Manusia, Kebudayaan dan Lingkungan (Tinjauan Antropologi)

Oleh : Dr. Hans J. Daeng, Pengantar: Dr. Irwan Abdullah

BAGIAN I : MANUSIA DAN LINGKUNGAN

Dibalik Mas Kawin

Mas kawin sesungguhnya merupakan komunikasi yang terakhir antara keluarga luas dari pihak-pihak yang bersangkutan. Mas kawin membuktikan bahwa kepentingan dua insan yang akan mengikat status resmi tunduk pada tunduk pada keputusan-keputusan dari komunikasi tersebut.

Bruidschat atau mas kawin adalah jumlah harta yang oleh pihak-pihak lelaki diberikan kepada pihak perempuan dengan tujuan untuk memuaskan hati mereka dan meredakan rasa dendam, karena salah seorang gadis diantara mereka diartikan bruidschaking (melahirkan anak gadis). Menurut G.A Wilken mas kawin adalah suatu zoengave atau silih dan bukan suatu koopprijs atau harga pembelian.

Mas kawin dapat dikemukakan sebagai prosedur penyerahan barang yang oleh adat telah ditentukan untuk diserahkan oleh pihak pria kepada pihak wanita sesuai dengan lapisan dan kedudukan sosial masing-masing sebelum seorang pria secara resmi mengambil seorang gadis sebagai istrinya

Dasar mistis-kosmis

Banyaknya etnik di Indonesia memberikan metodologi yang mengisahkan berbagai peristiwa yang menyangkut hidup masyarakat, antara lain:

–          Mitos lahirnya manusia pertama

–          Terjadinya incest dan akibat-akibatnya

–          Tumbuhnya bahan pangan bagi manusia dan sebagainya.

Atas dasar mitologi itu pula orang memberikan atau menyerahkan sikapnya.

Mas kawin dan keluarga

Makin tinggi kedudukan sosial seorang gadis, biayanya makin tinggi mas kawin yang diminta. Mereka yang berhak memperoleh mas kawin adalah ayah, ibu, saudara laki-laki, paman (saudara lelaki ibu), kakak perempuan yang belum berkeluarga, orang yang memelihara gadis yang di lamar, setiap etnik memiliki ciri khas tersendiri tentang terbayarnya mas kawin.

Bukan harga pembelian

Mas kawin bukanlah sebuah pembelian melainkan sejumlah barang yang diserahkan untuk memperoleh seorang gadis. Mas kawin bukanlah harga pembelian, karena:

–          Seandainya mas kawin adalah harga pembelian, keluarga gadis tidak akan memberi hadiah kepada pihak keluarga lelaki yang datang membawa mas kawin

–          Besar kecilnya mas kawin digariskan sesuai dengan kedudukan sosial atau keturunan orang-orang yang berkawin. Tawar menawar biasanya terjadi sebagai penolakan halus atau sekedar memberi kesan bahwa anak gadis mereka  bukan murahan, karena itu jaringan dianggap rendah

–          Pada banyak etnik yang mengenal maskawin, maka pihak pemberi gadis dianggap lebih tinggi dan karena itu harus diperlakukan dengan hormat.

Bagaimana sekarang ?

Meskipun sudah ditentukan oleh adat namun sering terjadi perubahan pada belis itu. Perubahan itu berupa menaikkan jumlah uang dan barang yang akan diserahkan. Tak jarang pembicaraan antar dua keluarga menjadi suatu gelanggang adu pendapat dan menjaga harga diri agar tidak berinjak-injak.

Ada juga yang tidak menuntut mas kawin yang tinggi asal yang lelaki dianggap mapan untuk memenuhi kebutuhan keluarga nanti

Penutup

Ada dibuat oleh manusia demi kepentingan manusia. adat yang dulu baik belum tentu cocok untuk masa kini. Adat boleh berubah dengan harapan keadaan menjadi lebih baik. Akan tetapi perubahan adat sebaiknya dibicarakan dan tidak diadakan secara mendadak.

