Pengertian Filsafat Bahasa | Kedudukan Bahasa dalam Filsafat. Setelah membahas banyak sekali artikel mengenai Pengantar Filsafat, Cabang-Cabang Filsafat, dan Pentingnya Landasan Filsafat bagi Ilmu Pendidikan, kali ini saya akan membahas lagi tentang pengertian filsafat bahasa. Silakan dibaca. Moga bermanfaat.
Pengertian Filsafat Bahasa
Filsafat bahasa sebagai salah satu cabang filsafat memang mulai dikenal dan berkembang pada abad XX ketika para filsuf mulai sadar bahwa terdapat masalah-masalah dan konsep-konsep filsafat baru dapat dijelaskan melalui analisis bahasa, karena bahasa merupakan sarana yang vital dalam filsafat.
Berdasarkan pengamatan terhadap perkembangan sejarah filsafat bahasa maka filsafat bahasa dapat dikelompokkan menjadi dua macam pengertian yaitu:
Pertama, perhatian filsuf terhadap bahasa dalam memecahkan dan menjelaskan problema-problema dan konsep-konsep dalam filsafat. Pada periode abad XX para filsuf semakin sadar bahwa banyak problema-problema serta konsep-konsep filsafat dapat djelaskan melalui analisis bahaa misalnya berbagai macam pertanyaan filosofis seperti kebenaran, keadilan, kewajiban, kebaikan dan pertanyaan-pertanyaan fundamental filosofis lainnya data ijelaskan dan diuraikan melalui analisis bahasa atau analisis penggunaan ungkapan-ungkapan bahasa.
Kedua, filsafat bahasa sebagaimana bidang-bidang filsafat lainnya seperi filsafat hukum, filsafat manusia, filsafat alam, filsafat sosial dan bidang-bidang filsaft lainnya yang membahas, menganalsis dan mencari hakikat dari objek material filsafat. Bahasa pada hakikatnya adalah merupakan suatu sistem tanda dan objek tanda (significant dan signifie)
Kedudukan Bahasa dalam Filsafat
Bahasa pada hakikatnya merupakan suatu sistem simbol yang tidak hanya merupakan urutan bunyi-bunyi secara empiris, melainkan memiliki makna yang sifatnya nonempiris. Dengan demikian bahasa adalah merupakan sistem simbol yang memiliki makna, merupakan alat komunikasi , penuangan emosi manusia serta merupakan
a. Fungsi Bahasa dalam Metafisika
Secara etimologi istilah metafisika brasl dari bahasa yunani ‘ ta meta ta physica’ yang secara harfiah di balik fisika atau dibalik hal-hal yang bersifat fisik. Metafisika adalah suatu cabang filsafat yang membahas secara sistematis dan reflektif daam mencari hakikat segala sesuatu yang ada dibalik hal-hal yang bersifat fisik dan bersifat particular.
Berdasarkan uraian tersebut maka metafisika berupaya untuk memformulasikan segala sesuatu yang bersifat fundamental dan mendasar dari segala sesuatu dan hal ini dilakukan oleh para filsuf dengan membuat eksplisit hakikat segala sesuatu tersebut dalam hal ini hanya dapat dilakukan dengan menggunakan analisis bahasa terutama karena sifat metafisika yang tidak mengacu pada realitas yang bersifat empiris.
b. Fungsi Bahasa dalam Epistemologi
Epistemologi adalah salah satu cabang filsafat yang pokok, secara etimologis i istilah epistemologi berasal dari bahasa Yunani ‘Epistemologi’ yang berarti pengetahuan . Berdasarkan bidang pembahasannya epistemologi adalah cabang filsafat yang membahas tentang pengetahuan yang membahas tentang pengetahuan manusia yang meliputi sumber-sumber, watak dan kebenaran pengetahuan manusia (pengetahuan apriori dan aposteriori).
Selain dalam pengetahuan apriori peranan penting bahasa dalam epistemologi berkaitan erat dengan tori kebenaran. Terdapat tiga teori kebenaran dalam epistemologi, yaitu:
- Teori kebenaran koherensi yang menyatakan bahwa suatu pernyataan itu dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya dianggap benar.
- Teori kebenaran korespondensi yang menyatakan bahwa suatu pernyataan itu dianggap benar bilamana materi pengetahuan yang dikandung dalam pernyataan itu berkorespondensi atau berhubungan dengan objek atau fakta yang diacu oleh pernyataan tersebut.
- Teori kebenaran pragmatis yang menyatakan bahwa suatu pernyataan dianggap benar bilamana pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis bagi kehidupan manusia (Suriasumantri, 1984:55-59).
c. Bahasa sebagai Sarana dalam Logika
Dalam kehidupan manusia bahasa tidak hanya memiliki fungsi sebagai alat komunikasi saja, melainkan juga menyertai proses berpikir. Selain memiliki fungsi komunikatif , bahasa juga memiliki fungsi kognitif dan emotif. Kegiatan berpikir dapat digolongkan dalam dua pengertian yaitu pertama ‘berpikir tanpa menggunakan aturan-aturan atau hukum-hukum’, kedua ‘berpikir dengan mempertimbangkan aturan-aturan atau hukum-hukum’ dan bentuk ini sering diistilahkan dengan ‘bernalar’. Dalam istilah lain menurut Plato dan Aristoteles bahwa berpikir adalah berbicara di dalam batin, mempertimbangkan, menganalisis, membuktikan sesuatu, menarik suatu kesimpulan adalah merupakan sebagaian kegiatan berpikir manusia (Poesporodjo, 1984:4).
Adapun bentuk-bentuk pemikiran dari yang paling sederhana adalah sebagai berikut: pengertian atau konsep, proposisi atau pernyataan, dan penalaran atau reasoning. Pengertian adalah sesuatu yang abstrak dan diwujudkan dalam bentuk simbol bahasa. Pengertian yang dilambangkan dengan kata disebut sebagai term. Tidak ada pengertian yang berdiri sendiri dalam pikiran manusia. Rangkaian pengertian itulah yang disebut proposisi. Pengertian hanya terdapat dalam proposisi.
Dalam proses pembentukan proposisi sering terjadi pengakuan dan pengingkaran. Berdasarkan kaitannya dengan bahasa yang digunakan dalam pembentukan proposisi, maka kekeliruan dalam menentukan simbol term dapat berakibat sesatnya kesimpulan. Sebuah kalimat yang dengan struktur sintaksis tertentu dapat mempunyai arti lebih dari satu, dan bervariasi dalam konteks yang berbeda. Ketidaksamaan dalam menentukan arti kata atau arti kalimat, dapat menimbulkan kesesatan dalam penalaran. Beberapa kesesatan karena bahasa adalah sebagai berikut:
- Kesesatan karena aksen atau tekanan
- Kesesatan karena term ekuivok (term yang mempunyai lebih dari satu arti)
- Kesesatan karena arti kiasan (metaphor)
- Kesesatan karena amfiboli (amphibolia)