Jalur pendidikan merupakan tumpuan harapan untuk menghasilkan manusia yang cakap berpikir kritis, logis, kreatif, inisiatif dan adaptif terhadaap perubahan dan prkembangan zaman. Untuk itu, diperlukan suatu strategi atau pendekatan yang tepat dalaam pembelajarannya. Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat memberikan harapan untuk menciptakan manusia yang peka terhadap masalah-masalah biologi yang ada di Indonesia dan karakteristik dari pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) itu sendiri maka STM dalam pembelajaran biologi sangat memungkinkan untuk diterapkan. Agar pembelajaran IPA lebih bermakna bagi siswa, dalam arti memliki kontribusi yang memadai dalam rangka meningkatkan kapasitas life skills siswa, pembelajaran harus dirangcang sedemikian rupa sehingga apa yang dipelajari siswa menyentuh persoalan-persoalan yang berkembang dalam kehidupan sehari-hari. Pada titik inilah pendekatan STM menjadi penting untuk diperhatikan.
Pengertian STM
Sains teknologi masyarakat (STM) yang diterjemahkan dari akronim bahasa Inggris STS (Science-technology-society) adalah sebuah gerakan pembaharuan dalam pendidikan IPA. Pembaharuan ini menjadi bagian yang penting dalam pengembangan pembelajaran di era sekarang ini. Pandangan terebut senada dengan pendapat NC State University (2006), bahwa STM merupakan an interdisciplinary field of study that seeks to explore a understand the many ways that science and technology shape culture, values, and institution, and how such factors shape science and technology. STM dengan demikian adalah sebuah pendekatan yang dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana sains dan teknologi masuk dan merubah proses-proses sosial di masyarakat, dan bagaimana situasi social mempengaruhi perkembangan sains dan teknologi.
Sains Teknologi Masyarakat (STM) merupakan terjemahan dari Science Teknologi-Society (STS), yaitu suatu usaha untuk menyajikan IPA dengan mempergunakan masalah-masalah didunia nyata. Sains Teknologi Masyarakat adalah suatu pendekatan yang mencangkup seluruh aspek pendidikan yaitu, topik masalah yang akan dieksplorasi, strategi pembelajaran, evaluasi dan persiapan/kinerja guru. Tujuan utama pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) ini adalah untuk menghasilkan lulusan yang memepunyai bekal pengetahuan yang cukup, sehingga mampu mengambil keputusan tentang masalah-masalah penting dalam masyarakat dan dapat mengambil tindakan sehubungan dengan keputusan yang di ambilnya (Rumansyah dan Irhasyuarna, 2003).
Menurut Galib, L. M. (2002), bahwa pendekatan sains teknologi masyarakat (STM) adalah belajar dan mengajarkan sains dan teknologi dalam konteks pengalaman manusia. Pendekatan sains teknologi masyarakat cocok untuk mengintegrasikan domain konsep, keterampilan proses, kreativitas, sikap, nilai-nilai, penerapan dan keterkaitan antar bidang studi (kurikulum) dalam pembelajaran dan penilaian pendidikan sains. Jadi pendekatan sains teknologi masyarakat (STM) menekankan pada konteks pembelajaran dan beraneka ragam hasil belajar.
Salah satu ciri utama pendekatan Sains Teknologi Masrakat (STM) adalah mempelajari isi kurikulum dengan bertitik tolak dari masalah-masalah yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari yang mengandung komponem ssains dan teknologi. Dengan kata lain, dalam pembelajaran biologi dengan pendekatan STM, siswa berpartisipasi langsung dan pro-aktif dalam upaya pemecahan masalah-masalah yang sedang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari (Galib, L. M., 2002).
Pendekatan sain teknologi masyarakat (STM) memiliki karakteristik sebagai berikut: Identifikasi masalah oleh siswa didalam masyarakat yang mempunyai dampak negative, mempergunakan masalah yang ada di dalam masyarakat yang ditemukan siswa yang ada hubungannya dengan ilmu pengetahuan alam sebagai wahana untuk menyampaikan pokok bahasan, menggunakan number daya yang terdapat dalam masyarakat baik materi, manusia sebagai nara sumber dan informasi ilmiah dan informasi teknologi yang dapat diterapkan dalam menyelesaikan masalah nyata di kehidupan sehari-hari. Selain itu, dapat meningkatkan kesadaran siswa akan adanya dampak milmu pengetahuan alam dan teknologi, memperluas wawasan siswa mengenai ilmu pengetahuan alam lebih dari sesuatu yang perlu dikuasai untuk lulusan ujian tes semata, mengikut sertakan siswa untuk mencari informasi ilmiah dan informasi teknologi yang diterapkan dalam pemecahan masalah nyata yang diangkat dari kehidupan sehari-hari.
Menurut Hadiat (1994), kedudukan pendekatan sains teknologi masyarakat (STM) dalam kurikulum sebagai berikut:
1) Menyempurnakan penyampaian kurikulum khususnya IPA.
2) Memungkinkan siswa memperoleh kemudahan dalam memahami bahan pekajaran.
3) Meningkatkan kebermaknaan pembelajaran IPA bagi siswa.
4) Meningkatkan kemampuan intelektual siswa dan daya piker positif, kritis dan logis.
5) Merupakan bahan pengajaran yang utuh antara kegiatan intra dan ekstra kurikuler.
6) Meningkatkan kepedulian siswa terhadap lingkungan dan masyarakat.
Pendekatan sains teknologi masyarakat (STM) sesuai dengan salah satu tujuan pembelajaran IPA yaitu terbentuknya sifat ilmiah pada peserta didik, terdapat empat sikap yang tergolong sikap ilmiah, yaitu sikap, ingin tahu, berpikir original, berpikir kritis dan tekun. Proses IPA mempunyai hubungan yang sangat erat dengan perkembangan kognitif, kreatif dan daya nalar peserta didik (Karso, 1995).
Tujuan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM)
Berdasarkan pengertian STM sebagaimana diungkapkan dibagian sebelumnya, maka dapat diungkapkan bahwa yang menjadi tujuan pendekatan STM secara umum sebagaiman dungkapkan oleh Rumnsyah (2006) adalah agar para peserta didik mempunyai bekal pengetahuan yang cukup sehingga ia mampu mengambil keputusan penting tentang masalah-masalah dalam masyarakat dan sekaligus dapat mengambil tindakan sehubungan dengan keputusan yang diambilnya.
Menurut Penn state (2006) dan NC State University (2006) bahwa tujuan dari pada STM scara garis besar adalah:
1) Peserta didik mampu menghubungkan realitas social dengan topic pembelajaran di dalam kelas.
2) Peserta didik mampu menggunakan berbagai jalan/ perspektif untuk mensikapi berbagai isu/ situasi yang berkembang di masyarakat berdasarkan pandangan ilmiah.
3) Peserta didik mampu menjadikan dirinya sebagai warga masyarakat yang memiliki tanggung jawab social.