Alam semesta dan Heirofani

Alam semesta mewartakan kemuliaan Tuhan dan karya  indah sang pencipta. Hierofani menurut etimologi, berasal dari heiros (Yunani ; kudus, suci sakral), dan fani (berasal dari kata phainomai, yang berarti menampakkan diri). Jadi, hierofani adalah yang kudus menampakkan diri, atau manifetasi yang ilahi. Ritus merupakan suatu sarana bagi manusia religius untuk bisa beralih dari waktu profane ke waktu kudus. Mitos dapat diartikan sebagai suatu cerita yang benar bagi kalangan masyarakat tertentu dan menjadi milik mereka yang berharga karena merupakan sesuatu yang suci, menjadi contoh manusia dalam bertindak, yang memberi nilai dan makna pada kehidupan.

Dari berbagai artikel yang termuat beberapa media dapat ditarik beberapa hal bahwa:

–          Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat religius yang menerima adanya hakekat tertinggi sebagai penguasa tertinggi pula

–          Secara tidak hanya dikaitkan dengan masalah fisis ekologis, melainkan dihubungkan dengan kenyataan Sasmita hakekat tertinggi. Bencana dilihat sebagai peringatan kepada manusia untuk introspeksi diri tentang realisinya dengan sang pencipta

–          Bentuk titus dan mitos, apa pun bentuknya, sering memperlihatkan betapa rapuh dan kecilnya manusia itu.

Dari Stockholm ke Rio De Janeiro

Kesadaran bahwa yang menjadi dambaan umat manusia adalah planet yang bersatu, telah melahirkan konperensi yang diadakan dua dekade lampu di Stockholm Swedia, pada tanggal 5 Juni 1972. konperensi yang terkenal dengan nama ‘gerakan lingkungan hidup se dunia’ menghasilkan motto kesepakatan ‘hanya satu bumi’. Itulah awal mula perhatian masyarakat dunia terhadap lingkungan. Dalam dasawarsa 1980-an, masalah lingkungan hidup dicantumkan dalam agenda politik terutama dinegara-negara barat. Bertolak dari keadaan lingkungan hidup yang semakin memperhatikan dan peringatan bagi awal perhatian manusia terhadap lingkungan hidupnya 20 tahun lampau maka di Rio De Jenciro, Brasilia diadakan komprensi internasional earth summit ’92 pada tanggal 30 Mei – 12 Juni 1992. Diprakarsai oleh PBB dengan tema : “Lingkungan dan Pembangunan”.

Toraja Sa’dan dalam pandangan Hetty Mooy Palm

Toraja cenderung dikaitkan hanya pada suatu kabupaten yakni kabupaten tanah Toraja. Dikalangan para ahli yang meminati masyarakat dan kebudayaan Toraja terdapat banyak perbedaan pandangan tentang hal ini. The sa’dan Toraja: a study of their life and religius, its organization simbol and believe karangan Hetty Mooy- Palm, Verhandeligan Vasihat konisiklijke institut Voontaal, land-en Vol Kenkunde, terbitan Martinius Hijhoff, 1978, S-gravenhage. Bahan-bahan yang menyangkut kebudayaan yang demikian kaya dan bervariasi itu akan menambah pengetahuan tentang kebudayaan kelompok-kelompok etnik Toraja. Apa yang dihasilkan oleh Hetty Mooy Palm melalui bukunya dapat di tafsir sebagai upaya untuk menginventarisasi kebudayaan yang kemudian akan digunakan bila dibutuhkan, misalnya orang ingin mengetahui hakekat itu puluhan tahun, lampau. Dengan berkembangnya kepariwisataan tanah air in hoc case tanah Toraja adalah sangat potensial. Banyak harian dan upacara-upacara teknik yang disesuaikan dengan kepentingan pariwisata. Jika ini yang terjadi, maka dengan sendirinya keaslian budaya akan luntur.

Adaptasi dan integrasi nilai budaya tradisional modern .

@ Adaptasi adalah berbicara tentang hubungan penyesuaian antara organisme dengan lingkungan sebagai keseluruhan yang didalamnya organisme itu menjadi bagiannya.

