Diabetes melitus terdengar identik dengan penyakit orang yang sudah paruh baya atau tua yang berusia 45 tahun ke atas. Usia tersebut memang memiliki resiko yang lebih besar terhadap berbagai penyakit. Namun faktanya di lapangan, penyakit diabetes melitus juga banyak menyerang orang yang berusia lebih muda yang berusia 20-35 tahun. Bahkan ada yang sejak kecil sudah terkena diabetes karena faktor genetik. Apa dan bagaimana sebenarnya penyakit diabetes itu? Mari kita bahas bersama.
Menurut kutipan seorang Peneliti dari Universitas Diponegoro bernama Sinto Dewi (2012), Diabetes Melitus merupakan salah satu penyakit metabolik yang ditandai dengan terjadinya hiperglikemia yang disebabkan oleh adanya gangguan sekresi insulin sehingga terjadinya abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Jadi, dengan kata lain organ pankreasnya tidak mampu menghasilkan jumlah insulin yang mampu menjalankan metabolisme glukosa dengan baik.
Diabetes melitus berhubungan dengan kadar gula darah manusia. Kadar gula darah orang yang terindikasi penyakit diabetes menurut kriteria diagnosis kesehatan yaitu > 200 mg/dl (pada saat tidak puasa) dan > 126 mg/dl (pada saat puasa). Adapun gejala lain yang menunjukkan orang terkena diabetes antara lain banyak kencing, haus dan lapar yang berlebihan, mudah letih dan lesu, penurunan berat badan yang tidak jelas sebabnya, sering kesemutan, gatal, dan pandangan kabur. Hal ini hendaknya memerlukan penanganan yang cepat.
Banyak cara mencegah dan mengobati diabetes melitus yang sudah diketahui dari berbagai media komunikasi. Untuk anda yang masih merasa sehat dan tidak mengalami gejala seperti diatas, maka anda dapat mencegah penyakit diabetes dengan cara menjalani program hidup sehat yaitu pola makan yang sehat dan berolahraga secara teratur serta istirahat cukup. Kurangi makan makanan fast food dan junk food, perbanyak makan buah dan sayur.
Buah-buahan seperti alpukat dipercaya memiliki kandungan senyawa yang dapat menstimulasi kerja pankreas dalam mensekresi insulin dalam jumlah yang cukup sehingga kadar glukosa darah dapat ditekan. Selain itu kegiatan olahraga yang teratur juga dapat mempercepat proses metabolisme karbohidrat.
Jika penyakit diabetes sudah cukup parah, maka prinsip pengobatannya antara lain dengan diet, obat oral hipoglikemik dan suntik insulin. Untuk suntik insulin dilakukan bagi orang yang memiliki kelainan genetik jangka panjang, bawaan lahir cacat, infeksi dan sindrom. Diet bertujuan untuk menjaga berat badan yang tentunya sangat diatur secara rutin melalui pola makan. Obat oral hipoglikemik seperti metformin dan thiazolidinedione diberikan untuk meningkatkan sensitivitas insulin.