Ajaran-ajaran Pokok al-Maturidiyah Konsep Iman, Akal dan Wahyu

Ajaran-ajaran Pokok al-Maturidiyah Konsep Iman, Akal dan Wahyu. Kemarin kita telah membahas ajaran pokok Al-Maturudiyah tentang perbuatan manusia maka kali ini kita akan melihat lebih jauh tentang konsep iman, akal dan wahyu.

Ajaran-ajaran Pokok al-Maturidiyah Konsep Iman

Pendapat Maturidiyah Samarkand tentang konsep iman

Aliran Maturidiyah Samarkand berpendapat bahwa iman adalah Tashdiq bi al-qalb bukan semata-mata iqrar bi al-lisan, selanjutnya tashdiq seperti yang dipahami harus diperoleh dengan ma’rifah. Bagi golongan Samarkand tashdiq merupakan hasil yang diperoleh dari ma’rifah ini bukan sekedar berdasarkan wahyu tapi juga melalui penalaran akal.

Meskipun demikian ma’rifah bukanlah esensi iman melainkan faktor penyebab hadirnya iman, jadi menurut al Maturidi iman adalah tashdiq yang berdasarkan ma’rifah. Iman adalah mengetahui Tuhan dengan segala sifatnya.

Pendapat Maturidiyah Bukhara tentang konsep iman

Adapun pandangan al-Maturidiyah Bukharah bahwa iman adalah tashdiq bi al-qalb yaitu meyakini dan membenarkan dalam hal tentang keesaan Allah dan tashdiq bi al-lisan adalah mengakui kebenaran seluruh pokok ajaran Islam secara verbal. Golongan ini mempunyai paham sama dengan kaum Asy’ariah bahwa akal tidak dapat sampai kepada kewajiban mengetahui adanya Tuhan, iman tidak dapat mengambil bentuk Ma’rifat atau amal tapi haruslah merupakan tashdiq saja. Selanjutnya Maturidiyah Bukharah berpandangan bahwa iman itu sendiri terdiri dari dua aspek dalam struktur iman, salah satu aspeknya adalah petunjuk atau hidayah Allah dan hal ini tidak diciptakan sedangkan aspek yang kedua adalah yang diberi petunjuk yang merupakan peran yang dimainkan manusia dan inilah yang diciptakan.

Ajaran-ajaran Pokok al-Maturidiyah Akal dan Wahyu

Dalam masalah ini terdapat 4 hal yang berkaitan dengan soal akal dan wahyu yaitu; 1) soal mengetahui Tuhan, 2) soal kewajiban mengetahui Tuhan, 3) soal nilai baik dan jahat, 4) soal kewajiban mengerjakan yang baik dan menjauhi yang buruk. Ajaran Maturidiyah Samarkand tentang Akal dan Wahyu

Al-Maturidiyah Samarkand mengakui kemampuan akal dalam tiga hal yakni tentang adanya Tuhan, tentang kewajiban beriman dan berterima kasih kepada-Nya dan tentang nilai baik dan buruk.

Menurut keterangan al-Bazdawi dan diperkuat oleh Abu Uzbah bahwa al-Maturidi berpendapat sebagaimana paham al-Mu’tazilah, anak yang telah balig atau berakal berkewajiban mengetahui Tuhan dan berterima kasih kepada-Nya sebelum datangnya wahyu. Menyangkut masalah kebaikan dan kejahatan al-Maturidi mengakui kemampuan akal mengetahui nilai baik yang terdapat dalam perbuatan yang baik dan nilai buruk yang terdapat dalam perbuatan jahat, dengan demikian akal tahu bahwa berbuat buruk adalah buruk dan berbuat jahat adalah jahat. Selanjutnya akal menurut al-Maturidi mengetahui bahwa bersikap adil dan lurus adalah baik dan bersikap tak adil dan tak lurus adalah buruk, akal selanjutnya memerintahkan manusia mengerjakan perbuatan-perbuatan yang akan mempertinggi kemuliaan dan melarang manusia mengerjakan perbuatan yang dapat merendahkan.

Jadi jelaslah pendapat al-Maturidi bahwa akal dapat mengetahui baik dan buruk, tetapi kewajiban berbuat baik dan menjauhi perbuatan buruk hanya dapat diketahui melalui wahyu.

Ajaran Maturidiyah Bukhara tentang Akal dan Wahyu

Menurut pengikuti Maturidiyah Bukhara hanya mengakui kemampuan akal mengetahui Tuhan, sedangkan soal wajib mengetahui Tuhan menurut mereka tidak diketahui kecuali dengan informasi wahyu. Al-Bazdawi mengatakan bahwa “tidak ada kewajiban sebelum Rasul datang oleh karena iman kepada Tuhan tidak wajib kecuali setelah datang Rasul. Adapun menyangkut soal perbuatan baik dan buruk Maturidiyah Bukhara sependapat dengan Maturidiyah Samarkand bahwa akal hanya dapat mengetahui baik dan buruk, sedangkan kewajiban mengerjakan yang baik dan menjauhi yang buruk tidak dapat diketahui oleh akal tanpa adanya petunjuk wahyu. Ajaran-ajaran Pokok al-Maturidiyah Konsep Iman, Akal dan Wahyu