@ Masalah integrasi merujuk pada kebutuhan untuk menjamin bahwa ikatan emosional yang cukup kuat yang menghasilkan solidaritas dan kerelaan untuk bekerja sama dikembangkan dan dipertahankan

@ Sebagai makhluk yang menyejarah, manusia terikat pada penanggalan waktu lampau, kini dan yang akan dekan sebagai suatu proses. Dalam menjalani proses itu  manusia tak dapat terlepas dari keikutsertaan manusia-manusia lainnya. Melalui proses sosialisasi dan enkulturasi, kebudayaan, adat istiadat membantu membentuk manusia dalam proses itu

@ Kadang kala akibat perkembangan sains dan teknologi membawa nilai-nilai yang bertentangan dengan adat-istiadat yang memiliki manusia. pendidikan diberi tugas sebagai tameng pengaman karena melalui pendidikan dalam arti luas, manusia dapat bersifat kritis, selektif, inovatif dan kreatif

@ Masalah tanah semakin mendesak

–          Sasaran masalah ini sesungguhnya adalah kaum buruh dan keadaannya. Bukankah pra marginados (penghuni sabuk kesengsaraan) itu sebenarnya adalah petani dan butuh tani. Marginados adalah mereka yang berhasil melarikan diri tekanan-tekanan hidup yang dirasakan di desa, dengan harapan akan menemukan matahari baru dikota-kota tapi di kota mereka justru mengalami kesulitan yang lebih berat lagi. Para marginados ini kemudian melakukan berbagai macam cara agar bisa tetap hidup. Tanah yang merupakan hidup mati petani diambil paksa, dirampas dan dikuasai oleh mereka yang merasa berhak untuk tindakan semacam itu. Kalau hal itu terus berlanjut beberapa dekade mendatang sampah masyarakat yang mengandung di nasib ke kota tidaklah akan lebih menonjol?

–          Salah satu cara untuk menanggulangi masalah kemiskinan yang makin di kota-kota besar antara lain ialah realisasi UUPA no. 5 tahun 1960 atau jika dianggap ketinggalan jaman, membuat undang-undang agraris yang disesuaikan pada situasi dan kondisi

@ Manusia dewasa

–          Sejak seseorang dilahirkan hingga dekat saat akan meninggal, dia senantiasa belajar untuk memasukkan dalam pribadinya berbagai perasaan, seperti hasrat, emosi, serta nafsu yang diperlukan selagi hidup. Proses itu disebut prose internalisasi. Dalam hidupnya manusia berusaha agar diterima dalam kelompoknya. Inilah yang disebut sosialisasi

–          Pendidikan sebagai pemanusiaan manusia muda membantu agar seseorang tahu dan mau bertindak sebagai manusia dan bukan hanya secara instinktif. Pendidikan adalah berkomunikasi, berintegrasi dengan lingkungan dalam arti luas. Pendidikan mengandung nilai temporal maupun final

–          Manusia dewasa adalah orang yang mempunyai kedewasaan fisiknya, memiliki kemampuan-kemampuan intelektual dasar dan mempunyai keterampilan-keterampilan yang cukup berguna untuk berperan secara aktif dalam kemasyarakatan serta siaga berwawasabda dengan sesama dan bersedia bekerja bagi kesejahteraan bersama. Dewasa jgua bersih bisa memikul tanggung jawab bagi perkembangan hidupnya sendiri yaitu berupaya terus menerus dan berani teguh serta memiliki kemampuan untuk memilih langkah hidup. Seseorang yang dewasa dapat menilai situasi secara sehat berdasarkan prinsip kebenaran dan cinta kasih

BAGIAN II : MITOS, SIMBOL DAN KEBUDAYAAN

Manusia, mitos dan simbol

–          Simbol, mitos di dalam suatu masyarakat merupakan pedoman penunjuk arah, kompas, bagi bertingkah laku secara mantap dan pasti. Lampu, kini dan akan datang merupakan garis yang menghubungkan anggota-anggota masyarakat

–          Dalam masa pembangunan sekarang, sejauh adat istiadat yang dilatarbelakangi mitos dan simbol tidak secara mencolok bertentangan dengan pembangunan, perlu dipertahankan dan diberi motivasi sehingga dapat menunjang pembangunan itu sendiri

–          Untuk tujuan pembangunan perlu diadakan studi mendalam guna mengkaji adat istiadat yang diperkirakan dapat menunjang pembangunan.

