Setelah sebelumnya kita melihat tentang Pengertian Matematika Sekolah, kali ini kita akan melihat lebih jauh tentang proses pembelajaran matematika sekolah dan fungsinya.
Matematika yang diajarkan di jenjang persekelohan yaitu Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Umum disebut matematika sekolah. Sering juga dikatakan bahwa matematika sekolah adalah unsur-unsur atau bagian-bagian dari matematika yang dipilih berdasarkan atau berorientasi pada kepentingan kependidikan dan perkembangan IPTEK (Soedjadi, 2000:33). Matematika yang dipilih adalah matematika yang dapat menata nalar, membentuk kepribadian, menananamkan nilai-nilai, memecahkan masalah, dan melakukan tugas tertentu.
Pembelajaran Matematika Sekolah
Hal tersebut menunjukkan bahwa matematika sekolah tidaklah sepenuhnya sama dengan matematika sebagai ilmu. Dikatakan tidak sepenuhnya sama karena memiliki perbedaan antara lain dalam hal penyajian, pola pikir, keterbatasan semesta, dan tingkat keabstrakan.
Dalam pembelajan matematika, para siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-sifat yang dimiliki dan yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek (abstraksi). Dengan pengamatan terhadap contoh-contoh dan bukan contoh diharapkan siswa mampu menangkap pengertian suatu konsep. Selanjutnya dengan abstraksi ini, siswa dilatih untuk membuat perkiraan, terkaan, atau kecenderungan berdasarkan pengalaman atau pengetahuan yang dikembangkan melalui contoh-contoh khusus (generalisasi).
Berdasarkan fungsi matematika sekolah di atas, guru harus sadar akan perannya sebagai motivator dan pembimbing siswa dalam pembelajaran matematika di sekolah.
Tujuan pembelajaran matematika di sekolah mengacu kepada fungsi matematika serta kepada tujuan pendidikan nasional yang telah dirumuskan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN). Diungkapkan dalam Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Matematika, bahwa tujuan umum diberikannya matematika pada jenjang pendidikan dasar dan menengah meliputi dua hal, yaitu:
- Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif, dan efisien.
- Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari, dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.
Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir. Karena itu metematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapi kemajuan IPTEK sehingga mtematika perlu dibekalkan kepada setiap peserta didik sejak SD, bahkan sejak TK.
Matematika sebagai studi objek abstrak, tentu saja sangat sulit dapat dicerna anak-anak usia Sekolah Dasar (SD). Siswa SD masih belum mampu berfikir formal karena orientasinya masih terkait dengan benda-benda konkret. Ini bukan berarti bahwa matematika tidak mungkin dapat diajarkan di SD.
Doman mengatakan bahwa pada hakekatnya matematika lebih baik diajarkan sejak usia balita (Herman, 2001: 179).
Dalam GBPP (Garis-garis Besar Program Pengajaran) Matemaika yang khusus pada Pendidikan Dasar yang dewasa ini dipakai dikemukakan bahwa tujuan khusus pengajaran matematika di Sekolah Dasar (SD) adalah :
- Menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari.
- Menumbuhkan kemampuan siswa yang dapat dialihgunakan melalui kegiatan matematika.
- Mengembangkan pengetahuan dasar matematika sebagai bekal belajar lebih lanjut di Sekolah Lanjutan Tinggi Pertama (SLTP)
- Membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin.
(Soedjadi, 1999:44)
Fungsi mata pelajaran matematika yang dijadikan acuan dalam pembelajaran matematika sekolah adalah sebagai alat, pola pikir, dan ilmu atau pengetahuan (Suherman, 2003: 56):
@ Matematika sebagai Alat
Matematika sebagai alat berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari dan dalam dunia kerja. Siswa diberi pengalaman menggunakan matematika sebagai alat untuk memahami atau menyampaikan suatu informasi misalnya melalui persamaan-persamaan atau tabel-tabel dalam model-model matematika yang merupakan penyederhanaan dari soal-soal cerita atau soal-soal yang berbentuk uraian.
@ Matematika sebagai Pola Pikir
Matematika berfungsi sebagai pola pikir yaitu pembentukan pola pikir dalam pemahaman suatu pengertian maupun dalam penalaran hubungan di antara pengertian-pengertian itu. Melalui pengamatan terhadap contoh diharapkan siswa mampu menangkap pengertian suatu konsep kemudian dilatih untuk membuat perkiraan, terkaan atau kecenderungan berdasarkan pengalaman atau pengetahuan yang dikembangkan melalui contoh-contoh khusus (generalisasi).
@ Matematika sebagai Ilmu atau Pengetahuan
Matematika sebagai ilmu atau pengetahuan, dalam hal ini, seorang guru harus mampu menunjukkan bahwa matematika selalu mencari kebenaran dan bersedia memperbaiki kebenaran yang sementara diterima, bila ditemukan kesempatan untuk mencoba mengembangkan penemuan-penemuan sebelumnya selama mengikuti pola pikir yang sah.
Berdasarkan ketiga fungsi matematika sekolah yang dijelaskan di atas, seorang guru berfungsi dan berperan sebagai motivator dan pembimbing siswa dalam pembelajaran di sekolah. Tujuan umum diberikannya matematika pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang diungkapkan dalam Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) matematika (Suherman, 2003: 58), meliputi dua hal yaitu:
- Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif dan efisien.
- Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.
Pembelajaran matematika yang diterapkan di sekolah merupakan dasar yang sangat penting dalam keikutsertaannya mencerdaskan kehidupan bangsa. Matematika sekolah mempunyai peranan sangat penting, baik bagi siswa supaya mempunyai bekal pengetahuan dan untuk pembentukan sikap serta pola pikirnya, warga negara pada umumnya supaya dapat hidup layak untuk kemajuan negaranya dan matematika itu sendiri dalam rangka melestarikan dan mengembangkannya. Oleh karena itu, menurut Soedjadi (2000: 1), matematika sekolah perlu difungsikan sebagai wahana untuk menumbuhkembangkan kecerdasan, kemampuan, keterampilan serta untuk membentuk kepribadian siswa.