Golongan Samarkand dan Bukhara dalam Al-Maturudiyah

Golongan Samarkand dan Bukhara dalam Al-Maturudiyah. Sebelumnya kita telah melihat bagaimana pandangan al-maturudi tentang wahyu dan sejarah munculnya al-maturudi, maka kali ini kita akan melihat dua golongan al-maturudi tersebut.

Golongan Samarkand

Yang menjadi golongan ini adalah pengikut-pengikut al-Maturidi sendiri. Sebagai pengikut Abu Hanafiah, maka pemikiran al-Maturidi juga terkadang cenderung agak rasional dengan demikian, meskipun al-Maturidi sendiri, seperti al-Asy’ari, muncul sebagai reaksi terhadap paham Mu’tazilah, namun dalam beberapa masalah, al-Maturidi sendiri cenderung sependapat dengan Mu’tazilah, dan dalam beberapa hal pula pemikiran al-Maturidi juga sejalan dengan al-Asy’ari. Golongan ini cenderung ke arah paham Mu’tazilah, sebagaimana pendapatnya soal sifat-sifat Tuhan, Maturidi dan Asy’ari terdapat kesamaan pandangan. Menurut Maturidi, Tuhan mempunyai sifat-sifat. Tuhan mengetahui bukan dengan zatnya, melainkan dengan pengetahuan-Nya. Begitu juga Tuhan berkuasa bukan dengan zat-Nya.

Golongan Samarkand dan Bukhara dalam Al-Maturudiyah

Mengenai perbuatan-perbuatan manusia, Maturidi sependapat dengan golongan Mu’tazilah, bahwa manusia sebenarnya yang mewujudkan perbuatan-perbuatannya. Apabila ditinjau dari sini, Maturidi berpaham Qadariyah.

Maturidi juga sepaham dengan Mu’tazilah dalam soal al-Wa’ad wa al-Wa’id, bahwa janji dan ancaman Tuhan, kelak pasti terjadi. Demikian juga masalah antropomorphisme. Dimana Maturidi berpendapat bahwa tangan, wajah Tuhan, dan sebagainya seperti penggambaran al-quran, mesti diberi arti kiasan (majazi). Dalam hal ini, Maturidi bertolak belakang dengan pendapat Asy’ari yang menjelaskan bahwa ayat-ayat yang menggambarkan Tuhan mempunyai bentuk jasmani tak dapat diberi interpretasi (ditakwilkan).

Golongan Bukhara

Golongan Bukhara ini dipimpin oleh Abu Al-Yusr Muhammad al-Basdawih. Dia merupakan pengikuti Maturidi yang penting dan penerus yang baik dalam pemikirannya. Dari orang tuanya, al-Bazdawi dapat menerima ajaran-ajaran Maturidi. Kemudian al-Bazdawi dalam perkembangan pemikirannya, mempunyai salah seorang murid yaitu Najm al-Din Muhammad al-Nasafi dengan karyanya al-Aqaidul Nasafiyah.

Dengan demikian, yang dimaksud golongan Bukhara adalah pengikut-pengikut al-Bazdawi di dalam aliran al-Maturidiyah, yang mempunyai pendapat lebih dekat kepada pendapat-pendapat al-Asy’ari.