Aliran –Aliran dalam Pendidikan

Dengan segala potensi yang dimiliki, manusia bisa dengan mudah menerima pendidikan dan pengajaran, dan mempunyai sifat alamiah (kodrati) yaitu ingin tahu. Atas dasar itu para filsuf dan psikologi pendidikan mengemukakan pikirannya tentang adanya kemungkinan adanya manusia  bisa di didik dan menerima pendidikan

Secara etimologi, kata “aliran’ adalah  bentuk nomina dari akta alir, yang kemudian mendapat akhiran “an” yang berarti haluan, pendapat dan paham.

Menurut pendapat Abd. Rahman Getteng, usaha membina dan mengembangkan potensi manusia baik jasmani maupun rohani agar tujuan kehadirannya di dunia sebagai hamba dan khalifah Allah bisa terwujud  dengan baik  Sedangkan menurut Abd. Rahman Al Nahlawi pendidikan Islam  adalah “Upaya mengembangkan pikiran manusia, menata tingkah lakunya, emosinya pada seluruh aspek kehidupan agar tujuan yang di kehendakinya bisa terealisasi”.

Beberapa aliran dalam pendidikan yaitu :

Aliran Nativisme dan Naturalisme

–          Ia berpendapat bahwa “anak lahir sudah mempunyai potensi yang mempengaruhi hasil dari perkembangan selanjutnya”. Pendidikan sama sekali tidak mempunyai daya atau kekuatan untuk mempengaruhi anak pendidikan hanya memberi polesan kulit luar dari tingkah laku sosial anak sedangkan bagian internal dari kepribadian anak didik tidak di tentukan.

–          Aliran naturalisme dipelopori oleh Jean Jacques Roessewaw (1712-1778) ialah berpendapat bahwa “segala sesuatu yang datang dari alam itu adalah baik, tetapi setelah tiba pada manusia bisa saja ia menjadi. Maka untuk membimbing seorang anak cukuplah berdasarkan pada keinginan dan pembawaannnya. Ia beranggapan bahwa lingkungan adalah sumber dari segala keburukan”

Aliran Empirisme

Aliran empirisme dipelopori oleh “John Lock (1632-1704) terkenal dengan tahu ia rasa, aliran ini menekankan arti penting dari pengalaman dan lingkungan dalam mendidik anak. Aliran ini bertentangan dengan nativisme dan naturalisme.

Aliran Konvergensi

Aliran dipelopori oleh William Sterm. Ia berpendapat bahwa natura hereditas dan miliu saling berkaitan dan saling  memberi pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan manusia. Secara kodrati, manusia telah dibekali dengan bakat atau potensi.

Aliran Eksistensialisme

–          Aliran ini tidak menghendaki adanya aturan-aturan pendidikan dalam segala bentuk. Dan karena itu pula eksistensialisme menolak segala bentuk pendidikan termasuk yang ada sekarang.

–          Ibnu Mizkawih Mis dalam bukunya Tahzib akhlak berpendapat bahwa tiap benda itu mempunyai form atau bentuknya masing-masing sehingga tidak bisa menerima bentuk lain.

–          Ibnu Sina berpendapat bahwa “seorang anak telah mempunyai kemampuan alamiah, akan tetapi mengendalikan kemampuan tersebut tidak cukup untuk mendidik seseorang dan harus ada faktor-faktor lainnya

–          Menurut al – Gazhali, anak yang lahir telah membawa fitrahnya sendiri kecenderungan-kecenderungan serta warisan dari orang tuanya.

–          Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa :

“Ada beberapa  aliran yang mewarnai dunia pendidikan terutama cara memandang manusia sebagai subjek” sekaligus obyek

–          Islam memberi petunjuk tentang adanya konsep “insan dan basyir”

–          Tokoh-tokoh Islam dalam mengajukan tesisnya tentang pendidikan mengarah kepada aliran konvergensi yang mengakui adanya penyatuan kedua hal itu yaitu melliu dan hereditas.