkala ia mempelajari hal-hal yang bersifat akademik.
Brown dan Holtzman mengembangkan konsep sikap belajar melalui dua komponen, yaitu Teacher Approval (TA) dan Education Acceptance (EA). TA berhubungan dengan pandangan siswa terhadap guru-guru. EA terdiri atas penerimaan dan penolakan siswa terhadap tujuan yang akan dicapai;materi yang akan disajikan, praktik, tugas, dan persyaratan yang ditetapkan disekolah.
Sikap belajar penting karena didasarkan atas peranan guru sebagai leader dalam proses belajar mengajar.Sikap belajar bukan saja sikap yang ditujukan pada guru, melainkan juga kepada tujuan yang akan dicapai, materi pelajaran, tugas dan lain-lain. Sikap belajar sisiwa akan berwujud dalam bentuk perasaan senang atau tidak senang, setuju atau tidak setuju, suka atau tidak suka terhadap hal-hal tersebut. sikap seperti itu akan berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar yang dicapainya.
Peranan sikap belajar
Sikap belajar ikut menentukan intensitas kegiatan belajar. sikap belajar yang positif akan menimbulkan intensitas kegiatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan sikap belajar yang negatif. peranan sikap bukan saja ikut menentukan apa yang dilihat seseorang melainkan juga bagaimana ia melihatnya.
Segi afektif dalam sikap merupakan sumber motif. Sikap belajar yang positif dapat disamakan dengan minat, sedangkan minat akan memperlancar jalannya pelajaran siswa yang malas, tidak mau belajar dan gagal dalam belajar, disebabkan oleh tidak adanya minat.
Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa sikap belajar ikut berperan dalam menentukan aktivitas belajar siswa. Sikap belajar yang positif berkaitan erat dengan minat dan motivasi. Oleh karena itu, apabila faktor lainnya sama, siswa yang sikap belajarnya positif akan belajar lebih aktif dan dengan demikian akan memperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan siswa yang sikap belajarnya negatif.
Cara menegembangkan sikap belajar yang positif :
- bangkitkan kebutuhan untuk menghargai keindahan, untuk mendapat penghargaan, dan sebagainya;
- hubungkan dengan pengalaman yang lampau;
- beri kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik;
- gunakan berbagai metode mengajar seperti diskusi, kerja kelompok, membaca, demonstrasi, dan sebagainya.
Kebiasaan Belajar
Berbagai hasil penelitian menunjukkan, bahwa hasil belajar mempunyai korelasi positif dengan kebiasaan belajar atau studi habit. Witherington dalam Andi Mappiare 1983 mengartikan kebiasaan (habit) sebagai : an acquired way of acting which is persistent, uniform, and fairly automatic.
Kebiasaan merupakan cara bertindak yang diperoleh melalui belajar secara berulang-ulang yang pada akhirnya menjadi menetap dan bersifat otomatis.
Setiap siswa yang telah mengalami proses belajar kebiasaan-kebiasaanya akan tampak berubah. menurut Burghardt (1973) kebiasaan itu timbul karena proses penyusunan kecenderungan respons dengan menggunakan stimulus yang berulang-ulang.
Perbuatan kebiasaan tidak memerlukan konsentrasi perhatian dan pikiran dalam melakukannya. Kebiasaan dapat berjalan terus, sementara individu memikirkan atau memperhatikan hal-hal lain.
Kebiasaan belajar dapat diartikan sebagai cara atau teknik yang menetap pada diri siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kegiatan.
Peranan Kebiasaan Belajar
Kebiasaan belajar cenderung menguasai perilaku siswa pada setiap kali mereka melakukan kegiatan belajar. Sebabnya ialah karena kebiasaan mengandung motivasi yang kuat. Pada umumnya setiap orang bertindak berdasarkan force of habit sekalipun ia tahu, bahwa ada cara lain yang mungkin lebih menguntungkan. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan sebagai cara yang mudah dan tidak memerlukan konsentraasi dan perhatian yang besar.
Sesuai dengan Law of effect dalam belajar, perbuatan yang menimbulkan kesenangan cenderung untuk diulang. Oleh karena itu, tindakan berdasarkan kebiasaan bersifat mengkukuhkan (reinforcing). Sumadi Suryabrata merumuskan cara belajar yang efisien adalah dengan usaha sekecil-kecilnya memberikan hasil yang sebesar-besarnya bagi perkembangan individu yang belajar. Mengenai cara belajar yang efisien, belum menjamin keberhasilan dalam belajar. Yang paling penting , siswa dalam mempraktikannya dalam belajar sehari-hari, sehingga lama-kelamaan menjadi kebiasaan, baik di dalam maupun di luar kelas.
KESIMPULAN
Berdasarkan Uraian diatas maka dapat disimpulkan :
- Belajar merupakan suatu tahapan aktivitas yang mengahasilkan perubahan perilaku dan mental yang relative tetap sebagai bentuk respons terhadap suatu situasi atau sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan.
- Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu, yang membawa diri sesuai dengan penilaian.
- Sikap belajar dapat diartikan sebagai kecenderungan perilaku seseorang tatkala ia mempelajari hal-hal yang bersifat akademik.
- Sikap belajar yang positif akan menimbulkan intensitas kegiatan yang lebih tinggi dibanding dengan sikap belajar yang negatif.
- Sikap belajar ikut berperan dalam menentukan aktivitas belajar siswa.
- Kebiasaan merupakan cara bertindak yang diperoleh melalui belajar secara berulang-ulang, yang pada akhirnya menetap dan bersifat otomatis.
- Kebiasaan belajar dapat diartikan sebagai cara atau teknik yang menetap pada diri siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kegiatan.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Mohammad.2006.Perkembangan peserta didik.Bandung :Bumi Aksara.
Andi Mappiare,1983.Psikologi orang dewasa.Surabaya:Usaha Nasional.
Dimiyati dan Mudjiono.1994.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta :Depdikbbud
Djaali.2008.Psikologi Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara.
Haling,Abd.2004.Belajar pembelajaran(suatu Ringkasan).Makassar:UNM
Muhibbin Syah.2000.Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru.Jakarta : ….
Nasution,S.,1878.Azas-azas kurikulum (Hlm 58).Bandung : Terate
Sumadi Sumabrata.1991.Psikologi pendidikan, Jakarta : Rajawali.
Staton,Thomas F.,1978.Cara –cara mengajar dengan hasil yang baik, terjemahan oleh tahalele (Bandung;Diponeggoro)
Tanwei Gerson R.2004.Belajar dan Pembelajaran.Unesa University Press
Winkel,WS.1996. Psikologi Pengajaran.Yogyakarta : Grasindo.
***
(Source : Fitriani Nur, Mahasiswa PPs UNM Makassar | Prodi Pendidikan Matematika, 2008)