Asal-Usul Bangsa Indonesia

Penelitian yang dilakukan oleh Sarjana H. Kern dan Heine Geldern menyatakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari daratan Asia. Pada mulanya nenek moyang bangsa Indonesia bertempat tinggal di daerah Yunan (Cina Selatan), kemudian mereka pindah ke selatan, yaitu ke daerah Vietnam.

Para ahli memperkirakan bahwa mereka pindah disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :

  1. Keadaan alam seperti gempa bumi, banjir, musim panas yang panjang
  2. Serangan  dari suku bangsa lainnya yang mengakibatkan mereka terdesak dan terpaksa harus meninggalkan  daerahnya.

Perpindahan itu terjadi antara tahun 1500 SM hingga tahun 500 SM  dan berlangsung secara bergelombang. Gerak tujuan perpindahan mereka dari daratan Asia ke pulau-pulau di daerah selatan, dan pulau itulah yang menjadi tanah airnya terakhir.

Pulau-pulau yang berada di sebelah selatan daerah Asia lazim disebut Austronesia (austro = selatan dan nesos = pulau). Sedangkan bangsa yang mendiami daerah itu disebut bangsa Austronesia. Bangsa ini mendiami daerah yang amat luas, yaitu meliputi daerah-daerah yang membentang antara Madagaskar (disebelah barat, hingga pulau Paskah (sebelah timur) dan antara Taiwan (disebelah utara) sehingga Selandia Baru (sebelah selatan).

Bangsa Austronesia yang memasuki wilayah Indonesia disebut bangsa Melayu. Mereka inilah sebagai nenek moyang langsung bangsa  Indonesia sekarang. Bangsa Melayu itu dibedakan menjadi dua.

Bangsa Proto Melayu

Bangsa ini memasuki wilayah Indonesia kira-kira tahun 1500 SM dengan melalui dua jalan, yaitu :

  1. Jalan barat (melalui Semenanjung Melayu terus ke Sumatera dan selanjutnya tersebar ke seluruh Indonesia)
  2. Jalan timur (melalui Filipina terus ke Sulawesi dan selanjutnya tersebar ke seluruh Indonesia).

Bangsa Proto Melayu memiliki kebudayaan setingkat lebih tinggi dari pada Homo Sapiens Indonesia. Kebudayaan mereka adalah kebudayaan batu muda (neolitikum). Benda-benda hasil kebudayaan masih terbuat dari batu dan telah dikerjakan dengan baik sekali. Benda-benda hasil kebudayaannya adalah kapak persegi dan kapak lonjong. Kebudayaan kapak persegi dibawah oleh bangsa Proto Melayu melalui jalan  barat, sedangkan kebudayaan kapak lonjong dibawa oleh mereka yang melalui jalan timur.

Bangsa Proto Melayu akhirnya terdesak oleh kedatangan bangsa Deutero Melayu. Pada saat sekarang ini masih dapat kita temukan keturunan bangsa Proto Melayu seperti suku bangsa Dayak, Toraja dan Batak.

Bangsa Deutero Melayu

Bangsa Deutero Melayu  memasuki wilayah Indonesia secara bergelombang sejak tahun 500 SM. Mereka masuk ke wilayah Indonesia melalui jalan barat, yaitu melalui Semenanjung Melayu terus ke Sumatera dan selanjutnya tersebar ke seluruh wilayah Indonesia. Keturunan bangsa Deutero Melayu misalnya suku bangsa jawa, Melayu, Bugis, dan Minang.

Kebudayaan bangsa Deutero Melayu lebih tinggi dari kebudayaan bangsa Proto Melayu. Benda-benda hasil kebudayaan mereka telah terbuat dari logam, yakni terbuat dari perunggu. Beberapa ratus tahun kemudian dari besi. Kebudayaan mereka ini sering disebut kebudayaan Dongson (sesuai  dengan nama daerah yang banyak ditemukan benda-benda dari logam di Teluk Tonkin). Daerah tersebut diperkirakan menjadi tempat tinggal mereka sebelum akhirnya memasuki wilayah Indonesia.

Hasil kebudayaan perunggu Indonesia yang terpenting seperti kapak corong atau kapak sepatu, bejana perunggu dan lain-lain. Benda-benda yang terbuat dari perunggu pada umumnya dibuat dengan tuangan (cetakan) bivalve dan cara a cire perdue.

DAFTAR PUSTAKA

Triyana Suganda  Wirananggapati. Sejarah  Nasional Indonesia dan Umum, Jilid I, Widya Press. Jakarta. 1995