Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan

Sebelum membahas tentang Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan, ada baiknya Anda membaca terlebih dahulu tentang Pengertian Psikologi Pendidikan dan manfaat Psikologi Pendidikan Bagi Guru. Semoga bermanfaat.

Psikologi pendidikan pada asasnya adalah sebuah disiplin psikologi yang khusus mempelajari, meneliti, dan membahas seluruh tingkah laku manusia yang terlibat dalam proses pendidikan itu meliputi tingkah la belajar (oleh siswa), tingkah laku mengajar (oleh guru), dan tingkah laku belajar-mengajar (oleh guru dan siswa yang saling berinteraksi).

Inti persoalan psikologis dalam psikologi pendidikan, tanpa mengabaikan persoalan psikologi guru, terletak pada siswa. Pendidikan pada hakikatnya adalah pelayanan yang khusus diperuntukkan bagi siswa. Oleh karena itu, ruang lingkup pokok bahasan psikologi pendidikan, selain teori-teori psikologi pendidikan sebagai ilmu, juga berbagai aspek psikologis para siswa khususnya ketika mereka terlibat dalam proses belajar dan proses belajar-mengajar.

Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan

Secara garis besar, banyak ahli yang membatasi pokok-pokok bahasan psikologi pendidikan menjadi tiga macam.

  1. Pokok bahasan mengenai “belajar”, yang meliputi teori-teori, prinsip-prinsip, dan ciri-ciri khas perilaku belajar siswa, dan sebagainya.
  2. Pokok bahasan mengenai “proses belajar”, yakni tahapan perbuatan dan peristiwa yang terjadi dalam kegiatan belajar siswa.
  3. Pokok bahasan mengenai “situasi belajar”, yakni suasana dan keadaan lingkungan baik bersifat fisik maupun nonfisik yang berhubungan dengan kegiatan belajar siswa.

Sementara itu, Samuel Smith sebagaimana yang dikutip Suryabrata,  menetapkan 16 topik bahasan yang rinciannya sebagai berikut :

  1. Pengetahuan tentang psikologi pendidikan (the science of educational psy­chology).
  2. Hereditas atau karakteristik pembawaan sejak lahir (heredity);
  3. Lingkungan yang bersifat fisik (physical structure).
  4. Perkembangan siswa (growth).
  5. Proses-proses tingkah laku (behavior process)
  6. Hakikat dan ruang lingkup belajar (nature and scope of learning).
  7. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar (factors that condition learn­ing).
  8. Hukum-hukum dan teori-teori belajar (laws and theories of learning).
  9. Pengukuran, yakni prinsip-prinsip dasar dan batasan-batasan pengu­kuran/evaluasi (measurement: basic principles and definitions).
  10. IQ Transfer belajar, meliputi mata pelajaran (transfer of learning: subject mat­ters).
  11. Sudut-sudut pandang praktis mengenai pengukuran (practical aspects of mesurement)
  12. Ilmu statistik dasar (element of statistics).
  13. Kesehatan rohani (mental hygiene).
  14. Pendidikan membentuk watak (character education).
  15. Pengetahuan psikologi tentang mata pelajaran sekolah menengah (psy­chology of secondary school subjects),
  16. Pengetahuan psikologi tentang mata pelajaran sekolah dasar (psychol­ogy of elementary school subjects).

 Keenam belas pokok bahasan di atas, konon telah dikupas oleh hampir semua ahli yang telah diselidiki Smith, walaupun porsi (jumlah bagian/ jatah) yang diberikan dalam pengupasan tersebut tidak sama.

Dari rangkaian pokok-pokok bahasan versi Smith dan tiga pokok yang sebelum ini telah penyusun singgung di muka, tampak sangat jelas bah masalah belajar (learning) adalah masalah yang paling sentral dan vital, (dan amat penting) dalam psikologi pendidikan. Dari seluruh pro pendidikan, kegiatan belajar siswa merupakan kegiatan yang paling pokok Hal ini bermakna bahwa berhasil-tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak terpulang kepada proses belajar siswa baik ketika ia berada dalam kelas maupun di luar kelas.

Masalah pokok kita sekarang adalah apa dan bagaimana belajar sesungguhnya? Samakah dengan latihan, menghapal, mengumpulkan dan sebagainya?

Selanjutnya, walaupun masalah belajar merupakan pokok bahasan sentral dan vital, tidak berarti masalah-masalah lain tidak perlu dib. oleh psikologi pendidikan. Masalah mengajar (teaching) dan proses belajar mengajar (teaching-learning process) seperti telah penyusun tekankan sebelum ini, juga dibicarakan dengan porsi yang cukup besar dan 1 dalam psikologi pendidikan. Betapa pentingnya masalah proses belajar mengajar tersebut, terbukti dengan banyaknya penelitian yang dilakukan dan buku-buku psikologi pendidikan yang secara khusus membahas masalah interaksi instruksional (hubungan bersifat pengajaran) antara dengan siswa.

Khusus mengenai proses belajar-mengajar, para ahli psikologi pendidikan seperti Barlow (1985) dan Good & Brophy (1990) mengelompokkan pembahasan ke dalam tujuh bagian.

Manajemen ruang belajar (kelas) yang sekurang-kurangnya meliputi pengendalian kelas dan penciptaan iklim kelas.

  1. Metodologi kelas (metode pengajaran).
  2. Motivasi siswa peserta kelas.
  3. Penanganan siswa yang berkemampuan luar biasa.
  4. Penanganan siswa yang berperilaku menyimpang.
  5. Pengukuran kinerja akademik siswa.
  6. Pendayagunaan umpan balik dan penindaklanjutan

Dalam hal penanganan manajemen (proses penggunaan sumber da untuk mencapai tujuan) yakni menajemen ruang belajar atau kelas, tugas utama guru adalah: 1) melakukan kontrol terhadap seluruh keadaan aktivitas kelas; 2) menciptakan iklim ruang belajar (classroom climate) sedemikian rupa agar proses belajar-mengajar dapat berjalan wajar dan lancar. Pengendalian atau kontrol yang dilakukan guru, menurut tinja psikologi pendidikan harus senantiasa diorientasikan pada tercapainya disiplin. Disiplin dalam hal ini berarti segala sikap, penampilan, dan buatan siswa yang wajar dalam mengikuti proses belajar-mengajar. Adapun dalam hal penciptaan iklim kelas, guru sangat diharapkan mampu menata lingkungan psikologis ruang belajar sehingga mengandung atmosfer (baca: suasana perasaan) iklim yang memungkinkan para siswa mengikuti proses belajar dengan tenang dan bergairah.

Baca juga tentang Pengertian Regresi.

Source : Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Muhibbin Syah.