Pendidikan dan Ilmu Pendidikan

1.  Pengertian Pendidikan dan Ilmu Pendidikan

Diibaratkan ketika seorang anak kecil yang dihadapkan pada dua hal yang berbeda, roti dan api. Sang anak kecil yang tak mempunyai pengetahuan dan pengalaman apa-apa tentang kedua hal tersebut, akhirnya memilih api. Ketika api tersebut dipegang, maka seketika itu pula dia menarik tangannya karena rasa panas yang timbul.

Dari perumpamaan di atas, kita dapat menarik mengambil  bahwa dimisalkan pengalaman anak kecil yang menarik tangannya seketika saat api disentuhnya adalah sebuah pendidikan, maka akan timbul suatu rasa keingintahuan, apa ini dan mengapa ini panas ? Maka inilah yang disebut selanjutnya disebut sebagai ilmu pendidikan.

Secara singkat dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah proses pengalaman belajar yang diperoleh seseorang dalam semua lingkungan yang berlangsung seumur hidup, sedangkan ilmu pendidikan adalah cara-cara, metode-metode dan sistem-sistem yang dipergunakan untuk memperoleh pendidikan.

2.  Esensi Pendidikan dan Ilmu Pendidikan menurut Pandangan Para Ahli

a.   Pendidikan

Prof. M. J. Langeveld mengemukakan bahwa pendidikan adalah setiap usaha pengaruh perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju pada pendewasaan anak atau membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sehari-hari.

Langeveld memusatkan pendidikan pada dua tujuan utama yaitu :

Ä  Pendewasaan diri, dengan ciri-cirinya yaitu : kematangan berpikir, kematangan emosional, memiliki harga diri, sikap dan tingkah laku yang dapat diteladani serta kemampuan pengevaluasian diri.

Ä  Kecakapan atau sikap mandiri, yaitu dapat ditandai pada sedikitnya ketergantungan pada orang lain dan selalu berusaha mencari sesuatu tanpa melihat orang lain.

Berbeda dengan pendapat John Dewey, yang berpendapat bahwa pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan manusia.

Intinya adalah kecakapan intelektual pada :

  • Alam, yaitu segala hal yang berada di luar diri kita. Sebagai lingkungan kita tinggal, tempat mendapatkan kehidupan dan pengetahuan, serta
  • Manusia, selaku pelaku sosial yang selaku pelaku interaksi diantara sesama.

J.J. Rousseau memberikan pengertian bahwa pendidikan adalah pemberian pembekalan yang tidak ada pada masa kanak-kanak tetapi sangat dibutuhkan pada waktu dewasa. Mengapa mesti ada pembekalan ? karena adanya kemampuan dan potensi yang berbeda pada setiap orang. Hal ini akan menimbulkan kepincangan, bila tidak ada hal yang dapat membantu mempercepat proses pendewasaan diri. Oleh karenanya, diharapkan pembekalan yang diberikan dapat hampir atau bahkan menyamakan waktu kedewasaan. Cara-cara yang dilakukan untuk pembekalan misalnya motivasi dan support, memberi contoh keteladanan, menunjukkan fakta yang ada dan kebersamaan dalam pergaulan.

Sementara itu, Prof. Dr. N. Driyakara menyatakan pendidikan sebagai pemanusiaan manusia muda atau pengangkatan manusia muda ke taraf insani. Insani sebagai tujuan utama yang dimaksud adalah manusia yang dapat mengenali siapa dirinya dan Tuhannya.

Ahmad D. Marimba menafsirkan pendidikan sebagai bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian utama. Dengan unsur dan inti pendidikan adalah usaha atau bimbingan, pendidik, anak didik (terdidik), tujuan dan alat.

UU No. 2 Tahun 1999, menjelaskan pendidikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegitan bimbingan, pengajaran dan pelatihan bagi peranannya yang akan datang. Tiga inti yang ada dalam pendidikan adalah : bimbingan dan pengajaran sebagai pemberian pengetahuan kepada adak didik dan pelatihan sebagai aplikasi dari pengetahuan yang telah ada.

b.   Ilmu Pendidikan

Prof. Dr. N. Driyakara menjelaskan ilmu pendidikan sebagai pendidikan ilmiah tentang realitas yang kita sebut pendidikan. Sedangkan dapat dikatakan ilmiah bila memenuhi 3 syarat yaitu teruji kebenarannya, sistematis dan tidak terbantahkan.

Prof. M. J. Langeveld mengemukakan bahwa ilmu pendidikan adalah setiap suatu ilmu yang bukan saja menelaah objeknya untuk mengetahui betapa keadaan atau hakiki obyek, melainkan betapa hendaknya dia bertindak. Hal ini dapat dijelaskan dengan adanya keseimbangan antara teori pengetahuan dan praktek dalam kehidupan masyarakat.

Sementara itu Sutari Imam Barnadib berpendapat bahwa ilmu pendidikan adalah mempelajari suasana dan proses-proses pendidikan. Proses yang dimaksud adalah cara-cara yang dilakukan untuk memperoleh pendidikan secara sistematis dan bertahap.

Sebagai kesimpulan, jika pendidikan adalah proses-proses yang dilakukan dalam usaha pencarian pengetahuhan untuk pendewasaan diri manusia dalam upaya menghadapi tugas hidupnya, maka ilmu pendidikan adalah ilmu yang menelaah dan mempelajari tentang situasi dan proses-proses terjadi dan terlaksananya pendidikan.