Golongan Darah | Karakteristik Golongan Darah

Golongan darah. Penentuan golongan darah berdasarkan pada sistem A, B, O didasarkan pada adanya antigen dan aglutinogen yang terdapat dalam eritrosit yang bereaksi dengan zat antibody atau aglutinin yang dibwah oleh serum darah (M. Ridwan, 2009).

Karl Landsteiner, seorang ilmuwan asal Austria yang menemukan 3 dari 4 golongan darah dalam sistem ABO pada tahun 1900 dengan cara memeriksa golongan darah beberapa teman sekerjanya. Percobaan sederhana ini pun dilakukan dengan mereaksikan sel darah merah dengan serum dari para donor.  Hasilnya adalah dua macam reaksi (menjadi dasar antigen A dan B, dikenal dengan golongan darah Adan B) dan satu macam tanpa reaksi (tidak memiliki antigen, dikenal dengan golongan darah O). Kesimpulannya ada dua macam antigen A dan B di sel darah merah yang disebut golongan A dan B, atau sama sekali tidak ada reaksi yang disebut golongan O (Tabel 2.1). Kemudian Alfred Von Decastello dan Adriano Sturli yang masih kolega dari Landsteiner menemukan golongan darah AB pada tahun 1901. Pada golongan darah AB, kedua antigen A dan B ditemukan secara bersamaan pada sel darah merah sedangkan pada serum tidak ditemukan antibodi (Fitry, 2007).
Tabel 2.2: Golongan Darah
Golongan
Sel Darah Merah
Plasma
A
Antigen A
Antibodi A
B
Antigen B
Antibodi B
AB
Antigen A & B
Tidak ada antibody
O
Tidak ada antigen
Antibodi Anti A & Anti B
Karakteristik Golongan Darah
Golongan darah O
Sistem pencernaan pemilik tubuh golongan darah O lebih sesuai dengan konsumsi protein hewani yang dominan. Namun tuntutan ini membawa konsekuensi yakni munculnya ketosis. Ketosis sebagai hasil metabolisme asupan makanan tinggi protein dan lemak, dan sedikit asupan pati (Apriadji, 2008).
Gen golongan darah O mulai terlihat pada saat peradaban manusia beralih dari kehidupan berburu menuju hidup berpindah-pindah dan menetap. Karena itulah gen golongan darah O menjadikan nenek moyang kita mampu hidup sehat dengan pola makan semi vegetarian dengan lebih banyak mengonsumsi sayuran. Dari evolusi genetik, diketahui golongan darah O memiliki ciri sebagai berikut:
1.   Sistem kekebelan tubuh yang berlebihan
2.   Memiliki kandungan asam lambung yang tinggi
3.   Dianjurkan mengonsumsi makanan yang tinggi protein, sayuran dan buah organik serta makanan rendah karbohidrat
4.   Penyakit seperti stres seringkali menyerang golongan darah O. Kondisi ini bisa diatasi dengan pola hidup sehat, istirahat cukup dan melakukan aktivitas fisik secara teratur (Sutomo, 2007).          
Golongan darah A
Pada orang yang mempunyai golongan darah A memiliki sistem metabolisme yang cocok dengan hidangan vegetarian, alami dan organik. Menu makanan yang disarankan adalah yang kurang mengandung lektin. Karena pemilik golongan darah A mempunyai kandungan lektin yang rendah, sehingga asupan makanan yang kaya lektin dapat mengganggu fungsi lambung (Apriadji, 2008).   
Pemilik golongan darah A paling cocok dengan makanan vegetaris, yakni makanan serba nabati. Bila terdesak untuk mengonsumsi makanan hewani, sebaiknya dahulukan memilih ikan, jika mungkin ayam dan lupakan daging. Dibandingkan dengan golongan darah lain, pemilik golongan darah A memiliki tubuh yang sensitif terhadap kandungan lektin yang terdapat dalam makanan. Lambung lebih sedikit memproduksi asam lambung (HCl), sehingga kemampuannya mencerna makanan berat sangat terbatas (Apriadji, 2008).         
Golongan darah B
Pemilik golongandarah B dikenal sebagai pemakan segala, karena dapat mengonsumsi baik makanan nabati maupun hewani. Hal ini erat juga kaitannya dengan warisan genetis nenek moyang yang nomaden (selalu berpindah-pindah untuk mendapatkan makanan). Budaya hidup seperti ini menjadikan sistem pencernaan sangat toleran terhadap berbagai jenis makanan, terutama daging, produk susu, padi-padian dan sayur-sayuran. Menurut D’Adamo seorang peneliti “menu sehat berdasarkan golongan darah” menentukan bahwa kunci pola makan sehat bagi golongan darah B adalah keseimbangan, yakni keseimbangan antara makanan nabati dan hewani. Lebih lanjut D’Adamo mengatakan bahwa bila seseorang mampu menjaga keseimbangan asupan makanan, maka dapat mencegah penyakit-penyakit yang berkaitan dengan pola makan salah seperti penyakit jantung dan kanker serta berta badan tetap stabil (Apriadji, 2008).          
Golongan darah AB
Menurut D’Adamo, golongan darah AB yang masih jarang dijumpai dan masih tetap dalam tahap evolusi. Golongan darah AB lebih stabil daripada golongan darah A & B. Pemilik golongan darah AB memliki imunitas yang baik, tetapi rentan terhadap penyakit-penyakit serius seperti penyakit jantung, stroke, saraf dan kanker. Golongan darah AB rendah dalam menghasilkan fosfatase alkalin sebagai pemicu keropos tulang. Adapun makanan yang cocok dengan pemilik golongan darah ini adalah makanan laut, produk susu, beberapa jenis kacang-kacangan dan tidak dianjurkan untuk konsumsi daging ayam dan sapi.