Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)

Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) merupakan suatu alat yang dimasukkan kedalam rahim yang bentuknya macam-macam, Alat ini berfungsi untuk mencegah bersemainya sel telur yang telah dibuahi rahim. Alat ini sangat efektif dengan kemampuan sampai 97-98% dalam mencegah kehamilan, Lama pemakaiannya dapat mencapai 4-5 tahun. Selama pemakaian akan diajarkan bagaimana memeriksa sendiri apakah alat kontrasepsi tersebut masih ada didalam rahim dengan cara meraba rahim didalam meraba benang AKDR/IUD tersebut dengan vagina. (Rustam :1998)

Keluarga Berencana

Keluarga berencana (KB) adalah perencanaan kehamilan, sehingga kehamilan hanya terjadi pada waktu yang diinginkan. Jarak antara kehamilan diperpanjang, dan kelahiran selanjutnya dapat dicegah apabila jumlah anak telah mencapai yang dikehendaki untuk membina kesehatan seluruh anggota keluarga dengan sebaik-baiknya, menuju norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Kegiatan KB tidak hanya berupa panjang dan mengatur kehamilan, tapi termasuk kegiatan untuk meningkatkan taraf ekonomi dan kesejahteraan keluarga secara menyeluruh. (Rustam:1998)

Menurut Undan-undan no. 10 tahun 1992 tentang perkembengan keluarga sejahtera, maka pengertian KB didefinisikan sebagai upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kehamilan, pembinaan ketahanan keluarga dan peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Tujuan KB jangka panjang adalah mewujudkan keluarga berkualitas pada tahun 2015. (rustam :1998)

Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan dan konsepsi berarti pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontarsepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan atara sel yang matang dengan sperma. (Rustam :1998)

Pengertian AKDR

AKDR/IUD adalah alat kontrasepsi yang disisipkan kedalam rahim, yang terbuat dari bahan semacam plastik, ada pula yang dililit tembaga dan bentuknya bermacam-macam. Bentuk yang umum dan mungkin banyak dikenal oleh masyarakat adalah bentuk spiral, dipasang, kesehatan ibu harus diperiksa dahulu untuk memastikan kecocokannya.

IUD dalam bahasa Indonesia disebut alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) adalah alat kontrasepsi yang oleh masyarakat awam biasa disebut spiral. Sesuai dengan namanya AKDR, alat ini dipakai dalam rahim. Sejak metode AKDR dikenalkan banyak orang menggunakan untuk program pengaturan jumlah anak dalam keluarga karena relative aman, mudah, dan murah. Pengguna alat kontrasepsi ini tidak perlu mengulang pemakaiannya setiap kali, sehingga tidak merepotkan. AKDR tidak mengandung zat-zat hormonal yang dapat mempengaruhi keseimbangan tubuh. (Nusaindah.tripod.com)

Sejarah AKDR

AKDR mempunyai sejarah yang panjang sebelum generasi ketiga dengan keamanan, efektivitas, dan penyulit yang tidak terlalu besar. Hipocrates telah mencanangkan agar pranata ekonomi dan penduduk berjalan seiring, jumlah penduduk harus dikendalikan. Hipocrates telah membuat alat untuk memasukkan batu-batu kecil kedalam rahim, sehingga tidak terjadi kehamilan pada onta. (Manuaba: 1999)

Tulisan ilmiah tentang AKDR untuk pertama kali dibuat oleh Richtaer di Polandia pada tahun 1909. Pada waktu itu ia mempergunakan bahan yang dibuat dari bahan sutera. Graverbreng pada tahun 1928 melaporkan pengalamannya dengan AKDR yang dibuat dari benang sutera yang diikat satu sama lain, sehingga berbentuk bintang segi enam. Oleh karena itu AKDR yang berbentuk segi enam ini mudah sekali keluar, maka kemudian ia membuatnya dalam bentuk cincin dari perak. Ia melaporkan angka kehamilan AKDR dari cincin perak ini hanya 1,6% diantara 2000 kasus. (Sarwono : 2005)

Ota dari jepang pada tahun 1934 untuk pertama kalinya membuat AKDR dari plastik yang berbentuk cincin. Mula-mula ia membentuk AKDR dari cincin yang dibuat dari benang sutera yang dipilin dan dari logam yang mudah dibengkokkan. Oleh karena sukar memasang cincin dari logam ini maka ia kemudian membuat cincin dari plastik.

Oppenhimer dari Israel dan Ishihama dari Jepang pada tahun 1959 menerbitkan tulisan-tulisan tentang pengalaman mereka dengan AKDR. Sejak saat itu dan dengan ditemukannya antibiotika yang mengecilkan risiko infeksi, penerimaan AKDR makin meningkat. Antara tahun 1955-1964 bermacam-macam AKDR diciptakan. AKDR telah dipergunakan secara umum dalam program KB. AKDR yang mula-mula dipakai adalah jenis lippes loop, yang pada waktu itu diseponsori oleh Perkumpulan Keluaga Berencana Indonesia (PKBI). Pada tahun 60-an mulai dilakukan penyelidikan terhadap AKDR yang mengandung bahan-bahan seperti tembaga, seng, magnesium, timah, progesterone, dan lain-lain. (Sarwono: 2005)

Mekanisme Kerja

Sampai sekarang mekanisme kerja AKDR belum diketahui pasti. Pendapat yang banyak beredar ialah bahwa AKDR dalam kavum diketahui uteri menimbulkan reaksi peradangan endometrium yang disertai dengan sebukan lekosit yang dapat menghancurkan sperma. Pada pemeriksaan cairan uterus pda pemakaian AKDR sering kali dijumpai sel-sel makrofag (fangosit) yang mengandung spermatozoa.

Kar dan kawan-kawan selanjutnya menemukan sifat-sifat dan isi cairan uterus mengalami perubahan pada pemakian AKDR, yang menyebabkan blastokista atau sperma tidak dapat hidup dalam uterus, walaupun sebelumnya terjadi nidasi. Penyelidikan-penyelidikan lain menyebutkan adanya kontraksi uterus pada pemakai AKDR, yang dapat menghalangi nidasi. Diduga ini disebabkan oleh meningkatnya kadar prostaglandin dalam uterus pada wanita tersebut.(Manuaba: 1999).

Nah, bagaimana? Jelas bukan?! Oh, ya … Sahabat juga bisa membaca sebuah artikel saya yang berjudul Cara Cepat Hamil untuk menambah pengetahuan.

 

Salam …