Teori Pembiasaan dalam Pendidikan

Teori Pembiasaan dalam Pendidikan. Pembiasaan merupakan upaya praktis dalam pembinaan dan pembentukan peserta didik. Upaya pembiasaan dilakukan mengingat manusia mempunyai sifat lupa dan lemah. Pembiasaan sebenarnya berintikan pengalaman apa yang dibiasakan. Yang pada dasarnya ialah yang dibiasakan itu sesuatu yang diamalkan pada hakekatnya mengandung nilai kebaikan. Oleh karena itu, uraian tentang pembiasaan selalu sejalan uraian tentang perlunya mengamalkan kebaikan yang telah diketahui.

Inti pembiasaan adalah pengulangan. Misalnya pendidik senantiasa mengingatkan pada peserta didik dalam hal berpakaia seorang muslim sebaiknya sesuai dengan tuntunan agama, dan mendapat pahala yang mengikutinya serta mendapat ganjaran yang mengabaikannya, penyampaian semacam ini apabila senantiasa didengar dan dipahami, maka dengan sendirinya peserta didik dapat membiasakan diri berpakaian yang sesuai dengan tuntunan agama. Pembiasaan akhlak dimulai sejak anak lahir dengan perlakuan orang tua yang sesuai pembinaan terhadap anak tersebut, dan dilanjutkan dengan membiasakan anak melakukan sopan santun yang sesuai dengan agama, serta mendidiknya agar meninggalkan yang tercela dan terlarang dalam agama.

Teori Pembiasaan dalam Pendidikan

Pembiasaan hal yang penting dalam pendidikan terutama membiasakan diri dalam berbuat kebaikan. Sebagaimana yang dijelaskan dalam QS. An-Nur (24): 58 sebagai berikut :

Terjemah :

Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum balig di antara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu: sebelum sembahyang subuh, ketika kamu menanggalkan Pakaian (luar)mu di tengah hari dan sesudah sembahyang Isya’. (Itulah) tiga ‘aurat bagi kamu. tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada keperluan) kepada sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Maksudnya: tiga macam waktu yang biasanya di waktu-waktu itu badan banyak terbuka. Oleh sebab itu Allah melarang budak-budak dan anak-anak dibawah umur untuk masuk ke kamar tidur orang dewasa tanpa idzin pada waktu-waktu tersebut.

Pendidikan merupakan proses pengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada.

Keteladanan seorang guru mencerminkan bahwa segala tingkah lakunya, tuturkata, sifat, maupun cara berpakaian semuanya dapat diteladani.

Adapun sifat-sifat pendidik (guru) yang di contohi diantaranya : Sifat Rabbani, yaitu orang yang melihat dampak dan dalil-dalil atas keagungan Allah, khusyuk kepada-Nya dan merasakan keagungan-Nya. Sifat ikhlas, sifat ini termasuk kesempurnaan sifat Rabbani, sebagai pendidik dan dengan keluasan ilmunya guru hanya bermaksud mendapatkan keridhaan Allah. Sifat sabar, dalam menghadapi suatu pekerjaan apa terlebih dalam hal mendidik sangat perlu sifat kesabaran karena dari sekian yang dihadapi mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda. Sifat jujur, hendaklah jujur dalam menyampaikan apa yang diserukannya. Tanda kejujuran itu ialah penerapan anjurannya itu pertama-tama pada dirinya sendiri.

Pembiasaan akhlak dimulai sejak anak lahir dengan perlakuan orang atau yang sesuai pembinaan terhadap anak tersebut, dan dilanjutkan dengan membiasakan anak melakukan sopan santun yang sesuai dengan agama.

Baca juga artikel saya tentang teori keteladanan dalam pendidikan. Bisnis Online Syariah juga dapat Anda pelajari lewat blog ini.