Mitologi dan struktur sosial

–          Dalam masyarakat tradisional, mitologi memainkan peran sebagai pengaruh tingkah laku masyarakat yang akan berjalan baik karena diyakini akan campur akan campur tangan leluhur di dunia sara

–          Untuk mengerti tindak tanduk suatu masyarakat adalah baik bila adat istiadat yang seorang dilatarbelakangi oleh mitologi dipelajari

–          Bijaksana bila para pembuat keputusan dalam upaya pembangunan dan pembahruan masyarakat juga menggunakan mite-mite sebagai pendorong dan perangsang masyarakat

Mengingat masih adanya ratusan kelompok etnik di Indonesia yang tentunya masih menyimpan banyak mite, tepatlah kiranya agar lebih banyak perhatian diberikan pada pengumpulan mite-mite itu sebelumnya lenyap bersama lajunya waktu.

Ibu Dan Kesuburan Ladang

Ibu sebagai lambang kesuburan bahwa ibu dihubungkan dengan kesuburan, kemampuan untuk melahirkan atau ibu adalah ibarat ladang yang akan menghasilkan jika diusahakan dalam masyarakat pun ibu adalah tokoh yang menentukan atau turut berbicara bila ada keputusan-keputusan penting yang harus diambil

Upacara-upacara peralihan

Pada banyak kelompok etnik di Afrika, gadis-gadis harus menyadari berbagai upacara peralihan yang menstabilisasikan kedudukan mereka di kemudian hari. Puncak dari upacara peralihan bagi seorang gadis ialah perkawinan. Seorang ibu diharapkan dapat melahirkan banyak anak tetapi pandangan semacam ini tentu tidak direalisasikan sekarang karena bertentangan dengan kebijaksanaan pemerintah mengenai penduduk

Bumi kiasan untuk ibu

Konsep perkawinan sakral langit dan bumi dapat dikatakan menyebar luas di dunia dalam bentuk kosmogoni, theogoni dan mitologi

Kesuburan ibu dan ladang

Ibu yang merupakan lambang kesuburan tentu tidak akan mandul dalam menciptakan sarana yang efektif sehingga anak-anak buah kesuburan jasmani dan rohaniah, tidak akan kering dalam proses menjadi anggota masyarakat.

Arti Cacing Laut Bagi Beberapa Kelompok Etnik Di NTT

Terlihat adanya kemiripan versi mitologi bau nyala dan kajala di pulau Lombok, pulau Sumbawa dan pulau Sumbawa kemiripan itu terjadi bersamaan dengan migrasi kelompok-kelompok etnik seperti terungkap dalam waharu malai-katakan Hindu waktu, li’li marapu atau cerita tentang asal usul orang sumba. Bahwa terjadi perbedaan dalam persi mitologi bau nyala dan kajala di pulau Lombok dan pulau sumba, hal ini mungkin dapat dijelaskan sebagai akibat  perkembangan sejarah dan kondisi se tempat

Baik di Lombok maupun Sumbawa, bau nyala diagendakan sebagai event pariwisata yang potensial yang bakal memberi kemakmuran dan kesuburan bagi masyarakat setempat.

Permainan Ke Arah Berpikir Matematis

Matematika menjadi dasar bagi kemajuan dan pembangunan. Betapa pun bakat tetap memegang peranan penting dalam menentukan apakah anak dapat diarahkan pada profesi yang didasari ilmu-ilmu eksakta namun tidak dapat disangkal bahwa lingkungan dan sarana yang tersedia di dalamnya merupakan faktor-faktor awal yang mendorong.

Bijaksana bila orang tua tidak memaksa anaknya memasuki pendidikan atau jurusan yang diminati orang tua sedangkan anak tidak berbakat atau meminati jurusan pilihan orang tua.

Anak sekarang di mamong pada suatu waktu akan meninggalkan orang tuanya dan menjadi anak masyarakat dan anak dunia.

Koangi: Upacara Peralihan Pada Masyarakat Nagekeo

–          Keberadaan dan masa depan suatu masyarakat biasanya dipersiapkan dengan teliti dan seksama melalui pranata-pranata sosial yang ada

–          Sub kelompok etnik Nagekeo mengenal penggolongan masyarakat atas golongan bangsawan yang disebut mosatana laki waktu, golongan menengah atau golongan bebas ialah mereka yang tidak harus tunduk pada seorang sebagai penguasa atau pemilik, golongan hoo ialah mereka yang mengakui adanya orang lain sebagai pemilikannya, ialah mosatanah laki waktu. Disana berlaku partilinelaitas dan patriokalitas

–          Kao ungil adalah suatu pelantikan resmi untuk menjadi warga kemasyarakatan Nageko

–          Kao ngii meningkatkan rasa tanggungjawab pemudi terhadap dirinya, keluarganya dan masyarakatnya.

