Teori Psikologi Kognitif

Bruner sebagai ahli teori belajar psikologi kognitif memandang proses belajar itu sebagai tiga proses yang berlangsung secara serampak, yaitu (1) proses perolehan informasi baru, (2) proses transformasi pengetahuan, dan (3) proses pengecekan ketepatan dan memadainya pengetahuan tersebut. Informasi dapat merupakan penyempurnaan pengetahuan terdahulu atau semacam kekuatan yang berpengaruh kepada pengetahuan terdahulu seseorang. Misalnya seseorang mempelajari system serkulasi darah secara rinci setelah kurang jelas mempelajari sirkulasi darah tersebut.

Dalam transformasi pengetahuan, orang menggunakan pengetahuan untuk menyesuaikan dengan tugas-tugas (masalah) yang dihadapi. Jadi transformasi memungkinkan menggunakan informasi diluar jangkauan informasi itu dengan cara eksplorasi (membuat estimasi berdasarkan informasi tersebut) atau dengan interpolasi (untuk menggunakan informasi) atau mengubah informasi ke dalam bentuk lain (Moeslichateon, 1989:12) .

Bruner memandang belajar sebagai “instrumental conceptualisme” yang mengandung makna adanya alam semesta sebagai realita hanya dalam pikiran manusia. Oleh karena itu, pikiran manusia dapat membangun gambaran mental yang sesuai dengan pikiran umum pada konsep yang bersifat khusus. Hal berbeda dengan realisme dan nominalisme. Pandangan Bruner tentang belajar berpusat kepada dua prinsip mengenai hakekat proses dalam memahami: (1) pengetahuan tentang dunianya didasarkan pada bangunan model tentang kenyataan yang dimilikinya dan (2) model-model itu semula diadopsi dari budaya seseorang kemudian model itu diadaptasi penggunaannya secara perorangan (Moeslichateon, 1989:3).

Semakin bertambah dewasa kemampuan kognitif seseorang, maka semakin bebas seseorang memberikan respon terhadap stimulasi yang dihadapi. Perkembangan itu ke dalam sistem penyimpanan yang sesuai dengan aspek-aspek lingkungan sebagai makanan.

Teori belajar psikologi kognitif memfokuskan perhatiannya kepada bagaimana dapat mengembangkan fungsi kognitif individu agar mereka dapat belajar dengan maksimal. Factor kognitif bagi toeri belajar kognitif merupakan faktor pertama dan utama yang perlu dikembangkan oleh para guru dalam membelajarkan peserta didik, karena kemampuan belajar peserta didik sangat dipengaruhi oleh sejauhmana fungsi kognitif peserta didik dapat berkembang secara maksimal dan optimal melalui sentuhan proses pendidikan.

Peranan guru menurut teori belajar psikologi kognitif ialah bagaimana dapat mengembangkan potensi kognitif yang ada pada setiap peserta didik. Jika potensi kognitif yang ada pada setiap peserta didik telah dapat berfungsi dan menjadi aktual oleh proses pendidikan di sekolah, maka peserta akan mengetahui dan memahami serta menguasai materi pelajaran yang dipelajari di sekolah melalui proses belajar mengajar di kelas.

Oleh karena itu, peran ahli teori belajar psikologi kognitif berkesimpulan bahwa salah satu faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran di kelas ialah faktor kognitif yang dimiliki oleh peserta didik. Faktor kognitif merupakan jendela bagi masuknya berbagai pengetahuan yang diperoleh peserta didik melalui kegiatan belajar mandiri maupun kegiatan belajar secara kelompok.

Pengetahuan tentang kognitif peserta didik perllu dikaji secara mendalam oleh para calon guru dan para guru demi untuk menyukseskan proses pembelajaran di kelas. Tanpa pengetahuan tentang kognitif peserta didik guru akan mengalami kesulitan dalam membelajarkan peserta didik di kelas yang pada akhirnya mempengaruhi rendahnya kualitas proses pendidikan yang dilakukan oleh guru di kelas melalui proses belajar mengajar antara guru dengan peserta didik.

Hadis Abdul, 2006. Psikologi dalam Pendidikan. Bandung: Afabeta.

***

(Source : Fitriani Nur, Mahasiswa PPs UNM Makassar | Prodi Pendidikan Matematika, 2008)