Setiap memasuki tahun ajaran baru semua mahasiswa “tamatan dari berbagai lembaga pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan swasta berbondong-bondong mendaftarkan diri di setiap universitas mereka berusaha mencari informasi yang sebanyak-banyaknya yang berkaitan dengan jurusan yang akan mereka ambil dan yang kelak akan mereka jalani.
Dalam memilih seluruh jurusan tentang kita semuanya sudah pahami jurusan yang banyak diminati pasti yang dapat membimbing setiap individunya lebih maju seperti bahasa Inggris dan yang mempunyai banyak lowong/lapangan pekerjaannya seperti ilmu-ilmu kesehatan dan keguruan selain dari pada itu sedikit sekali mahasiswa yang berminat memilih jurusan yang jarang terjamin bagi kelangsungan masa depannya seperti sejarah
Salah memilih jurusan sering kita dengar dari lisan-lisan para mahasiswa mengapa bisa begitu? Memang harus kita akui bahwa memilih jurusan yang bagus dan sesuai dengan kemampuan kita itu tidaklah muda. dalam hal memilih jurusan tidak hanya diri kita pribadi yang menentukan pilihan, tersebut tapi terkadang karena adanya pengaruh dari pihak yang kedua dan pihak yang kedua ini bisa datang dari keluarga orang tua, maupun sahabat/orang-orang yang dekat dengan kita.
Pada kenyataannya biasanya mahasiswa yang menekuni bidang tertentu karena desakan atau dorongan orang kedua ketika kita sedang berbicara lepas yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Secara sengaja maupun tidak yang keluar dari lisan-lisan mereka ! “ahh lebih baik aku pindah saja deh, karena saya merasa seperti orang yang bodoh, tidak ada yang saya pahami, saya ini memilih jurusan ini karena orang tua saya”
Dari pernyataan di atas kita bisa menangkap sesuatu kita suatu tidak keberdayaan mahasiswa tersebut karena mereka melakukan dengan paksa, serta tidak jarang pula kita dengar para mahasiswa yang salah memilih jurusan karena disebabkan ketidaktahuannya/ragu-ragu, terhadap jurusan yang dia pilih tersebut. Tapi mereka tetap nekad untuk memilih jurusan tersebut namun pada akhirnya mereka baru menyadari setelah bergelut di bidang tersebut, mereka baru mengatakan “seandainya” Mereka baru bisa mengukur kemampuan mereka.
Di samping itu juga para mahasiswa merasakan efek negatif dari tindakan tersebut. Kadangkala, mahasiswa seperti ini cepat merasa bosan disebabkan karena tidak adanya semangat. Di tambah lagi dengan mata kuliah tersebut sulit dan dosennya kurang kurang dapat memberi pemahaman kepada mereka yang berkaitan dengan mata kuliahnya, sehingga membuat mereka tambah malas yang bukan saja tidak suka pada mata kuliah tersebut, tapi juga membuat mereka tidak suka dengan dosen tersebut.
Setiap masuk mata kuliah yang di rasa sulit, seakan-akan mereka ingin melarikan diri (pulang), tetapi ada juga tetap ikut mata kuliah tersebut. Bahkan dia digolongkan sebagai orang rajin tapi semua itu mereka anggap sebagai formalitas yang hanya untuk mengikuti prosedur yang berlaku. Mereka datang kuliah hanya untuk menyenangkan hati orang menyuruh mereka kuliah walaupun dalam bathinnya merasa seakan-akan ingin bebas dari berbagai desakan dan kekuasaan orang yang berkuasa terhadap diri mereka.
Terkadang juga mereka tidak mau pusing atau berusaha. Tindakan mereka yang lakukan adalah menganggap enteng tugas atau ujian mereka mau enak saja, kalau ada tugas suruh bikin temannya yang lain cukup mereka memberikan uang saja, dan persoalan selesai. Dan tidak mau belajar kalau ada ujian semangat belajarnya kendor, selain itu juga mereka yang salah memilih jurusan biasanya membuat mereka berputus asa dan minder karena mereka merasa terbelakang dari teman-temannya mereka lebih banyak diam dari pada untuk mengeluarkan pendapat yang sulit baginya. Kalau dimintai pendapatnya mereka mengatakan mereka “tidak tahu” meski ada gambaran jawabannya tapi ada perasaan lain-lain yang mengganjal jika mereka keluarkan pendapat mereka
Dari beberapa pernyataan di atas memang tidak semua orang salah memilih jurusan dapat kita langsung memfonis mereka bahwa mereka kelak akan sukses, karena efek negatif dari tindakan yang mereka lakukan, memang ada sebagian yang seperti itu tapi itu tidak semuanya karena yang dibahas ini adalah efek negatifnya jadi kita cukupkan pembahasannya pada hal-hal yang berkaitan dengan masalah tersebut.