BAGIAN III : UPACARA DAN REALITAS SOSIAL

Gedho logo atau sunnat

Pada sub kelompok etnik nagakeo

@ Jika kao nggi di adakan dikampung dan dapat dihadiri oleh masyarakat umum dalam kampung tidaklah demikian halnya dengan gedho weka atau gedho logo. Adapun motif-motif gedho logo  sebagai berikut :

1)      Motif kesuburan

2)      Motif sosial

3)      Motif magis religius

@ Kebiasaan yang sudah secara mendalam terintegrasi karena mempunyai fungsi bagi nisan nagekeo merupakan sesuatu yang sulit digantikan dengan nilai-nilai agama yang datangnya dari luar

@ Gedo weka atau gedho logo yang kini mengandung aspek-aspek negatif akan dapat diubah bila pendidikan dalam arti luas telah dapat dikembangkan, pendidikan diharapkan dapat menimbulkan pandangan-pandangan dan pengajaran-pengajaran baru sehingga sesuatu yang disadari kurang cocok dengan keadaan jaman, dapat diubah

Upacara bercocok tanam beberapa kelompok etnis on flores

–          Manfaat memberikan perhatian kepada hal-hal yang tradisional

4)      Upacara-upacara tradisional tetap hidup dan yang dicernakan di dalamnya  adalah nilai-nilai dasar yang menjadi pedoman bertindak bagi masyarakat

5)      Modernisasi dan berbagai usaha pembaharuan dan pembangunan masyarakat cenderung mengeyampingkan upacara-upacara tradisional

6)      Upacara-upacara tradisional yang dilukiskan diatas dapat digunakan sebagai pembanding dengan daerah-daerah lain sehingga menjadi salah satu unsur penunjang gagasan bhinneka tunggal ika

Beberapa rincian yang dapat diambil dalam upacara bercocok tanam beberapa kelompok etnis di Flores, yaitu:

1)      Hingga yoni atau yang semacamnya tersebut luas pada kelompok-kelompok etnis di flores

2)      Upacara-upacara yang menyangkut bercocok tanam dapat dilihat sebagai usaha-usaha penjamin tetap adanya makanan, sehingga orang akan merasa pasti dan aman

3)      Walaupun ada variasi dalam upacara bercocok tanam pada kelompok-kelompok etnis disana

4)      Pengaruh gereja Katolik akhir-akhir ini positif, dalam arti dikembangkan usaha yang serius untuk mempelajari upacara-upacara tradisional dengan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya

5)      Nilai-nilai dasar yang menyangkut pandangan hidup suatu masyarakat

Reba, Tahun Baru Adat Sub kelompok etnik Bajawa

–          Perayaan tahun baru tradisional pada sub kelompok etnik Bajawa disebut reba

–          Perayaan yang diadakan dapat pula dilihat sebagai  suatu kesempatan reidentifikasi diri karena orang disadarkan pada sejarah sukunya dan semua yang menyangkut hubungan antara sesama anggota dan pemilikan lahan pertanian, karena sipo pali dan keluarga batih atau sao dhoro yang mendapat tanah dari masa woe ataupun dari mosa ilibhon

–          Pada perayaan reba para anggota woe dan ilibhon serta sipo pali dan sao dhoro mendapat kesempatan  untuk wujud nyatakan reintegrasi dan inkorporasi sosial yang menjadi landasan eksistensi woe, libhou, sipo pali serta sao dhuro rekonsiliasi bagi mereka yang bersengketa atau tidak enak hatinya biasanya dibereskan pula pada waktu reba.

–          Dari sikap gereja Katolik yang diperlihatkan melalui inkulturasi dapat dikatakan bahwa gereja Katolik telah turut berpartisipasi pasi dalam upaya mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan lokal serta menjadikan kebudayaan setempat akan lokal itu sebagai bagian dari kebudayaan universal gerejani

Retekiri di kampung lodo

–          Retekiri atau perayaan pascarenopasi atau ngadhu diadakan selama 2 hari, bagi masyarakat kampung lodo, tanggal 5 Desember 1984 merupakan hari puncak perayaan, karena pada hari itu akan disembelih babi-babi dan kerbau yang dibagikan kepada  semua pengunjung perayaan rete kiri

–          Perayaan rete kiri diikuti oleh seluruh kampung, karena mereka berasal dari leluhur yang sama jadi, rete kiri adalah perayaan mereka semua

Mangase taon dan mircea eliade

–          Pendekatan historika-fenomenologi yang secara luas digunakan mirea elidae. Pendekatan ini merupakan suatu gabungan dari pendekatan historis dan pendekatan fenomenologi terhadap religi

–          Mitologi masyarakat batak toba mengenai  penciptaan dunia, terlihat adanya keyakinan luas dan mendalam tentang hubungan antara hakikat  tertinggi mula jadi na balon, sebagai pencipta, penguasa dan pemersatu, dengan semua ciptaannya

–          Mangase taon dapat diartikan sebagai reaktualisasi penciptaan dunia, bauna tonga, oleh sideang parujar putri mula jadi na balon.

BAGIAN IV : AGAMA DAN KEBUDAYAAN

Supardi, Bocah Penyemir Sepatu

–          Supardi, tidak terlepas dari lingkungan dimana dia berkesempatan dibesarkan dan dikembangkan

–          Sudah sejak awal dalam proses pengembangan pribadinya, faktor lingkungan berperan dalam mematangkan pribadi Supardi

–          Karena berasal dari lingkungan yang serba kekurangan, Supardi sudah pada usia yang dini memasuki dunia tempat dia harus berkompetensi mempertahankan keberadaanya walaupun sering dirasakan sebagai kegiatan sambilan

–          Dalam membentuk anak menjadi kompetitif, orang tua sangat turut menentukan

Kemitraan dan kebahagiaan

@ Problem sentral adalah relasi antara lingkungan alam dalam arti luas dan kebudayaan yang dipertajam dalam 2 fenomena universal ialah etika dan religi

@ Empat butir penting yang telah berkecambah pada abad pertengahan yang dipropagandakan pada masa pencerahan dan sejak itu makin santer dijadikan milik bersama. Butir-butir itu adalah :

a)      Perhatikan yang eksesif terhadap materi

b)      Sekularisasi kebahagiaan yang semakin diwujudkan dalam kemakmuran dalam materi

c)      Keyakinan yang kuat terhadap kebebasan individu untuk menentukan tujuan-tujuan hidupnya

d)     Keyakinan bahwa semua manusia sama

@ Masalah kebebasan dan tanggung jawab berada dalam wewenang etika. Hanya dengan memilih alternatif-alternatif, maka barulah ada maknanya berbicara tentang garis-garis tingkah laku yang benar  atau salah

@ Agar kemitraan terwujud, ada 3 kewajiban yang harus dipenuhi :

1)      Orang harus mempunyai respek terhadap sesamanya

2)      Keharusan untuk menyambut sesama sebagai bagian dari universumnya sendiri

3)      Pembebasan subyek dari belenggu-belenggu dirinya sendiri, yang menahan subyek merealisasi kemitraan secara bulat.

Kasih dan kebenaran menurut Mahatma Ghandi

–          Kematian ibu dan anak menyandang nama Gandhi mengingatkan orang pada seorang tokoh besar dalam sejarah media yang oleh Rabindranath Tagore, sang filsuf  dari Bengali, dijuluki the great from the east yaitu Mahatma Gandhi

BAGIAN V ASPEK MORALITAS

Sara dan pembauran

–          Sara bukan sesuatu yang baru, namun tetap aktual dan membutuhkan banyak pemikiran serta dana untuk mengatasinya

–          Ras adalah tipe-tipe fisik tertentu yang melahirkan kebudayaan dengan kata lain perkataan, perbedaan kebudayaan didasarkan pada ciri-ciri khas jasmani yang terikat pada kelompok-kelompok manusia tertentu

–          Pembaruan merupakan suatu proses yang mencakup berbagai golongan manusia dengan latar belakang yang berbeda untuk waktu lama secara kontinu dan intensif saling bergaul sehingga kebudayaan dari golongan-golongan tersebut berubah wujud dan menjadi suatu kebudayaan campuran.

Manggarai daerah sengketa Bima dan Goa

–          Dalam konsep dinamika masyarakat dan dinamika kebudayaan ada pendapat yang mengatakan bahwa proses persebaran kebudayaan-kebudayaan secara geografis terjadi oleh perpindahan bangsa-bangsa atau migrasi dimuka bumi

–          Manggarai secara geografis terletak antara 119 300BT – 120 300BT dan 8 LS – 8 300LS. Prasejarah Manggarai berkembang setelah diadakan ekskavasi arkeologi yang dirintis oleh Willems pada tahun 1993.

–          Dalam rangka menjaga stabilitas kedudukannya sebagai penguasa dan tetap adanya upeti dan budak, sultan-sultan Bima menempatkan wakil-wakil di Reo dan Pota serta menciptakan suatu struktur pemerintahan lokal yang baru dengan mengangkat dulu dan ngelarang

–          Hasrat yang begitu besar dari goa maupun Bima untuk menguasai Manggarai adalah sebagai tindakan  pengamanan terhadap armada perdagangan bangsa-bangsa Eropa yang mengangkut komoditi perdagangan dari kepulauan Maluku dan Nusa Tenggara yang tentu menggunakan rute pelayaran dilaut Flores

Harkitnasa, Identitas Nasional dan Globalisasi

–          Kebangkitan nasional amat tepat disebut sebagai titik gerakan menuju ke revivaslisme nasional

–          Masyarakat Indonesia dikatakan masyarakat majemuk, heterogen karena terbentuk oleh ratusan kelompok etnik yang disebut masyarakat tradisional yang mempunyai identitas nasional

–          Beberapa ciri utama identitas nasional yaitu : Historis, Keunikan dan Partikularitas atau subjektivitas

–          Dibutuhkan suatu landasan yang kukuh tempat manusia Indonesia berpijak. Tak lain dan tak bukan landasan itu adalah Pancasila dan UUD 1945, yang luwes, terbuka, tidak melupakan prinsip-prinsip dasarnya. Kesadaran akan hal ini perlu dibina baik melalui pramata pendidikan, keluarga dan agama

Agama kebudayaan dan pembangunan

@ Konsep religi dapat dipilah-pilah ke dalam beberapa komponen seperti (1) emosi keagamaan (2) sistem keyakinan (3) sistem ritus dAn upacara, (4) peralatan ritus dan upacara (5) umat agama.

@ Harapan-harapan besar diinginkan muncul dari agama-agama yang hidup dan diakui di Indonesia

@ Faktor penyebab titik paling rendah dari karya penyebaran agama Katolik

1)      Adanya pengaruh yang kuat dari jenis enisme yang beranggapan bahwa orang-orang di dunia non Kristen hampir tidak mungkin diselamatkan suatu pandangan yang arogan dan naif

2)      Negara berkuasa mutlak

3)      Pembubaran sementara ordo yesuit antara tahun 1773-1814

4)      Pengaruh dan kekuasaan dua negara  terkemuka agama Katolik, Spanyol dan Portugal telah dipatahkan dan diambil alih oleh Belanda dan Inggris yang pada waktu itu menentang agama Katolik

@ Dalam uraian tentang peranan agama dalam melestarikan budaya dan memelopori pembangunan, dapat ditarik kesimpulan bahwa agama, ini hoc casu, gereja Katolik telah membuktikan diri sebagai historical force dalam membangun bangsa dan negara

Turisme dari sudut pandang agama

–          Wanita-wanita dijadikan sapi perahan untuk orang-orang yang bekerja di industri hiburan, bagaimana wanita-wanita diberi peran dalam upaya meningkatkan devisa negara, pendapatan keluarga dan pribadi melalui turisme dan kegiatan-kegiatan terkait lainnya, mengapa gereja-gereja memperlihatkan sikap negatif terhadap turisme yang merendahkan martabat manusia melalui industri hiburan yang didalamnya wanita dan martabat kemanusiaanya menjadi taruhan

–          Sama orang tahu bahwa keindahan alam Indonesia dengan keanekaragaman kebudayaannya mempunyai daya tarik yang luar biasa bagi wisatawan, mancanegara.